BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik,
psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan
tanda-tanda seks sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan lingkungannya Batubara, 2010.
Menurut
World Health Organization
WHO, kategori remaja adalah mereka yang berusia 12-24 tahun WHO, 2012. Menurut Undang-Undang No.4
tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, anak adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Menurut Undang-Undang
Perburuhan, anak dianggap remaja bila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri. Menurut Undang-Undang
Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila sudah cukup matang untuk menikah yaitu 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak
laki-laki. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap remaja bila sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah menengah IDAI,
2013. Menurut Hurlock 1981 remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-
18 tahun.1 Monks, dkk 2000 memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.10
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat
bervariasi IDAI, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja 2.2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Remaja
Pada remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik ditandai dengan adanya pubertas, yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual
terjadi secara pesat Santrock, 2002. Perubahan biologis yang terjadi selama pubertas termasuk pematangan seksual, pertambahan tinggi dan berat badan,
pertumbuhan tulang yang ditandai dengan penambahan massa tulang dan perubahan komposisi tubuh. Perubahan yang terjadi dapat berbeda-beda pada tiap
remaja, hal ini berkaitan erat dengan status gizi dan nutrisi remaja tersebut Stang dan Story, 2005.
1. Perubahan Organ Reproduksi Pada keadaan prapubertas, kadar steroid seks dalam sirkulasi tertekan oleh
umpan balik negatif pada hipotalamus. Pubertas ditandai dengan pengurangan hambatan pada hipotalamus dalam responnya terhadap faktor-faktor yang
sepenuhnya belum dapat dimengerti. Hipotalamus merangsang pelepasan hormon gonadotropin dan hormon pertumbuhan dari pituitary anterior. Pelepasan ini
menyebabkan perubahan somatik dan fisiologis yang meningkatkan kecepatan maturitas seksual
sexual maturity rating [SMR]
atau stadium Tanner Nelson, 2000
Tabel 2.1 Klasifikasi Fase Maturitas Seks
Perempuan Tahap SMR
Rambut Pubis Payudara
1 Praremaja
Praremaja 2
Jarang, kurang
berpigmen, lurus, tepi medial labia
Payudara dan
papilla menonjol seperti bukit
kecil; diameter
areola bertambah
Universitas Sumatera Utara
3 Lebih
gelap, mulai
keriting, makin lebat Payudara
dan areola
membesar, tidak
ada pemisahan kontur
4 Kasar,
keriting, lebat
tetapi kurang
lebat dibanding orang dewasa
Areola dan
papilla membentuk bukit kecil
sekunder 5
Segitiga feminism
dewasa, menyebar
ke permukaan medial paha
Matur; putting menonjol, areola merupakan bagian
dari kontur
payudara keseluruhan.
Laki-laki Tahap SMR
Rambut Pubis Penis dan Testis
1 Tidak ada
Praremaja 2
Jarang, panjang kurang berpigmen
Penis sedikit membesar, skrotum
membesar, tekstur merah muda
3 Lebih
gelap, mulai
keriting sedikit Penis lebih panjang, testis
lebih besar 4
Menyerupai tipe dewasa, tetapi kurang lebat; kasar,
keriting Lebih besar, ukuran dan
lebar glans bertambah, skrotum menggelap
5 Penyebaran
dewasa, menyebar ke permukaan
medial paha Ukuran dewasa
Universitas Sumatera Utara
Sumber :
Tanner JM: Growth at Adolescent, 2
nd
ed. Oxford, Englang, Blackwell Scientific Publications, 1962
dalam Buku Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1, 1996.
Pada anak perempuan, tanda pubertas pertama yang dapat dilihat berupa perkembangan tunas-tunas payudara yang dimulai sejak usia 8 tahun. Dibawah
pengaruh hormon perangsang folikel dan estrogen, ovarium, uterus dan klitoris membesar; dan peningkatan glikogen vagina mendorong bakteri membentuk asam
yang merupakan predisposisi infesi jamur. Labia menjadi lebih sensitif dan banyak vaskularisasi. Menarke terjadi saat SMR4 pada 90 anak perempuan.
Perbedaan waktu datangnya menarke belum sepenuhnya dapat dipenuhi, kemungkinan dapat ditentukan oleh genetik, faktor adipositas, sakit kronis, latihan
fisik, dan nutrisi Nelson, 2000. Pada anak laki-laki, tanda pubertas pertama yang dapat dilihat berupa
pembesaran testis yang dimulai pada usia 9,5 tahun; tubulus seminiferus, epididimis, vesika seminalis dan prostat membesar dibawah pengaruh hormon
luteinizing dan testosterone. Ejakulasi dan mimpi basah biasa terjadi pada usia 10- 13 tahun Nelson,2000
2. Perubahan Tinggi Badan Pada anak perempuan, rata-rata puncak pertumbuhan cepat pada usia 11,5
tahun denga kecepatan 8,3 cmtahun dan kemudian melambat dan berhenti pada usia 16 tahun.
