Rencana Pengembangan Infrastruktur Pendukung

5.5 Rencana Pengembangan Infrastruktur Pendukung

Rencana pengembangan infrastruktur pendukung yang berada dalam KEK Lhokseumawe sebagai berikut :

1. Pelabuhan Krueng Geukuh

Pelabuhan Krueng Geukueh telah ditetapkannya sebagai pelabuhan ekspor impor terbatas berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 61/M-DAG/PER/9/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 83/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu di Pelabuhan Umum Krueng Geukueh. Dalam mendukung pengembangan KEK Lhokseumawe, berbagai fasilitas pendukung pelabuhan akan ditingkatkan secara bertahap, seperti perluasan gudang dan pengepakan (logistik), peningkatan kualitas jalan menuju pelabuhan, fasilitas pendukung bongkar-muat, dan fasilitas lainnya.

2. Kelistrikan

Kebutuhan listrik dalam mendukung aktivitas ekonomi di KEK Lhokseumawe akan dilakukan PT PLN (Persero). PT PLN

sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Kota Lhokseumawe, dengan kapasitas produksi 200 mega watt yang berada dalam kawasan PT. Arun. Pembangunan PLTG tersebut guna memenuhi kebutuhan kelistrikan di dalam kawasan, disamping juga memenuhi kebutuhan listrik di Kota

Masterplan KEK Lhokseumawe

Lhokseumawe yang terus meningkat.

3. Pelabuhan Khusus PT. Arun-PAG dan PT. PIM

Pelabuhan laut yang dikelola PT Arun-PAG dan pelabuhan laut milik PT PIM akan dioptimalkan fungsinya untuk mendukung aktivitas ekonomi dan bisnis dalam kawasan (KEK). Berbagai fasilitas pendukung pelabuhan tersebut akan ditingkatkan kualitasnya.

4. Kawasan Perumahan Eks Karyawan PT. Arun dan Fasilitas Sosial

Luas areal permukiman milik PT Arun mencapai 610 ha. Di areal permukiman tersebut terdapat rumah sebanyak 1.150 unit, fasilitas olahraga (GOR), Stadion sepak bola, gedung pertemuan, guest house, perkantoran, supermarket, bank, masjid, rumah sakit, dan lapangan helipad. Areal permukiman tersebut akan direhabilitasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk kawasan permukiman dan aktivitas sosial dalam mendukung KEK Lhokseumawe. [

Masterplan KEK Lhokseumawe

Ketersediaan fasilitas atau infrastruktur pendukung yang berada di luar KEK Lhokseumawe atau wilayah hinterland yang turut mendukung percepatan kegiatan ekonomi kawasan yang saling terkoneksi, sebagai berikut :

1. Bandar Udara Malikussaleh dan Bandar Udara Khusus EMOI

Bandar udara Malikussaleh terletak di Kecamatan Muara Batu. Bandar udara ini melayani penerbangan masyarakat umum dan berada di bawah pengelolaan Pemkab Aceh Utara. Bandar udara ini merupakan bandara kelas III yang memiliki fasilitas bandara internasional yang dapat menampung pendaratan pesawat sejenis Fokker 28, herkules, ATR72-500 sampai dengan Pesawat Boing 727-200. Di bandar udara Malikussaleh aktivitas penerbangan dilayani PT. Wing Air melayani rute Medan, Lhokseumawe dengan jadwal 3 kali dalam satu minggu yaitu selasa, kamis dan sabtu. Selain itu, penerbangan Maskapai Garuda Indonesia melayani rute Medan, Lhokseumawe dengan jadwal 4 kali dalam satu minggu.

Di Kabupaten Aceh Utara, juga terdapat bandar udara khusus Perusahaan Exxon Mobil Indonesia (EMOI) yang terletak di Kecamatan Nibong. Pelabuhan ini hanya melayani kegiatan perusahaan EMOI. Kedua bandar udara tersebut merupakan pendukung kegiatan-kegiatan ekonomi yang berlangsung di dalam KEK Lhokseumawe.

2. Transportasi Darat dan Infrastruktur Jalan

Dalam kerangka konektivitas koridor Utara Aceh sebagai pendukung KEK Lhokseumawe memiliki transportasi darat dan infrastruktur jalan yang memadai. Jaringan jalan ini terdiri dari Jalan Negara (Nasional), Jalan Provinsi, dan Jalan Kabupaten. Keberadaan Jalan Nasional yang berupa Jalan Arteri Primer dan kolektor primer yang melintas antar kabupaten/kota ini menjadi pendorong perkembangan ekonomi di KEK Lhokseumawe. Kondisi jaringan jalan arteri primer yang melintasi kawasan ini secara umum cukup baik. Jaringan jalan tersebut menghubungi Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bener

Masterplan KEK Lhokseumawe

Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, dan Kota Lhokseumawe. Untuk jaringan jalan ini, yang akan terus dikembangkan dan ditingkatkan adalah jaringan jalan dari sentra produksi menuju PKS dan pelabuhan Krueng Geukuh. Yang juga tidak kalah penting adalah percepatan pembangunan jalan tembus yang lebih singkat yang menghubungkan wilayah tengah (Bener Meriah dan Aceh Tengah) dengan wilayah-wilayah Aceh lainnya, termasuk Aceh Utara dimana Pelabuhan Krueng Geukuh berada dalam KEK Lhokseumawe.