korban, maupun masyarakat secara umum sebagai akibat yang ditimbulkan penjatuhan putusan tersebut.
Pengalaman hakim merupakan bekal yang bagi para hakim dalam bersikap professional, arif, dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya
yang mendorong hakim untuk lebih berhati-hati dalam menjatuhkan putusan.
e. Teori Ratio Decidendi.
Selain teori yang telah dikemukakan diatas, dikenal juga suatu teori yang disebut sebagai teori ratio decidendi. Teori ini didasarkan pada
landasan filsafat yang mendasarkan dan mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan pokok perkara, kemudian mencari peraturan
perundang-undangan yang relevan dengan pokok perkara sebagai dasar hukum dalam penjatuhan putusan, serta pertimbangan hakim harus
didasarkan pada motivasi yang jelas untuk menegakkan hukum dan memberikan keadilan bagi para pihak yang berperkara.
f. Teori Kebijaksanaan.
Teori kebijaksanaan diperkenalkan oleh Made Sadhi Astuti, dimana sebenarnya teori ini berkenaan dengan putusan hakim dalam perkara
dipengadilan anak.Landasan dari teori ini menekankan rasa cinta terhadap tanah air, nusa dan bangsa Indonesia serta nilai kekeluargaan
harus ditanam, dipupuk dan dibina.Selanjutnya aspek teori ini menekankan bahwa pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua ikut
bertanggung jawab untuk membimbing, membina, dan melindungi anak,
Universitas Sumatera Utara
agar kelak dapat menajdi manusia yang berguna bagi keluarga, masyarakat dan bagi bangsanya.
26
1 Sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari ancaman sutau
kejahatan yang dilakukan oleh pelakunya. Teori kebijaksanaan mempunyai beberapa tujuan yang pertama,
sebagai upaya perlindungan terhadap masyarakat dari suatu kejahatan, yang kedua sebagai upaya perlindungan terhadap anak yang telah
melakukan tindak pidana, yang ketiga untuk memupuk solidaritas antara keluarga dnegan masyarakat dalam rangka membina dan memelihara dan
mendidik pelaku tindak pidana anak, dan keempat sebagai pencegahan umum dan khusus.
Menurut Ahmad Rifai, penjatuhan pidana oleh hakim terhadap tindak pidana, pada dasarnya haruslah mempertimbangkan segala aspek
tujuan, yatu sebagai berikut:
2 Sebagai upaya represif agar penjatuhan pidana membuat pelakunya
jera dan tidak akan melakukan tindak pidana dikemudian hari. 3
Sebagai upaya preventif agar masyarakat luas tidak melakukan tindak pidana sebagaimana yang dilakukan oleh pelakunya.
4 Memeprsiapkan mental amsyarakat dalam menyikapi suatu kejahatan
dan pelaku kejahatan tersebut, sehingga pada saatnya nanti pelaku tindak pidana dapat diterima dalam pergaulan masyarakat.
26
Made Sadhi Astuti, Pemidanaan anak sebagai Pelaku Tindak Pidana, dalam Ahmad Rifai, hlm. 112.
Universitas Sumatera Utara
Teori penjatuhan pidana sebagaimana dikemukan oleh Made tersebut pada dasarnya lebih ditujukan pada penjatuhan putusan dalam
perkara anak akan tetapi makna kebijaksanaan dalam teori ini dapat juga dipergunakan dalam penjatuhan putusan terhadap perkara pidana lainnya.
Melalui kebijaksanaan hakim dapat menemukan hukum yang berdimensi substantif dengan mengelaborasinya dengan wawasan pengetahuan yang
luas, intuisi yang tajam dan peka, pengalaman yang luas serta etika dan moralitas yang baik dan terjaga dari pengaruh buruk.
7. Aspek yang terkandung dalam putusan