83
Analisis dilakukan dengan membuat 6 sayatan di sepanjang area penambangan Pit 7
West
B berarah barat-timur.
4.5.1 Sayatan A- A’
Gambar 4.33 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan A-
A‟ sisi highwall
Sayatan A- A‟ memiliki panjang 354 meter yang membentang dari
barat laut ke tenggara pada peta. Dengan sayatan yang dibuat didapatkan morfologi kontur aktual sehingga dapat dibuat permodelan
lereng seperti pada Gambar 4.33 halaman 82. Permodelan lereng dibuat dan dianalisis menggunakan software Minescape, Autocad 7, dan
Rocscience Slide 6. Elevasi di titik A adalah 28 mdpl dan elevasi di titik A‟ adalah 46 mdpl dengan tinggi maksimal lereng adalah 98 m yang
dihitung dari elevasi -50 mdpl.
Seismic load
menunjukan pengaruh gelombang gempa yang dihasilkan dari proses
blasting
yang mengakibatkan getaran gelombang kearah horisontal maupun vertical
sebesar 0,02 g. Sudut yang dibentuk antara perlapisan batupasir, batulempung dan batubara memiliki dip antara 45
-50 dengan arah
strike N 215 E, secara umur relatif dapat diketahui dari penampang
lereng, bahwa batupasir berumur lebih tua dari batulempung dan batulempung berumur lebih tua dari batubara.
Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan metode bishop karena metode ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode
lainya, diantaranya perhitungan yang sederhana, cepat dan memberikan hasil perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti. Pada analisis ini,
menggunakan total 20
slice
. Nilai
material properties
didapatkan dari
A A
’
84
hasil uji laboratorium, setelah dilakukan
input
terhadap parameter densitas, kohesi dan sudut geser dalam didapatkan hasil kestabilan
lereng minimal dinding
highwall
sayatan A- A‟ sebesar 3,1 yang
menyatakan bahwa lereng dalam kondisi aman sesuai dengan kriteria dari Bowles, 1989.
Gambar 4.34 Analisis kestabilan lereng desain highwall sayatan A- A‟
Desain pada Gambar 4.34 di atas memiliki panjang 354 m dengan elevasi minimum base -50 m tinggi maksimal sisi
highwall
65 m dan sisi
lowwall
76 m dengan
single slope
65 rata-rata
overall slope
50 .
Batubara yang masuk ke dalam area ini adalah seam X dan X1 dengan tebal masing-masing 4 m dan 3 m.
Berdasarkan pada hasil analisis didapatkan nilai FK 1,9 yang menyatakan bahwa desain
highwall
ini aman untuk digunakan dalam proses penambangan Bowles,1989.
Gambar 4.35 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan A-
A‟ sisi lowwall
A A
’
A A
’
85
Analisis kestabilan lereng sisi
lowwall
seperti pada Gambar 4.35 di atas, memiliki nilai FK 1,5 yang menandakan bahwa lereng ini aman
stable
. Nilai FK terendah berada pada lapisan
soil
, sehingga upaya untuk meningkatkan nilai stabilitas lereng dapat dilakukan dengan
menghilangkan lapisan
soil
dengan tebal sekitar 2-8 m, karena
soil
memiliki sifat menampung air sehingga ikatan antar partikel pada
soil
akan menurun seiring bertambahnya volume air yang masuk. Kekuatan gesernya pun akan menurun, sehingga dapat memicu terjadinya
longsoran. Perlakuan lain yang dapat diterapkan adalah dengan merapikan
bench
dan lereng
lowwall,
melakukan pengeboran pada sisi
lowwall
secara tegak lurus untuk mengeluarkan air yang tersimpan dalam formasi batuan terutama pada batupasir karena batuan ini
memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang cukup baik, sehingga akan berpengaruh pada stabilitas dinding lereng, pembuatan parit pada
bench
juga akan memberikan dampak positif sehingga air hujan akan mengalir melalui parit dan penyerapan air oleh batuan pada dinding
semakin berkurang. Desain
lowwall
pada Gambar 4.36 memiliki 3
slope
dan 2
bench
dengan kemiringan 47 , dari hasil analisis
didapatkan nilai FK 1,9 yang menandakan bahwa desain ini aman untuk digunakan Bowles, 1989
Gambar 4.36 Analisis kestabilan lereng desain lowwall sayatan A- A‟
A A
’
86
Gambar 4.37 Grafik FK kondisi aktual terhadap jarak horizontal koordinat x sayatan A-
A‟
Berdasarkan pada grafik yang ditunjukan oleh Gambar 4.37 di atas dapat diketahui bahwa nilai FK mengalami kenaikan sampai jarak 135
m kemudian mengalami kenaikan secara signifikan mulai 146 m sampai jarak 155 m dan mengalami penurunan kembali sampai jarak 160 m,
naik kembali sampai jarak 170 m dan turun secara drastis sampai pada jarak 180 m.
