Perkembangan Emosi Reaksi Emosional

hasil evolusi emosi pada binatang. Para psikolog masa kini percaya bahwa emosi, terutama ekspresi wajah dari emosi, memiliki dasar biologis yang kuat Goldsmith, 2002; Goldsmith Davidson, 2004. Sebagai contoh, seorang anak yang buta sejak lahir dan tidak pernah melihat senyuman atau ekspresi sedih di wajah orang lain tetap dapat tersenyum atau muram seperti anak-anak yang normal. Para peneliti juga mengungkapkan bahwa emosi dasar seperti bahagia, terkejut, marah, dan takut memiliki ekspresi wajah yang sama pada budaya yang berbeda Santrock, 2007.

2.5.2. Perkembangan Emosi

Emosi berkembang sejak anak lahir. Emosi ditimbulkan akibat adanya rangsang. Semakin besar atau dewasa, semakin banyak anak belajar mengekspresikan emosi ke dalam masyarakatnya. Selain itu anak semakin dapat membedakan rangsang-rangsang. Pengalaman sangat mempengaruhi perkembangan dan kematangkan emosi Sundari, 2005. Menurut hasil penelitian tentang hubungan perkembangan emosi dan faktor genetik masih diragukan, Goleman 1997 menyatakan bahwa pengaruh genetic dari emosi terlihat pada tempramen seseorang. Temperamen bukan suatu takdir, artinya kecenderungan tempramen individu dapat dilatih melalui proses belajar sepanjang hidup. Pemberian pegalaman melalui proses belajarpelatihan yang terencana memungkinkan dapat mengubah beberapa sifat dari seseorang Sundari, 2005.

2.5.3. Reaksi Emosional

Menurut Goleman 1997 pada prinsipnya emosi dasar meliputi takut, marah, sedih, dan senang. Sedangkan perkembangan emosi yang lain meupakan hasil campuran Jenis-jenis reaksi emosional antara lain Sundari, 2005 : 1. Takut Reaksi ini terjadi karena individu merasa lebih lemah, tidak berani melawan terhadap sesuatu yang dihadapi. Takut dalam batas normal mengandung Universitas Sumatera Utara nilai positif, terutama dalam kesehatan mental untuk mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Takut merupakan penyebab berhati-hati. Jadi sebaiknya rasa takut itu bukan dihilangkan teteapi dikontrol. Dengan mengenal sebab akibat takut dan mengatasi takut sangan berarti dalam keseimbangan mental. 2. Gelisah Merupakan reaksi seperti perasaan takut, karena menghadapi hal-hal yang belum diketahui atau dialami. Sifat-sifat kegelisahan terdiri dari beberapa tingkat, yaitu : a. Kebingungan terhadap apa yang akan dihadapi b. Ketidaktentuan atau tidak tegas c. Merasa tidak mampu atau merasa tidak berdaya d. Rasa dendam atau rasa sentimen Individu yang mengalami kegelisahan, timbul bayangan yang negative, tidak menyenangkan dan menekan dirinya. 3. Marah Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan. Biasanya bersamaan dengan ekspresi perilaku. Marah merupakan pernyataan agresif, perilakunya mengganggu orang yang dimarahi bahkan orang disekitarnya. 4. Sedih Sedih adalah keadaan disebabkan rasa kehilangan atau kekosongan terhadap situasi atau hal-hal yang dihadapi orang, biasanya dibarengi ekspresi menarik diri atau mengurung diri dalam kamar, konsentrasi kurang hingga menjadi lamban sehingga tidak berdaya. Kalau berlarut-larut mungkin menjadi agresif. 5. Senanggembira Rasa senang merupakan rasa positif terhadap sesuatu situasi atau objek yang dihadapi. Rasa senang dapat menimbulkan semangat, gairah, menambah keberhasilan, memberi ketentraman atau ketenangan. Universitas Sumatera Utara 6. Iri Merupakan reaksi dari gabungan atau perpadanan antara berbagai bentuk emosi. Terkandung sikap membandingkan antara dirinya atau keadaan orang lain. Dirinya merasa kurang, merasa kalah sehingga timbul keinginan menyamai bahkan melebihi Sundari, 2005.

2.5.4. Proses terjadinya emosi