Prosedur dan Usia Dilakukannya Female Genital Mutilation
3.4. Prosedur dan Usia Dilakukannya Female Genital Mutilation
Tidak ada prosedur standar dalam melakukan FGM, karena prosedur yang dipraktikkan oleh masyarakat dunia sangatlah bervariasi tergantung pada daerah, kebiasaan masyarakat serta adat-istiadat dimana perempuan tersebut tinggal. Sebagai contoh prosedur introcission yang dipraktekkan oleh suku Pitta-Patta Aborigin di Australia sangatlah berbeda dengan prosedur introcission yang dipraktekkan di Meksiko.
Menurut Amnesti Internasional terdapat prosedur secara umum mengenai proses dilakukannya FGM yaitu: 85
1. Seorang perempuan yang akan melakukan FGM akan disuruh duduk di dalam air dingin untuk mematikan rasa di daerah yang akan dipotong serta mengurangi kemungkinan pendarahan. Pada umumnya perempuan tersebut tidak akan diberikan penghilang rasa sakit, perempuan tersebut akan dibuat tidak bergarak dengan cara dipegangi oleh perempuan-perempuan yang lebih tua, kaki perempuan tersebut akan dibuka dengan lebar sehingga bagian vagina akan terekspos.
85 http://www.amnesty.org/ailib/intcam/femgen/fgm , diakses 17 September 2007
2. Mutilasi akan dilakukan dengan mempergunakan alat pemotong seperti pecahan kaca, besi tipis, gunting, silet atau benda-benda tajam lainnya. Bila tipe FGM yang dilakukan adalah infabulasi maka duri atau jahitan yang akan dipergunakan untuk menahan serta merapatkan kedua sisi dari labia mayora dan labia minora yang telah dipotong dengan terlebih dahulu menyelipkan bambu atau kayu untuk menciptakan lubang pada daerah yang dirapatkan.
3. Selanjutnya perempuan tersebut akan diikat kakinya dan dibiarkan tergantung selama kurang lebih 40 hari, untuk menyembuhkan luka penggunaan bubuk antiseptik dimungkinkan, tetapi biasanya dipergunakan salep yang mengandung campuran tumbuh-tumbuhan obat, susu, telur, abu atau kotoran yang dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan.
Bagi perempuan yang diinfabulasi tidak akan memiliki besar lubang vagina yang normal, lubang vagina ini menjadi sangat kecil kira-kira hanya sebesar kepala korek api dan tidak mungkin melakukan aktifitas seksual. Hal ini dimungkinkan karena tujuan utama dari dilakukannya infabulasi adalah menjaga keperawanan perempuan yang belum menikah. Bila perempuan yang diinfabulasi hendak melakukan aktivitas seksual, maka ia harus dibuka kembali (defibulasi), dan nantinya dibuka lebih lebar lagi untuk kepentingan persalinan. Pada banyak kebudayaan, defibulasi ini akan dilakukan oleh seorang suami setelah mengetahui bahwa pengantinnya masih perawan. Proses defabulasi ini dilakukan dengan Bagi perempuan yang diinfabulasi tidak akan memiliki besar lubang vagina yang normal, lubang vagina ini menjadi sangat kecil kira-kira hanya sebesar kepala korek api dan tidak mungkin melakukan aktifitas seksual. Hal ini dimungkinkan karena tujuan utama dari dilakukannya infabulasi adalah menjaga keperawanan perempuan yang belum menikah. Bila perempuan yang diinfabulasi hendak melakukan aktivitas seksual, maka ia harus dibuka kembali (defibulasi), dan nantinya dibuka lebih lebar lagi untuk kepentingan persalinan. Pada banyak kebudayaan, defibulasi ini akan dilakukan oleh seorang suami setelah mengetahui bahwa pengantinnya masih perawan. Proses defabulasi ini dilakukan dengan
Mengenai tempat, pelaksanaan FGM ini biasanya dilakukan di rumah pribadi, tetangga, kerabat pusat kesehatan, atau bila FGM dianggap sebagai proses inisiasi
maka akan dipilih sungai atau pohon tertentu. 86 Prosedur FGM ini sangatlah menyakitkan, baik pada saat prosedur dilaksanakan maupun pada masa setelah
prosedur selesai. Tetapi anehnya sebagian besar pelaku FGM adalah perempuan sendiri dan hanya sedikit kebudayaan yang memungkinkan prosedur ini dilakukan pria.
Seperti halnya prosedur usia dilakukannya FGM juga bervariasi namun pada umumnya FGM biasa dipraktekkan pada perempuan yang berumur 4 sampai 10 tahun, walaupun di beberapa komunitas tertentu FGM ini dipraktekkan pada masa bayi atau ditunda sampai seorang perempuan akan menikah. Pada beberapa tempat terutama di pedesaan, orang yang melakukan pemutilasian ini yaitu dukun mutilasi atau bidan akan mendapat upah walaupun proses pelaksanaannya tanpa obat bius. Dalam proses FGM biasanya digunakan beberapa alat seperti pisau, pecahan gelas, pisau cukur, atau gunting. Namun, di negara-negara yang sudah berkembang FGM dilakukan secara higienis dengan menggunakan obat bius.
86 http://www.amnesty.org/ailib/intcam/femgen/fgm , diakses 17 September 2007