2. Sayatan B-
B’
Gambar 4.38 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan B-
ψ‟ sisi highwall
Sayatan B- ψ‟ seperti pada Gambar 4.38 memiliki panjang 354
meter yang membentang dari barat laut ke tenggara pada peta. Elevasi di titik ψ adalah 21,1 mdpl dan elevasi di titik ψ‟ adalah 19 mdpl
dengan tinggi maksimal lereng adalah 71 m yang dihitung dari elevasi - 50 mdpl. Hasil analisis kestabilan lereng minimum dinding
highwall
B B
’
87
sayatan B- ψ‟ sebesar 2,6 yang menandakan bahwa lereng dalam kondisi
aman Bowles,1989
Gambar 4.39 Analisis kestabilan lereng desain highwall sayatan B-
ψ‟
Desain pada Gambar 4.39 di atas memiliki panjang 354 m dengan elevasi minimum base -50 m tinggi maksimal sisi
highwall
70 m dan sisi
lowwall
63 m dengan
single slope
65 rata-rata
overall slope
52 .
Batubara yang masuk ke dalam area ini adalah seam X, X1, dan X5 dengan tebal masing-masing 4 m, 3 m, 2 m.
Berdasarkan pada hasil analisis didapatkan nilai FK 1,7 yang menyatakan bahwa desain
highwall
ini aman untuk digunakan dalam proses penambangan Bowles, 1989. Analisis kestabilan lereng untuk
sisi
lowwall
seperti pada Gambar 4.40 memiliki nilai FK 3,8 yang menandakan bahwa lereng ini aman
stable
sesuai kriteria Bowles 1989.
Gambar 4.40 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan B-
ψ‟ sisi lowwall
B’ B
B B
’
88
Gambar 4.41 Analisis kestabilan lereng desain lowwall sayatan B- ψ‟
Desain
lowwall
pada Gambar 4.41 memiliki 2
slope
dan 1
bench
dengan kemiringan 46 . Dari hasil analisis didapatkan nilai FK 2,1 yang
menandakan bahwa desain ini aman untuk digunakan Bowles, 1989.
Gambar 4.42 Grafik FK kondisi aktual terhadap jarak horizontal koordinat x sayatan B-
ψ‟
Berdasarkan pada Gambar 4.42 di atas dapat diketahui bahwa nilai FK mengalami kenaikan secara signifikan dari jarak 126 m sampai jarak
150 m, kemudian mengalami penurunan sampai jarak 172 m. Naik turunya nilai FK dipengaruhi tinggi lereng, sudut lereng, elevasi dan
litologi yang ada. Semakin tinggi lereng nilai FK akan semakin kecil dan litologi dengan densitas lebih besar berpengaruh menurunkan nilai
kestabilan lereng begitu pula dengan sudut lereng, semakin kecil sudut kelerengan lereng landai lereng akan cenderung lebih stabil.
B’ B
89
3. Sayatan C- C’
Gambar 4.43 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan C-
ω‟ sisi highwall
Sayatan C- ω‟ Gambar 4.43 memiliki panjang 354 meter yang
membentang dari barat laut ke tenggara pada peta. Elevasi di titik C adalah 36 mdpl dan elevasi di titik ω‟ adalah 39 mdpl dengan tinggi
maksimal lereng adalah 94 m yang dihitung dari elevasi -50 mdpl. Hasil analisis kestabilan lereng minimum dinding
highwall
sayatan C-
ω‟ sebesar 2,7 yang menyatakan bahwa lereng dalam kondisi aman sesuai dengan kriteria dari Bowles 1989.
Gambar 4.44 Analisis kestabilan lereng desain highwall sayatan C-
ω‟
Desain pada Gambar 4.44 di atas memiliki panjang 354 m dengan elevasi minimum base -50 m tinggi maksimal sisi
highwall
82 m dan sisi
lowwall
82 m dengan
single slope
65 rata-rata
overall slope
52 .
