Faktor Kerusakan TINJAUAN PUSTAKA

24

2.6 Faktor Kerusakan

Disturbance F actor Nilai D merupakan faktor kerusakan yang tergantung derajat kerusakan massa batuan yang disebabkan oleh peledakan maupun pelepasan tegangan. Dalam desain suatu lereng pada tambang terbuka dengan kriteria Hoek-Brown dengan asumsi massa batuan insitu tidak terganggu undisturb in-situ rock masses dimana D=0 adalah terlalu optimistis Hoek, 2002. Kerusakan massa batuan dapat disebabkan oleh peledakan dan pelepasan tegangan stress release akibat lepasnya overburden, oleh karena itu harus dipertimbangkan adanya faktor untuk mempertimbangkan tingkat kerusakan massa batuan akibat proses tersebut, untuk mengakomodasi hal tersebut, Hoek 2002 memperkenalkan faktor kerusakan massa batuan disturbance factor D yang merupakan nilai tingkat kerusakan massa batuan yang diakibatkan oleh peledakan maupun pelepasan tegangan. Pedoman untuk menentukan besaran nilai D disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Pedoman untuk memperkirakan faktor kerusakan Hoek, 2002. Massa Batuan Deskripsi Massa Batuan Nilai D Kualitas peledakan yang sangat baik atau pengeboran menggunakan alat bor terowongan yang menghasilkan kerusakan minimum massa batuan di sekitar terowongan D = 0 Penggalian mekanik pada massa batuan lemah tanpa peledakan menghasilkan gangguan minimal. Penggalian lubang bukaan tambang menghasilkan pengangkatan lantai yang jelas, sehingga gangguan bisa sangat besar. D = 0 D = 0.5 25 Massa Batuan Deskripsi Massa Batuan Nilai D Kualitas peledakan yang buruk pada terowongan batuan keras, tingkat kerusakan lokal besar, berpengaruh 2 sampai 3 m massa batuan sekitarnya. D = 0,8 Pengaruh peledakan skala kecil pada lereng, mengakibatkan kerusakan menengah pada massa batuan. D = 0,7 Peledakan Baik D = 1,0 Peledakan Buruk Kemiringan lereng tambang terbuka yang sangat besar, mengalami gangguan yang besar karena hasil peledakan dan juga karena pengaruh dari pemindahan overburden. Pada beberapa batuan lemah, penggalian dapat dilakukan dengan menggaruk dan mendorong dengan alat mekanik, dan mengakibatkan tingkat kerusakan yang kecil pada lereng. D = 1,0 Peledakan Produksi D = 0,7 Penggalia n Mekanik Penentuan nilai D Disturbance Factor , juga perlu memperhatikan luasan daerah yang terkena efek dari peledakan Hoek, 2012. Pada lereng yang akan dianalisis, tidak semua daerah akan terkena dampak dari peledakan atau dengan kata lain nilai D tidak dapat disamaratakan. Daerah tersebut dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu Disturbed Rock Mass dan Undisturbed Rock Mass Gambar 2.7 halaman 26. Cara perhitungan menurut Hoek dan Karzulovic 2000, dapat dinyatakan sebagai berikut : T =1,5 x H …………………………………………. 2.3 Tabel 2.2 Lanjutan 26 Gambar 2.7 Representasi antara Undisturbed Rockmass dan Blasted Rock Hoek dan Karzulovic, 2000. 2.7 Window Mapping Pemetaan geoteknik merupakan metode dalam mendapatkan gambaran kondisi lapangan, dalam assessment geoteknik dan pit tambang. Menurut Wyllie dan Mah 2004, terdapat beberapa metode yang umum dipakai antara lain s canline mapping dan window mapping . Metode-metode ini dapat dilakukan di lereng tambang baik highwall maupun lowwall. Highwall merupakan lereng terjal yang arah kemiringannya memotong atau tegak lurus dari bidang perlapisan batubara sedangkan lowwall merupakan lereng landai yang arah kemiringannya sejajar dengan bidang perlapisan batubara Swana dkk, 2012. Tujuan dilakukannya geotechnical mapping yaitu untuk mengumpulkan data antara lain : 1. Kehadiran, karakteristik dan keberagaman bidang diskontinuitas seperti bedding , kekar maupun patahan di lereng tambang. 2. Keberagaman karakteristik dan kekuatan massa batuan pada lereng tambang. 3. Kondisi massa batuan pelapukan, kekuatan, kekar, bentuk blok, GSI. Hal-hal yang dimasukkan dalam Window Mapping antara lain lokasi mapping , koordinat, elevasi dan orientasi lereng. Parameter yang dihitung antara lain Australian Standard, 2005 : 27 1. Deskripsi Massa Batuan, yang terdiri dari tingkat pelapukan, tingkat kekuatan, bentuk blok batuan, jumlah set discontinuity . Untuk pedoman dalam deskripsi massa batuan sebagai berikut seperti pada Tabel 2.3-2.5 halaman 27-28 : Tabel 2.3 Tingkat pelapukan batuan Australian Standard, 2005 Pelapukan Kode Istilah Pengertian RS Tanah residu Tanah terbentuk pada batuan yang sangat lapuk, struktur dan material penyusunya massa batuan sudah tidak diketemukan XW Sangat lapuk Pelapukan batuan yang meluas dan memiliki material