Pada anak laki-laki, rata-rata puncak pertumbuhan dimulai lebih lambat, yaitu pada usia 13,5 tahun dengan kecepatan 9,5 cmtahun kemudian melambat
dan berhenti pada usia 18 tahun Nelson,2000.
3. Perubahan berat dan komposisi tubuh Peningkatan berat badan rata-rata secara keseluruhan selama pubertas pada
perempuan adalah antara 7-25 kg sedangkan pada laki-laki adalah 7-30 kg. Pada laki-laki terjadi penurunan lemak tubuh semala masa pubertas, tetapi massa otot
Universitas Sumatera Utara
lebih dominan. Sedangkan pada perempuan, massa lemak lebih dominan dibanding massa otot, rata-rata seitar 1,14 kg dari massa lemak tubuh setiap tahun
selama pubertas Stang dan Story, 2005.
2.2.2 Perkembangan Psikososial dan Kognitif Remaja
Perkembangan psikososial dan kognitif pada remaja dibagi dalam tiga tahap, yitu remaja awal
early adolescent
, pertengahan
middle adolescent
, dan akhir
late adolescent
.
Ada tiga faktor yang berperan dalam hal tersebut, yaitu IDAI, 2013: Faktor individu yaitu kematangan otak dan konstitusi genetik antara lain
temperamen. Faktor pola asuh orangtua di masa anak dan pra-remaja.
Faktor lingkungan yaitu kehidupan keluarga, budaya lokal, dan budaya
asing.
1. Remaja Awal
early adolescent
Remaja awal terjadi pada usia 12-14 tahun Batubara,2010. Pada fase ini, remaja sering terjadi merasa orang lain sedang memandangi mereka. Pada
perempuan dapat terjadi penurunan harga diri tetapi sebaliknya pada laki-laki. Gangguan citra tubuh juga sering terjadi pada fase ini Nelson, 2000.
Perubahan kognitif dan moral yang terjadi menurut teori Piaget, terjadi peralihan dari karakteristik pemikiran operasional anak usia sekolah yang nyata ke
perbuatan logis dan formal. Perbuatan formal disini meliputi kemampuan memanipulasi gagasan, memberi alasan dari prinsip-prinsip yang diketahui,
mempertimbangkan berbagai sudut pandang, memikirkan proses pemikiran sendiri, kemampuan menangani kemungkinan-kemungkinan sebagai suatu
kesatuan yang nyata.Nelson, 2000 Pada fase ini, juga terjadi perubahan psikososial, diantaranya Batubara,2010:
Krisis identitas, Jiwa yang labil,
Universitas Sumatera Utara
Meningkatnya kemampuan verbal untuk ekspresi diri, Pentingnya teman dekatsahabat,
Berkurangnya rasa hormat terhadap orangtua kadang-kadang berlaku
kasar, Menunjukkan kesalahan orangtua,
Mencari orang lain yang disayangi selain orangtua, Kecenderungan untuk berlaku kekanak-kanakan
Terdapatnya pengaruh teman sebaya
peer group
terhadap hobi dan cara berpakaian.
2. Remaja Pertengahan Remaja pertengahan terjadi antara usia 15-17 tahun Batubara,2010.
Remaja pertengahan sering bereksperimen dengan berbagai orang, tidak hanya teman sebayanya. Pada fase ini mereka mulai berfilosofi tentang arti kehidupan,
identitas diri dan keingintahuan Nelson, 2000 Perkembangan kognitif dan moral, remaja pertengahan bertanya dan
menganalisa secara luas. Pertanyaan atas kebiasaan moral mendorong perkembangan aturan etika perseorangan Nelson, 2000
Perubahan psikososial yang terjadi pada fase ini diantaranya Batubara, 2010: Mengeluh orangtua terlalu ikut campur dalam kehidupannya,
Sangat memperhatikan penampilan, Berusaha untuk mendapat teman baru,
Tidak atau kurang menghargai pendapat orangtua, Sering sedih
moody
, Mulai menulis buku harian,
Sangat memperhatikan kelompok main secara selektif dan kompetitif, dan Mulai mengalami periode sedih karena ingin lepas dari orangtua.
3. Remaja Akhir Remaja akhir terjadi pada usia diatas 18 tahun Batubara, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Kognisi cenderung kurang memikirkan diri sendiri, dengan semakin bertambahnya pemikiran mengenai konsep konsep seperti keadilan, patriotisme,
dan riwayat. Perubahan psikososial yang terjadi pada fase ini diantaranya Batubara,2010:
Identitas diri menjadi lebih kuat, Mampu memikirkan ide,
Mampu mengekspresikan perasaan dengan kata-kata, Lebih menghargai orang lain,
Lebih konsisten terhadap minatnya, Bangga dengan hasil yang dicapai,
Selera humor lebih berkembang, dan Emosi lebih stabil.
