Bentuk Kontrak. Jenis-Jenis Kontrak.

mereka yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan Pasal 1338 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, yang menyebutkan: 1. Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang- Undang bagi mereka yang membuatnya. 2. Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau akarena alasan yang oleh undang- undang dinyatakan cukup untuk itu. 3. Persetujuan-persetujuan itu harus dilaksanakan dengan itikad baik. Ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut dalam hubungannya dengan perjanjian Internasional yang terdapat dapat Konvensi Wina Tahun 1969 Bagian III, mengenai pelaksanaan suatu kontrak berlaku asas atau prinsip “pacta sunt servanda”, artinya bahwa kontrak harus ditaati karena perjanjian yang dibuat oleh para pihak adalah mengikat bagi mereka yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang, sebab mempunyai kekuatan mengikat dan menjadi norma imperative dalam praktek perjanjian internasional. 59

6. Bentuk Kontrak.

59 Budiono Kusumohamidjojo, Suatu Studi terhadapAspek Operasional Konvensi Wina Tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional, Binacipta, Bandung, 1986, hal. 15. Dalam praktek sehari-hari, dikenal 3 tiga bentuk kontrak yaitu sebagai berikut : 60 1. Kontrak baku. Yaitu kontrak yang hampir seluruh klausulanya dibakukan dan di buat dalam bentuk formulir. Tujuan adalah untuk kelancaran proses kontrak dengan mengutamakan efisiensi, ekonomi, dan praktis. 2. Kontrak bebas. Dasar hukum kebebasan berkontrak ini adalah Pasal 1338 KUHPerdata. Namun, mengingat KUHPerdata Pasal 1338 ayat 3 mengenai asas keadilan serta undang-undang, pada prinsipnya kebebasan berkontrak itu masih harus memerhatikan prinsip kepatutan, kebiasaan, kesusilaan, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3. Kontrak tertulis dan tidak tertulis lisan. Kontrak tertulis adalah kontrak yang di buat oleh para pihak dalam bentuk tertulis. Sementara itu, kontrak lisan ialah suatu kontrak yang di buat oleh para pihak dalam wujud lisan cukup kesepakatan lisan para pihak. Dalam praktek sehari-hari, bentuk kontrak tertulis, seperti sebagai berikut : a. Kontrak di bawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan. 60 Syahmin AK, Op Cit, hal. 42. b. Kontrak dengan saksi Notaris untuk melegalisasikan tanda tangan para pihak. Fungsi kesaksian Notaris di sini atas dokumen semata-mata hanya untuk melegalisasikan tanda tangan para pihak saja. c. Kontrak yang di buat di hadapan dan oleh Notaris dalam bentuk akta notariil.

7. Jenis-Jenis Kontrak.

Masing-masing para ahli mempunyai pandangan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, dalam hal membagi-bagi jenis-jenis kontrak, antara lain, sebagai berikut : a. Kontrak menurut sumbernya. Menurut Sudikno Mertokusumo, menggolongkan kontrak berdasarkan dari sumber hukumnya menjadi 5 lima jenis, yaitu sebagai berikut : 1. Kontrak yang bersumber dari hukum keluarga. 2. Kontrak yang bersumber dari kebendaan. 3. Kontrak obligatoir. 4. Kontrak yang bersumber dari hukum acara. 5. Kontrak yang bersumber dari hukum publik. b. Kontrak menurut namanya. Ada 2 dua jenis, yaitu sebagai berikut : 61 1. Kontrak nominaat bernama adalah yang di kenal dalam KUHPerdata, yang terbagi atas: jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, persekutuan perdata, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penanggungan utang, perdamaian, dan lain-lain. 2. Kontrak innominaat tidak bernama adalah kontrak yang timbul, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Sehingga belum di kenal dalam KUHPerdata, yang terbagi atas: leasing, beli sewa, franchise, kontrak rahim, joint venture, kontrak karya, keagenan, production sharing dan lain-lain. c. Kontrak menurut bentuknya. Berdasarkan Pasal 1320 dan 1682 KUHPerdata yaitu kontrak tertulis dan tidak tertulis. 4. Kontrak timbal balik. Menurut Vollmar, membagi menjadi 2 dua, yaitu sebagai berikut : 62 a. Timbal balik tidak sempurna, yaitu senantiasa menimbulkan suatu kewajiban pokok bagi satu pihak, sedangkan pihak lainnya wajib melakukan sesuatu. b. Yang sepihak merupakan kontrak yang menimbulkan kewajiban bagi satu pihak saja. 61 Salim HS, Op Cit, hal. 18. 62 Vollmar. H.F.A, Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid II dijemah oleh I.S. Adiwimarta , Rajawali, Jakarta, 1984, hal. 130. 5. Kontrak cuma-cuma atau dengan alas hak yang membebani. Penggolongan ini didasarkan pada keuntungan salah satu pihak saja dan adanya prestasi dari pihak lainnya. 63 6. Kontrak berdasarkan sifatnya. Terbagi atas 2 dua jenis, yaitu sebagai berikut : 64 a. Kontrak kebendaan. b. Kontrak obligatoir. 7. Kontrak dari aspek larangannya. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, membagi atas: a. Kontrak oligopoli. b. Kontrak penetapan harga. c. Kontrak dengan harga berbeda. d. Kontrak dengan harga di bawah harga pasar. e. Kontrak yang memuat persyaratan. f. Kontrak pembagian wilayah. g. Kontrak pemboikotan. h. Kontrak kartel. 63 Vollmar, Op Cit, hal..133. 64 Ibid, hal 133 i. Kontrak trust. j. Kontrak oligopsoni. k. Kontrak integrasi vertical. l. Kontrak tertutup. m. Kontrak dengan pihak luar negeri.

8. Fungsi Kontrak.