Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri

RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 92 DINAS JENIS KEGIATAN BERKAS MASUK SK JADI 50 Izin Usaha Toko Modern IUTM 16 17 51 Izin Usaha Pusat Perbelanjaan IUPP 52 Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol 53 Izin Usaha Industri IUI 19 22 54 Izin Perluasan Industri JUMLAH 1561 1477 Bid Penanaman Modal 55 Izin Prinsip Penanaman Modal 4 4 BPMPPT 56 Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal 1 1 57 Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal 58 Izin Usaha Penanaman Modal 59 Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal 60 Izin Usaha PenggabunganMerger 61 Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal JUMLAH 5 5 DISHUBKONINFO 62 Izin Usaha Angkutan 63 Izin Trayek 6 6 64 Izin Pengelolaan Perparkiran JUMLAH 6 6 JUMLAH BERKAS JUMLAH TOTAL 9.362 8.763 Sumber: BPMPPT, 2015 Berdasarkan data dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu BPMPPT sampai dengan tahun 2015 ini jumlah berkas permohonan izin ada sebanyak 9.362 buah, dan yang sudah keluar Surat Keputusan SK Kepala Daerah sebanyak 8.763 buah. Dari data tersebut ada sebanyak 599 berkas yang belum selesai dan belum keluar SK dari Kepala Daerah tentang status permohonan izin tersebut.

2.4.3.3. Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri

Penanaman Modal menjadi aktivitas investasi yang sangat penting bagi pertumbungan ekonomi suatu wilayah. Aktivitas penanaman modal ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Dampakefek pengganda mulitiplier effect yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut memungkinkan terjadinya dorongan pertumbuhan ekonomi dalam suatu sistem perekonomian. Aktivitas investasi pada berbagai sektor memungkinan perekonomian menghasilkan output yang banyak, pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal dan terjadinya dinamika dalam proses pertukaran produksi antar daerah maupun lintas sektor. RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 93 Jika dilihat dari daya saing daerah, Kabupaten Sleman memiliki daya tarik tersendiri bagi penanam modal baik luar maupun dalam negeri. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah pertumbuhan investor yang menanamkan modal di Kabupaten Sleman ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Penanaman modal di Kabupaten Sleman dalam kurun waktu 2011 hingga 2015 terus menunjukkan perkembangan, jika dilihat dari jumlah unit usahanya. Sedangkan jika dilihat dari nilai investasinya cenderung fluktuatif setiap tahunya. Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Kabupaten Sleman cenderung kondusif. Pertumbuhan penanaman modal di Kabupaten Sleman sampai dengan tahun 2015 meliputi investasi PMA 57 unit dengan nilai investasi US233,54, investasi PMDN 51 unit dengan nilai investasi Rp3.159.444,00 juta sedangkan Non fasilitas unit usahanya menjadi 34.548 dengan nilai investasi Rp4.756.616,00 juta. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, realisasi nilai investasi PMA pada tahun 2015 sedikit mengalami kenaikan, yaitu naik sebesar 0,68. Dibandingkan pada tahun 2014, realisasi nilai investasi PMDN pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu naik sebesar 62,37. Naiknya total nilai investasi penanaman modal berdampak pada naiknya penyerapan tenaga kerja, yaitu tenaga kerja yang terserap oleh PMA pada tahun 2014 sebanyak 7.492 orang meningkat menjadi sebanyak 8.479 orang pada tahun 2015, PMDN pada tahun 2014 sebanyak 9.922 orang menjadi sebanyak 11.913 orang pada tahun 2015, dan non fasilitas pada tahun 2014 sebanyak 268.779 orang menjadi 282.872 orang pada tahun 2015. Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Sleman tahun 2011-2015 lebih jelasnya terlihat pada tabel berikut: RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 94 Tabel 2.76 Perkembangan Penanaman Modal Kabupaten Sleman Tahun 2011-2015 No Indikator Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Unit Usaha orang PMA 41 42 44 45 57 PMDN 32 32 40 45 51 Non fasilitas 31,566 32,452 33.341 33.671 34.548 2 Nilai Investasi PMA juta US 186 233,56 206,79 231,96 233,54 PMDN juta Rp 827,390 1.083.065 1.868.199 1.945.866 3.159.444 Non fasilitas juta Rp 2.034.340 3.489.552 3.787.620 3.895.422 4.756.616 3 Daya serap Tenaga Kerja orang PMA 6.385 7.200 7.292 7.492 8.479 PMDN 9.269 9.771 9.782 9.922 11.913 Non fasilitas 249.189 259.396 266.489 268.779 282.872 4 Rasio daya serap tenaga kerja orang PMA 155 171 166 166 146 PMDN 289 305 244 220 201 Non fasilitas 8 8 8 8 8 5 Kenaikanpenurunan realisasi PMA, PMDN dan Non fasilitas PMA 13,92 26,12 -11,46 12,17 0,68 PMDN 148,33 30,90 72,49 4,16 62,37 Non fasilitas 12,46 13,77 8,54 2,85 22,11 Sumber : BPMPPT Kab. Sleman 2015. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah menyusun Rancangan Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten RUPMK. Rancangan RUPMK ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat jangka panjang sampai dengan tahun 2025. RUPMK berfungsi untuk mensinergikan dan mengoperasionalisasikan seluruh kepentingan sektor terkait, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penetapan prioritas sektor-sektor yang akan dipromosikan. Selanjutnya, RUPMK Sleman perlu diterjemahkan ke dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait. Mengacu pada RUPM Daerah Istimewa Yogyakarta dan sesuai potensi perekonomian Kabupaten Sleman, RUPMK Sleman menetapkan 6 enam sektor prioritas, yaitu pangan dan agro industri, infrastruktur, kebudayaan dan pariwisata, pendidikan, dan ekonomi kreatif. Pengembangan penanaman modal di 6 enam sektor prioritas tersebut RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 95 didasarkan pada keunggulan kompetititf dan komparatif dari masing- masing wilayah berkenaan dengan potensinya masing-masing.