2.3. Masalah pada Remaja 2.3.1. Masalah dan Gangguan Umum pada Remaja
Menurut Santrock, masalah dan gangguan umum pada remaja yang dijumpai adalah:
1. Penggunaan obat-obatan terlarang 2. Kenakalan remaja
Beberapa hal yang diduga berperan dalam kenakalan remaja meliputi identitas, pengendalian diri, usia, jenis kelamin, harapan-harapan bagi pendidikan,
nilai rapor sekolah, pengaruh teman sebaya, status sosio ekonomi, peran orang tua, dan kualitas lingkungan.
3. Kehamilan pada remaja 4. Bunuh diri
5. Gangguan makan
2.3.2. Masalah Sosial pada Remaja
Dengan dimulainya masa puber terjadilah perubahan-perubahan sikap sosial, kemunduran minat terhadap aktivitas kelompok dan kecenderungan untuk
menyendiri. Pada masa puber kemajuan perubahan meningkat, serta sikap dan
Universitas Sumatera Utara
perilaku sosial semakin meningkat ke arah antisosial, yaitu penolakan terhadap beberapa karakteristik sosial Hurlock, 2013.
Perilaku antisosial bergantung pada faktor lingkungan. Karena anak sudah mulai dewasa, tidak hanya ukuran tubuh tetapi juga bentuk tubuh, para orang tua
beranggapan sudah tiba saatnya bagi anak untuk membuang semua hal yang kekanak-kanakan dan memikul tanggung jawab kedewasaan. Akibatnya, tugas
dan tanggung jawab baru diberikan kepada anak pada saat mereka belum siap memikulnya. Kemungkinan besar hal ini menimbulkan perasaaan tersiksa yang
mengakibatkan timbulnya sikap dan perilaku antisosial. Selain itu anak dengan pematangan seksual terlalu cepat juga menunjukan perilaku fase negatif Hurlock,
2013
2.3.3. Masalah Mental dan Emosional pada Remaja
1. Definisi masalah mental emosional Masalah mental emosional dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
menghambat, merintangi, atau mempersulit seseorang dalam usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pengalaman
– pengalamannya Damayanti dalam Soraya, 2012
2. Jenis – jenis masalah mental emosional
Masalah aktual kesehatan mental remaja saat ini meliputi IDAI,2013: Perubahan psikoseksual
Pengaruh teman sebaya Perilaku beresiko tinggi
Kegagalan pembentukan identitas diri Gangguan perkembangan moral
Stres di masa remaja
Masalah mental emosional pada anak dan remaja dibagi menjadi dua kategori, yaitu internalisasi dan eksternalisasi Putri dkk, 2014.
1 Gambaran masalah mental emosional internalisasi:
Universitas Sumatera Utara
Temperamen bingung cemas Khawatir berlebihan
Pemikiran pesimistis Perilaku menarik diri
Kesulitan menjalin hubungan dengan teman sebaya terisolasi,
menolak,
bullied
2 Gambaran masalah mental emosional eksternalisasi: Temperamen Sulit
Ketidakmampuan memecahkan masalah Gangguan perhatian, hiperaktifitas
Perilaku bertentangan tidak suka ditegurdiberi masukan positif, tidak mau ikut aturan
Perilaku agresif
Penelitian oleh Kaltiala-Heino,dkk. menemukan bahwa masalah internalisasi dan eksternalisasi lebih tinggi pada remaja yang mengalami
pubertas dini dibandingkan dengan mereka yang mengalami pubertas terlambat 15 tahun . Hal ini terjadi karena proses pubertas melibatkan perubahan
biologis, psikologis, dan sosial yang berkontribusi pada timbulnya masalah mental emosional remaja. Damayanti dalam Soraya 2012
2.4. Perkembangan Mental pada Remaja
Menurut kamus psikologi, mental dalam arti khusus adalah suatu kemampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya yang mengakibatkan
kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu Kriswanto, 2015. Perkembangan mental merupakan suatu proses yang menggambarkan
perilaku kehidupan sosial psikologi manusiaremaja pada posisi yang harmonis dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Menurut Havighurst
perkembangan tersebut harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu
Universitas Sumatera Utara
dalam perjalanan hidupnya. Hal ini merupakan tugas yang cukup berat bagi para remaja untuk lebih menuntaskan tugas perkembangan mentalnya sehubungan
dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dijalani dan dihadapi. Tidak lagi mereka dijuluki sebagai anak-anak melainkan ingin dihargai
dan dijuluki sebagai orang yang sudah dewasa Havighrust dalam Kriswanto, 2015.
2.5. Emosi 2.5.1. Definisi