Litologi penyusun lereng
lowwall
dan
highwall
adalah batupasir,
batubara dan batulempung, kontak perlapisan batubara, batupasir
C C
’
C C
’
90
dengan batulempung memiliki strikedip N 222 E 46
. Batubara yang masuk ke dalam area ini adalah seam X, X1, dan X5 dengan tebal
masing-masing 4 m, 3 m, 2 m. Berdasarkan pada hasil analisis didapatkan nilai FK 1,4 yang
menyatakan bahwa desain
highwall
ini aman untuk digunakan dalam proses penambangan Bowles,1989. Analisis lereng untuk sisi
lowwall
seperti pada Gambar 4.45 di bawah didapatkan nilai FK 2,2 dan menurut Bowles 1989 termasuk dalam kategori lereng amanstabil.
Gambar 4.45 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan C-
ω‟ sisi lowwall
Gambar 4.46 Analisis kestabilan lereng desain lowwall sayatan C-
ω‟
Desain
lowwall
pada Gambar 4.46 memiliki 3
slope
dan 2
bench
dengan kemiringan 46 . Dari hasil analisis didapatkan nilai FK 1,9 yang
menandakan bahwa desain ini aman untuk digunakan Bowles, 1989. Pada prinsipnya keberadaan lapisan
soil
menurunkan nilai kestabilan lereng, untuk mencegah terjadinya longsoran dapat dilakukan dengan
C’ C
C C’
91
membuang lapisan
soil
elevasi diatas 40 mdpl karena soil memiliki sifat menampung air sehingga akan mengurangi kekuatan ikatan antar
partikel selain itu juga akan menurunkan kekuatan geser seiring bertambahnya volume air yang terserap
.
Perlakuan lain yang dapat diterapkan adalah dengan melakukan pengeboran pada sisi
lowwall
secara tegak lurus untuk mengeluarkan air yang tersimpan dalam formasi batuan terutama pada batupasir, karena batuan ini memiliki
porositas dan permeabilitas yang tergolong baik sehingga akan
berpengaruh pada stabilitas dinding lereng
lowwall
, pembuatan parit pada
bench
juga akan memberikan dampak positif sehingga air hujan akan mengalir melalui parit dan penyerapan air oleh batuan pada
dinding semakin berkurang. Manifestasi air yang keluar dari dinding lereng baik
lowwall
maupun
highwall
mengindikasikan bahwa dibelakang lapisan batuan tersebut terdapat air bertekanan yang
tersimpan pada batuan
porous
dan sewaktu-waktu dinding penahan
impermeable layer
tidak kuat menahan pergerakan air yang keluar menuruni lereng, akan terjadi longsoran yang diikuti dengan semburan
air formasi. Hal ini dapat diketahui memalui rembesan air pada dinding lereng yang bukan diakibatkan karena hujan, gelembung-gelembung air
pada dasar tambang di bagian
sump
ataupun genangan air. Struktur geologi berupa sesar akan menjadi tempat keluarnya air pada dinding
lereng, jika struktur sesar jumlahnya relatif banyak maka akan menjadi media keluarnya aliran mata air dan ini sangat membahayakan proses
penambangan. Berdasarkan pada Gambar 4.47 halaman 92 dapat diketahui bahwa nilai FK mengalami kenaikan secara signifikan mulai
jarak 150 m hingga 172 m dan mengalami penurunan secara signifikan pula sampai pada jarak 193 m.
92
Gambar 4.47 Grafik FK aktual terhadap jarak horizontal koordinat x sayatan C-
ω‟
4. Sayatan D- D’
Gambar 4.48 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan D-
D‟ sisi highwall
Sayatan D- D‟ memiliki panjang 354 meter yang membentang dari
barat laut ke tenggara pada peta. Elevasi di titik D adalah 12 mdpl dan elevasi di titik D‟ adalah 16 mdpl dengan tinggi maksimal
lereng adalah 71,7 m yang dihitung dari elevasi -50 mdpl. Hasil analisis kestabilan lereng minimum dinding
highwall
sayatan D- D‟ sebesar 3,4
seperti Gambar 4.48 yang menyatakan bahwa lereng dalam kondisi aman sesuai dengan kriteria Bowles 1989.
D D’
93
Gambar 4.49 Analisis kestabilan lereng desain highwall sayatan D- D‟
Desain pada Gambar 4.49 memiliki panjang 354 m dengan elevasi minimum base -50 m tinggi maksimal sisi
highwall
70 m dan sisi
lowwall
74 m dengan
single slope
65 rata-rata
overall slope
52 .
Litologi penyusun lereng
lowwall
dan
highwall
adalah batupasir,
batubara dan batulempung, kontak perlapisan batubara, batupasir dengan batulempung memiliki strikedip N 218
E 47 . Batubara yang
masuk ke dalam area ini adalah seam X, X1, dan X5 dengan tebal masing-masing 4 m, 3 m, 2 m.