tanah dan akan memisahkan diri atau dapat dihancurkan dengan tangan di dalam air DW Lapuk Tegas Perybahan warna yang kontras, biasanya karena pelapukan mineral besi Fe dan kekuatan massa batuan telah berubah karena pelapukan SW Lapuk samar Sedikit mengalami perubahan warna, sedikit menunjukan perubahan pada kekuatan batuan FR Segar Tidak terdapat perubahan warna atau zat warna Tabel 2.4 Tingkat kekuatan batuan Australian Standard, 2005 Kekuatan Kode Istilah Is 50 MPa Pengertian EL Rendah sekali 0,03 Mudah dihancurkan dengan tangan untuk material yang mengandung tanah VL Sangat rendah 0,03-0,1 Material hancur dibawah pukulan kuat dengan ujung runcing palu, dan dapat di kelupas dengan pisau, sangat sulit untuk memotong sample triaksial menggunakan tangan. Potongan diatas 30 mm dapat dihancurkan menggunakan tekanan jari L Rendah 0,1-0,3 Dapat digores dengan pisau, retakan dengan jarak 1-3 mm yang ditunjukan oleh sampel dengan pukulan kuat pada ujung palu. Satu potongan inti batuan yang panjangnya 150 mm dan diameter 28 Kode Istilah Is 50 MPa Pengertian 50 mm dapat dihancurkan dengan tangan, sisi yang runcing pada inti batuan rapuh dan hancur ketika dipegang M Sedang 0,3-1 Sangat dapat digores dengan pisau, potongan inti batuan panjang 150 mm dan diameter 50 mm dapat dihancurkan dengan tangan dengan susah H Tinggi 1-3 Potongan inti batuan panjang 150 mm dan diameter 50 mm tidak dapat dihancurkan menggunakan tangan tetapi dapat dihancurkan dengan palu dengan sekali pukulan VH Sangat Tinggi 3-10 Sampel batuan hancur dengan dengan lebih dari 1 kali pukulan, batuan bergetar karena pukulan EH Tinggi Sekali 10 Sampel batuan membutuhkan banyak pukulan dengan palu untuk menghancurkan ikantan marerial , batuan bergetar karena pukulan Tabel 2.5 Bentuk blok batuan Australian Standard, 2005 Bentuk Kode Istilah Pengertian BLK Kubus Seperti bentuk kubus dengan sisi yang menyerupai TAB Berlembar Berbentuk lempengan dengan tebal lebih kecil dibandingkan panjang atau lebarnya COL Balok Tinggi bidang lebih besar dibandingkan lebar dan tebalnya IRR Tidak Beraturan Bentuk bidang tidak beraturan 2. Deskripsi Diskontinuitas, yang terdiri dari tipe diskontinuitas, orientasi bidang diskontinuitas, panjang, spasi, bentuk, kekasaran, material pengisi dan ketebalan. Untuk pedoman dalam bidang diskontinuitas sebagai berikut seperti pada Tabel 2.6-2.9 pada halaman 29-30 : 29 Tabel 2.6 Jenis-jenis ketidakselarasan Australian Standard, 2005 Jenis Ketidakselarasan Kode Istilah Pengertian B Bedding parting Kekar sejajar dengan perlapisan batuan J Joint Kekar yang memotong perlapisan batuan C Cleat Celah kekar yang tertutup material lain didalam batubara F Fault Ketidakselarasan mayor yang memotong sepanjang perlapisan batuan dengan offset yang terlihat jelas atau perpindahan sepanjang sebuah bidang. Sesar dapat bersih atau terdapat zona sempit material pengisi S Bedding shear Zona sempit dari pergeseran parallel terhadap salah satu perlapisan sepanjang kontak antara dua lapisan yang berdekatan atau seluruhnya dengan sebagian lapisan, biasanya lempung, sepanjang pergeseran yang terjadi. Permukaan yang halus dan tegas muncul Z FaultShear zone Zona lempengan yang terdapat banyak parallel atau sesar mendatar karena perpindahan. Seringkali terdiri dari hancuran atau material yang telah bergerser. Tabel 2.7 Bentuk ketidakselarasan Australian Standard, 2005 Bentuk Ketidakselarasan Kode Istilah Pengertian P Datar Permukaan ketidakselarasan adalah bidang datar C Kurva Permukaan ketidakselarasan bebentuk melengkung, bisa cekung atau cembung. Bentuk lengkungan bisa satu sumbu silinder atau dua sumbu bola W Bergelombang Permukaan ketidakselarasan bergelombang atau undulasi dan tersusun atas pengulangan bentuk cekung-cembungdari bidang tengah ketidakselarasan S Putus-putus Permukaan ketidakselarasan tersusun atas bidang runcing Tabel 2.8 Tingkat kekasaran Australian Standard, 2005 Kekasaran Kode Pengertian Kode Pengertian Kode Pengertian 1 Putus-putus-kasar 4 Bergelombang- Kasar 7 Datar- kasar 2 Putus-putus-halus 5 Bergelombang- halus 8 Datar- halus 3 Putus-putus- runcing 6 Bergelombang- runcing 9 Datar- runcing 30 Tabel 2.9 Jenis material pengisi Australian Standard, 2005 Material Pengisi Kode Pengertian Kode Pengertian Kode Pengertian A Clayed sandsandy clay O Coal T Silt B Carbonaceous matter P Pyrite X Clean, no infill atau coating C Calcite Q Quartz Y Clay G Graphite R Resin amber L Limoniteiron staining S Sand 2.8 Mekanisme Keruntuhan 2.8.1 Konsep Keruntuhan