A. Visi dan Misi

Visi yang merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Sleman pada Tahun 2025, yaitu : Penanaman modal yang berkelanjutan dalam rangka terwujudnya masyarakat Sleman yang mandiri, berdaya saing, dan sejahtera.” Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan 3 tiga misi, yaitu sebagai berikut: 1. Menciptakan iklim penanaman modal yang berdaya saing. 2. Mendorong penanaman modal yang mendukung diversifikasi usaha, peningkatan produksi, dan nilai tambah. 3. Mendorong pertumbuhan penanaman modal berbasis potensi daerah yang unggul dan berdaya saing. Berdasarkan visi dan misi, dirumuskan arah kebijakan penanaman modal, yang meliputi 7 tujuh elemen utama, yaitu: 1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal; 2. Persebaran Penanaman Modal; 3. Fokus Pengembangan Pangan dan Agro Industri, Infrastruktur, Energi, Kebudayaan dan Pariwisata, Pendidikan, dan Ekonomi Kreatif; 4. Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan Green Investment; 5. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi UMKMK; 6. Pemberian Fasilitas, kemudahan, dan insentif Penanaman Modal; dan 7. Promosi Penanaman Modal.

B. Peta Panduan Roadmap Implementasi Rencana Umum

Penanaman Modal Peta panduan implementasi Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Sleman disusun dalam 3 tiga fase yang dilakukan secara paralel dan simultan mulai dari fase jangka panjang dan saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu sebagai berikut: Fase I 2015-2016 : Pengembangan penanaman modal yang relatif mudah dan cepat menghasilkan Quick wins and low hanging fruits dan Percepatan realisasi penanaman modal RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 96 untuk proyek-proyek strategis dan proyek-proyek yang sudah dirancang. Fase II 2015-2019 : Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Persiapan dan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Prioritas dan Fasilitas Pendukungnya, Pengembangan Sleman sebagai smart city, Kawasan peruntukan industri berteknologi tinggi, dan sektor-sektor lain yang diprioritaskan. Fase III 2020-2025 : Pengembangan Industri Berdaya Saing Tinggi dan Berbasis Pengetahuan Knowledge-based Industry

C. Pelaksanaan

Untuk melaksanakan arah dan kebijakan penanaman modal yang telah diuraikan di atas, RUPMK Sleman menetapkan langkah-langkah nyata sebagai berkaitan dengan pelaksanaan RUPMK Sleman yang meliputi peningkatan iklim penanaman modal, peningkatan koordinasi, dan peningkatan promosi penanaman modal, sebagai berikut: a Peningkatan iklim penanaman modal di Kabupaten Sleman dilaksanakan melalui penguatan kelembagaan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu. b Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman memimpin upaya realisasi penanaman modal, dan dengan dibantu Bappeda Kabupaten Sleman mengkoordinasikan upaya lintas sektor untuk memberikan solusi masalah yang dihadapi dalam realisasi penanaman modal. c Satuan Kerja Perangkat Daerah dan lembaga terkait menyusun kebijakan yang turut mendukung kegiatan penanaman modal di Kabupaten Sleman dengan mengacu pada RUPMK Sleman. d Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait memberikan dukungan penuh pada upaya realisasi penanaman modal. e Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman bersama-sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait melakukan evaluasi bidang-bidang usaha yang memperoleh fasilitas, kemudahan, dan insentif penanaman modal yang diberikan oleh Pemerintah Daerah secara berkala. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman menjadi sektor utama leading sector dalam identifikasi dan penyusunan prospektus potensi penanaman modal di Kabupaten Sleman RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 97 dan pemasaran potensi penanaman modal secara efektif dan tepat sasaran.

2.4.3.4. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah