Konsep Religiusitas Akuntan Publik Muslim

D. Konsep Religiusitas Akuntan Publik Muslim

Analisa terhadap hasil wawancara dan observasi yang telah tertuang dalam sub bab sebelumnya, menghasilkan sebuah konsep religiusitas akuntan publik muslim yang dilandasi dengan sabar (lihat gambar 4.1).

Gambar 4.1 Konsep Religiusitas Akuntan Publik Muslim

Rekan Kerja Sesama Muslim

1 Budaya KAP

Sandaran Etika Profesi

4 Janji Pada Hakikat

Perilaku

Sang I lahi Diri

Religius

Sabar

I slam Sebuah Kejelasan

Pimpinan KAP

Ukuran dan Kondisi KAP Konsep religiusitas akuntan publik muslim, merupakan sebuah gambaran bagaimana keberlangsungan religiusitas dalam profesi akuntan publik bagi seorang muslim:

1. Perilaku religius Perilaku religius merupakan perilaku positif dalam bekerja yang didasari pada rasa bertanggungjawab seorang hamba kepada Allah SWT. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, perilaku religius informan tercermin dalam 4 (empat) hal yakni kejujuran dalam mengungkapkan

profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan yang tercermin dalam bentuk datang ke kantor tepat waktu dan penyelesaian laporan audit secara profesional, independensi yakni ketidakberpihakan atau netral, dan proses

temuan

di

lapangan, lapangan,

2. Sabar sebagai landasan keyakinan dan perilaku religius Sabar berarti dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan I slam (Mujieb, dkk, 2009). Sabar merupakan keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam pendirian. Jiwa yang sabar tidak akan tergoyahkan dan pendiriannya tidak berubah, bagaimanapun berat tantangan yang dihadapi (Solihin dan Anwar, 2014). Amin (2015) menjelaskan bahwa sabar berarti konsisten dalam melaksanakan semua perintah Allah SWT, dan merupakan respon dari keyakinan yang dipertahankan. Disebutkan dalam Hawwa (1998) bahwa sabar adalah separuh iman, karena iman pasti disertai kesabaran.

Sabar merupakan landasan perilaku religius para informan atas keyakinannya sejak awal terhadap kesempurnaan I slam. Pertama, sabar sebagai sikap konsisten Sidik atas sebuah keyakinan bahwa jalan I slam adalah jalan yang benar dan diyakini sebagai sandaran etika profesi, memunculkan perilaku religius yakni profesionalitas. Keyakinan Sidik bahwa I slam adalah jalan yang tepat, secara konsisten terlihat dari bagaimana ia mengimplementasikannya dalam bentuk datang ke kantor tepat waktu dan pengerjaan laporan audit secara profesional. Dirinya sabar dengan teguh pada pendirian I slam sebagai sandaran etika profesi, yang ditunjukkannya dalam profesionalitas.

Kedua, sikap mental sabar ditunjukkan oleh Andi dengan keyakinannya bahwa melandaskan profesi pada I slam semata-mata adalah menepati janjinya kepada Allah SWT, dan perilaku religiusnya Kedua, sikap mental sabar ditunjukkan oleh Andi dengan keyakinannya bahwa melandaskan profesi pada I slam semata-mata adalah menepati janjinya kepada Allah SWT, dan perilaku religiusnya

Ketiga, sabar yang muncul dari dalam diri Guntur merupakan refleksi atas keyakinan bahwa I slam adalah sebuah kejelasan, dan perilaku religius yakni kejujuran. Sikap mental sabar, ia tunjukkan saat ia dapat konsisten pada pendiriannya bahwa I slam yang memberinya kejelasan adalah sebuah kebenaran. Perintah Allah SWT tidak hanya ia yakini bahwa hal tersebut dapat menuntunnya ke jalan yang lurus yang diridhoi Allah SWT, tetapi juga ia implementasikan dalam bentuk kejujurannya menghadapi berbagai temuan audit. Tekanan yang datang dari klien sebagai sebuah rintangan, tidak menghalanginya untuk teguh pada pendiriannya terhadap I slam.

Keempat, sabar merupakan landasan Deri atas keyakinannya bahwa I slam adalah hakikat diri yang penting bagi seorang muslim, dan perilaku religiusnya dalam proses penerbitan opini audit. Posisinya sebagai seorang Partner sangat strategis dalam proses penerbitan opini audit. Diskusi yang selalu ia lakukan terhadap setiap kliennya terkait opini audit yang akan diterbitkan adalah sikap sabarnya. I a bisa saja Keempat, sabar merupakan landasan Deri atas keyakinannya bahwa I slam adalah hakikat diri yang penting bagi seorang muslim, dan perilaku religiusnya dalam proses penerbitan opini audit. Posisinya sebagai seorang Partner sangat strategis dalam proses penerbitan opini audit. Diskusi yang selalu ia lakukan terhadap setiap kliennya terkait opini audit yang akan diterbitkan adalah sikap sabarnya. I a bisa saja

I slam yang diyakininya sebagai hakikat diri yang penting. Namun ia sabar dengan berusaha semaksimal mungkin menerbitkan opini audit sesuai dengan prosedur yang berlaku yang menurutnya tidak melanggar aturan I slam.

3. Lingkungan kerja religius Perilaku religius yang berasal dari keyakinan terhadap I slam dengan dilandasi sikap mental sabar, hanya akan terwujud jika dan hanya jika dikelilingi oleh lingkungan kerja yang religius. Lingkungan tersebut terdiri dari unsur rekan kerja yang sesama muslim, budaya yang berlaku di KAP, sosok dan gaya kepemimpinan pimpinan KAP, serta ukuran dan kondisi KAP. Seluruh unsur tersebut merupakan unsur yang mendorong para informan senantiasa mengingat Allah SWT ketika bekerja. Nilai-nilai I slam yang sebetulnya telah ada dalam diri para informan, akan semakin terjaga dan berkembang apabila didorong atau dimotivasi oleh unsur tersebut. Dengan demikian, mereka tetap dapat menjalankan ibadah dunia dan ibadah akhirat berjalan bersamaan, tanpa ada salah satu yang dikorbankan. Mereka pun dapat tetap taat kepada Sang Maha Kuasa dalam hal profesinya sebagai akuntan publik.