Berdasarkan pada hasil analisis didapatkan nilai FK 1,4 yang menyatakan bahwa desain
highwall
ini aman untuk digunakan dalam proses penambangan Bowles,1989. Analisis lereng untuk yang sisi
lowwall
seperti pada Gambar 4.50 halaman 96, didapatkan nilai FK 2,8 yang menandakan bahwa lereng ini berada pada kondisi amanstabil
Bowles,1989. Desain
lowwall
pada Gambar 4.51 halaman 94 memiliki 2
slope
dan 1
bench
dengan kemiringan 47 . Dari hasil
analisis didapatkan nilai FK 2,2 yang menandakan bahwa desain ini aman untuk digunakan Bowles, 1989.
D D’
94
Gambar 4.50 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan D-
D‟ sisi lowwall
Gambar 4.51 Analisis kestabilan lereng desain lowwall sayatan D- D‟
Gambar 4.52 Grafik FK kondisi aktual terhadap jarak horizontal koordinat x sayatan D-
D‟
Berdasarkan pada Gambar 4.52 di atas dapat diketahui bahwa nilai FK dari jarak 140-155 m mengalami penurunan seiring berkurangnnya
elevasi kemudian mengalami peningkatan secara signifikan sampai jarak 165 m dan pada jarak 165-170 nilai FK cenderung stabil hal ini
dikarenakan melalui
bench
dengan litologi yang sama, kemudian naik
D D’
D’ D
95
secara signifikan sampai jarak 180 m dan turun kembali sampai jarak 200 m.
5. Sayatan E- E’
Gambar 4.53 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan E-
E‟ sisi highwall
Sayatan E- E‟ pada Gambar 4.53 memiliki panjang 354 meter yang
membentang dari barat laut ke tenggara pada peta. Elevasi di titik E adalah 33 mdpl dan elevasi di titik E‟ adalah 22 mdpl dengan tinggi
maksimal lereng adalah 84 m yang dihitung dari elevasi -50 mdpl. Hasil analisis kestabilan lereng minimum dinding
highwall
sayatan E-
E‟ sebesar 3,5 sehingga dapat dinyatakan bahwa lereng dalam kondisi aman sesuai dengan kriteria Bowles 1989.
Gambar 4.54 Analisis kestabilan lereng desain highwall sayatan E-
E‟
Desain pada Gambar 4.54 memiliki panjang 254 m dengan elevasi minimum base -50 m tinggi maksimal sisi
highwall
80 m dan sisi
lowwall
78 m dengan
single slope
65 rata-rata
overall slope
52 .
E E
’
E E
’
96
Litologi penyusun lereng
lowwall
dan
highwall
adalah batupasir,
batubara dan batulempung, kontak perlapisan batubara, batupasir dengan batulempung memiliki strikedip N 227
E 46 . Batubara yang
masuk ke dalam area ini adalah seam X, X1, dan X5 dengan tebal masing-masing 4 m, 3 m, 2 m.
Berdasarkan pada hasil analisis didapatkan nilai FK 1,5 yang menandakan bahwa desain
highwall
ini aman untuk digunakan dalam proses penambangan Bowles,1989. Analisis kestabilan lereng sisi
lowwall
seperti pada Gambar 4.55 didapatkan nilai FK 2,8 yang menandakan bahwa lereng ini aman
safety
sesuai kriteria Bowles 1989. Desain
lowwall
pada Gambar 4.56 halaman 97 memiliki 3
slope
dan 2
bench
dengan kemiringan 46 . Dari hasil analisis
didapatkan nilai FK 1,9 yang menandakan bahwa desain ini aman untuk digunakan Bowles, 1989.
Gambar 4.55 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan E-
E‟ sisi lowwall
Gambar 4.56 Analisis kestabilan lereng desain lowwall sayatan E-
E‟
E’ E
E E
’
97
Gambar 4.57 Grafik FK kondisi aktual terhadap jarak horizontal koordinat x sayatan E-
E‟
Berdasarkan pada Gambar 4.57 dapat diketahui bahwa kenaikan dan penurunan nilai FK sepanjang jarak sayatan terjadi secara
fluktuatif. Nilai FK pada jarak 95-105 m mengalami penurunan hal ini dikarenakan mengikuti topografi lereng, kemudian mengalami kenaikan
sampai jarak 115 m seiring melewati bench yang relative lebih stabil, kemudian mengalami penurunan kembali dan mengalami kenaikan
signifikan dari jarak 118-142 m.
