Bulgaria RepublikCeko Denmark Konsep Dissenting Opinion Di Berbagai Negara

tidak pernah mengalami perubahan.Sejak tahun 1960an, para sarjanatelah berulang kali menyuarakan untuk melakukan perubahan tetapi tetap tidak diperbolehkan. Selanjutnya terdapat beberapa praktek penerapan perbedaaan pendapat di negara anggota Uni Eropa, di manaperbedaanpendapat diperbolehkan. Hakimmemiliki hak untukmempublikasikan perbedaan pendapat dan pada Subbab ini akanmenyajikan praktek 20 anggotanegara Uni Eropayangmemperbolehkan pendapat individu dan menentukansejauh mana ruang lingkup penerapan aturan pada pendapat terpisah.

a. Bulgaria

Konsep Dissenting opinion diBulgariasama seperti negara-negara Eropa Tengah dan Timur yangtelah mengadopsi sistem judicial review pada Mahkamah Konstitusi yang dibentuk pada tahun 1991. Dissenting opinion dan concurring opinion secara tegas disebutkan dalam Peraturan Organisasi Mahkamah Konstitusi. Menurut Pasal 32,pengadilan dalam membuatkeputusan melalui pemungutan suara terbuka, hakim yang tidak setuju dengan keputusan atau dengan resolusi yang ditolak tersebut dapat melampirkandissenting opinion tertulis.Selain itu, hakim yang berpendapat mayoritas juga dapat menerbitkanconcurring opinion. Pendapat terpisah tidak dibolehkan jika keputusan yang akan diambildalampemungutan suara berkaiatan dengan kekebalanhakim atau mengenai impeachmentpresiden. Putusanmahkamah konstitusi yang diterbitkan dalam jurnal resmi dalamlimabelas hari sejak musyawarah Universitas Sumatera Utara disertai dengan alasan setiapdissenting opinion dan concurring opinion.Publikasi juga diperbolehkandalam pengadilan biasa, dimana hakim minoritas harus menandatanganiputusan suara mayoritas dan menandatangani pendapat yang berbeda yang dilampirkannya.

b. RepublikCeko

Republik Ceko mengadopsi undang-undang tentang Mahkamah Konstitusitanggal 16 Juni 1993, tidak lamasetelah pembagian Cekoslowakia. MenurutPasal 14 dan 22 seorang hakim yang tidak setujudengan keputusan musyawarah memiliki hak untuk berbeda pendapat, dissenting opinion tersebutdimuat dalam catatan diskusi dan dicantumkan kedalam keputusan yang disebut sebagaipendapat terpisah, selanjutnya yang diterbitkan dalam reporter pengadilan sendiri. Dibagian bawah putusan dicantumkan catatan yang menyebutkanexistence.

c. Denmark

Mengenai dissentingopinion,sistem Denmark telah berkembang perlahan-lahan.Secara tradisional,penilaian dan opini hakim bersifat rahasia, tetapi pada tahun 1930 sistembaru diberlakukanyang memungkinkan untuk menyertakanperbedaan pendapat dengan menyebutkan pandanganyang berbedadalam musyawarah hakim secara anonim. Selanjutnya konsep anonym tersebuttelah ditinggalkan sejak tahun 1958 bahwa keputusan sepenuhnya bersifattransparan dan terbuka. Oleh karena itu, dalam semua lingkuppengadilan pendapat individu Universitas Sumatera Utara diterbitkan sebagai bagian dariputusan, denganmencantumkan nama hakim yang mengeluarkan dissentingopinion.

d. Jerman