6. Sayatan F- F’
Gambar 4.58 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan F-
F‟ sisi highwall
Sayatan F- F‟ Gambar 4.58 memiliki panjang 354 meter yang
membentang dari barat laut ke tenggara pada peta. Ke arah timur sejauh 137 m morfologi berupa lereng bergelombang-berbukit dengan sudut
lereng 15 Van Zuidam, 1983. Bergerak ke arah timur sejauh 218 m
F F’
98
dijumpai morfologi dataran dengan sudut lereng 0-2 Van Zuidam,
1983. Litologi penyusun lereng
lowwall
dan
highwall
adalah batupasir,
batubara dan batulempung, kontak perlapisan batubara dengan batulempung memiliki strikedip N 228
E 51 dan kontak batubara
dengan batupasir memiliki strikedip N 220 E48
. Batubara yang masuk ke dalam area penambangan Pit 7
West
B ini terdapat 3 seam yaitu seam X, X1 dan X5 dengan tebal masing-masing 4 m, 3 m dan 2
m. Hasil analisis kestabilan lereng minimum dinding
highwall
dengan FK 2,3. Nilai
seismic load
merupakan ukuran dari getaran yang dihasilkan dari proses
blasting
terhadap kondisi lereng tambang disekitarnya. Pada area Pit 7
West
B memiliki nilai
seismic load
0.02g dan kapasitas jalan
Hauling
untuk 1 HD sebesar 561 kN karena HD yang beroperasi pada Pit ini adalah tipe HD 785 . Kesimpulan untuk
lereng pada area ini adalah aman sesuai kriteria Bowles 1989.
Gambar 4.59 Analisis kestabilan lereng desain highwall sayatan F-
F‟
Desain pada Gambar 4.59 memiliki panjang 276 m dengan elevasi minimum base -50 m tinggi maksimal sisi
highwall
85 m dan sisi
lowwall
71 m dengan
single slope
65 rata-rata
overall slope
52 .
Litologi penyusun lereng
lowwall
dan
highwall
adalah batupasir,
batubara dan batulempung, kontak perlapisan batubara, batupasir dengan batulempung memiliki strikedip N 220
E 46 . Batubara yang
F F’
99
masuk ke dalam area ini adalah seam X, X1, dan X5 dengan tebal masing-masing 4 m, 3 m, 2 m.
Berdasarkan pada hasil analisis didapatkan nilai FK 1,5 yang menandakan bahwa desain
highwall
ini aman untuk digunakan dalam proses penambangan Bowles,1989. Analisis kestabilan lereng sisi
lowwall
seperti pada Gambar 4.60 halaman 100 didapatkan nilai FK 8,4 menandakan bahwa lereng ini amanstabil, karena morfologi lerengnya
yang tidak terlalu tinggi sehingga nilai FK nya sangat besar. Desain
lowwall
pada Gambar 4.61 halaman 100 memiliki 2
slope
dan 1
bench
dengan kemiringan 46 . Dari hasil analisis didapatkan nilai FK 2,2 yang
menyatakan bahwa desain ini aman untuk digunakan Bowles, 1989
Gambar 4.60 Analisis kestabilan lereng aktual sayatan F-
F‟ sisi lowwall
Gambar 4.61 Analisis kestabilan lereng desain lowwall sayatan F-
F‟
F F’
F F
’
100
Gambar 4.62 Grafik FK aktual terhadap jarak horizontal koordinat x sayatan F-
F‟
Berdasarkan pada Gambar 4.62 dapat diketahui bahwa nilai FK dari penampang lereng sayatan F-
F‟ pada jarak 88-100 m mengalami kenaikan sampai 2,7 kemudian mengalami penurunan sampai jarak 110
m dengan FK 2,5 dan mengalami kenaikan secara signifikan sampai jarak 120 m dengan FK 3,7 kemudian mengalami penurunan sampai
pada jarak 130 m dengan FK 2,3. Rangkuman nilai FK aktual dan desain terdapat pada Tabel 4.3 di
bawah ini.
Tabel 4.3 Nilai FK aktual dan desain
No Sayatan
Nilai FK
Lowwall
Nilai FK
Highwall
Aktual Desain
Aktual Desain
1 A-
A‟ 1,5
1,9 3,1
1,9 2
B- ψ‟
3,8 2,2
2,6 1,7
3 C-
ω‟ 2,2
1,9 2,7
1,3 4
D- D‟
2,8 2,2
3,4 1,5
5 E-
E‟ 2,8
1,9 3,5
1,5 6
F- F‟
8,4 2,2
2,3 1,5
4.6 Rekomendasi