RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 68
Tabel 2.58 Pengelolaan Kearsipan
Kabupaten Sleman Tahun 2011-2015
No Indikator
Tahun 2011
2012 2013
2014 2015
1 Prosentase nilai rata-rata
pengelolaan arsip SKPD 68,02
66,67 67
66,3 68,52
2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan orang
26 26
26 10
16 3 Persentase SKPD
menerapkan arsip secara baik
58,69 60,87
60,42 62,50
68,08 Sumber : Kantor Arsip Daerah, 2015
Persentase SKPD yang mengelola arsip kategori baik mengalami peningkatan dari 62,50 pada tahun 2014 menjadi 68,08 pada tahun
2015. Hal ini menunjukkan bahwa SKPD sudah makin peduli tentang pengelolaan arsip. Persentase nilai rata-rata pengelolaan arsip SKPD
mengalami kenaikan dari 66,3 pada tahun 2014 menjadi 68,52 pada tahun 2015.
2.3.2. Urusan Pilihan
2.3.2.1. Urusan Pilihan Pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 25,74 dari tahun 2014. Perkembangan
jumlah wisatawan dan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB tahun 2011-2015 sebagai berikut
:
Tabel 2.59 Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Kontribusi Sektor Pariwisata
terhadap PDRB Tahun 2011-2015
No Indikator
Tahun 2011
2012 2013
2014 2015
1 Kunjungan wisatawan orang
3.277.728 3.418.254
3.613.577 4.132.933 5.196.816
2 Kontribusi sektor pariwisata
terhadap PDRB Hb
9,49 9,70
9,88 9,95
10,07 Sumber: - BPS Kab. Sleman, 2015
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2015 angka sementara
Peningkatan jumlah kunjungan wisata tidak hanya berdampak pada peningkatan kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB saja, tetapi juga
pada peningkatan PAD Kabupaten Sleman. Pada tahun 2015 sub sektor penyumbang terhadap PAD Pariwisata terbanyak yaitu dari sektor Pajak
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 69
Hotel sebesar Rp52.305.963.907,00, sedangkan sub sektor terendah yaitu dari sektor pajak hiburan sebesar Rp8.688.347.301,00.
Tabel 2.60 Data PAD Sektor Pariwisata Tahun 2011-2015
No Uraian
Realisasi 2011
2012 2013
2014 2015
1 Pajak Hotel
22.637.880.385 32.216.986.820
41.502.758.586 49.800.597.181
52.305.963.907 2
Pajak Restoran
13.257.484.784 16.758.882.196
21.044.463.951 27.979.616.224
39.132.497.134 3
Pajak Hiburan
2.709.834.885 3.804.493.162
4.910.550.640 5.652.846.661
8.688.347.301 4
Retribusi Jasa Umum
18.274.589.200 8.802.463.187
10.950.122.022 11.489.559.605
12.943.268.440 5
Retribusi Jasa Usaha
3.765.115.997 6.174.553.032
7.184.427.643 8.414.596.963
9.663.694.950 Sumber : BPS Kab. Sleman, 2015
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2015
Potensi kepariwisataan di Kabupaten Sleman terdiri dari wisata alam, wisata candi, wisata museum, kegiatan luar atau even dan desa wisata.
Kabupaten Sleman memiliki Desa Wisata sebanyak 38 desa wisata. Perkembangan potensi wisata terlihat sebagai berikut:
Tabel 2.61 Potensi Obyek Wisata Di Kabupaten Sleman
Tahun 2011-2015
No Indikator
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
1 Wisata Alam jenis 4
4 4
4 4
2 Wisata Candi 12
12 12
12 12
3 Wisata Museum 10
10 10
13 13
4 Kegiatan luar event -
- 5
5 5
5 Kategori Desa Wisata 35
38 38
38 38
Sumber: - BPS Kab. Sleman, 2015 - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2015
Pada tahun 2014 Berdasarkan keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 1157K40BGL2014 Tanggal 2 Oktober 2014 telah ditetapkan 9 situs
Geoheritage sebagai cagar alam Geologi di DIY. Tiga diantaranya berada di wilayah Kabupaten Sleman, yaitu Lava Bantal di Kecamatan Berbah,
Endapan Abu Vulkanik Purba Candi Ijo di Kecamatan Prambanan dan Monumen Batu Gamping Eosen di Kecamatan Gamping.
Ketiga Kawasan Geoheritage tersebut selama ini belum mendapatkan perhatian bahkan cenderung masih terabaikan. Kondisi Lava Bantal di
Kecamatan Berbah Sleman pada saat ini masih memprihatinkan dikarenakan sungai yang memiliki nilai kesejarahan yang panjang ini
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 70
sering dipakai untuk membuang sampah secara sembarangan. Begitu pula situs Geoheritage endapan abu vulkanik purba Candi Ijo di
Kecamatan Prambanan semakin berkurang karena terus ditambang secara liar untuk dijadikan batu hias.
Melihat keprihatinan tersebut maka perlu dilakukan upaya strategis untuk konservasi, pengamanan dan pemanfaatan warisan geologi tersebut
agar bermanfaat bagi dunia pendidikan sebagai destinasi Geopark. Selain itu apabila potensi tersebut dikemas dengan baik dan terkonsep maka
tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata minat khusus yang handal.
Dari berbagai destinasi wisata di Kabupaten Sleman, pada tahun 2015 kunjungan wisatawan tertinggi terjadi di obyek wisata candi mencapai
42,6 baik untuk kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Jumlah terendah terjadi di obyek desa wisata yang hanya mencapai
4,29. Kondisi jumlah kunjungan wisatawan di lokasi obyek wisata di Sleman digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.62 Data Wisatawan Kabupaten Sleman Tahun 2011-2015
URAIAN TAHUN
2011 2012
2013 2014
2015 Wisnus
Wisman Wisnus
Wisman Wisnus
Wisman Wisnus
Wisman Wisnus
Wisman
REALISASI
3.015.387 262.341
3.076.676 341.578
3.310.781 302.798
3.820.575 312.358
4.936.929 259.887
JUMLAH REALISASI
3.277.728 3.418.254
3.613.577 4.132.933
5.196.816
Nus- Manc
92,00 8,00
90,01 9,99
91,62 8,38
92,44 7,56
95,00 5,00
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2015
Obyek wisata Candi yang memiliki kunjungan teringgi adalah candi Prambanan. Keberadaan 12 candi yang lain yang juga memiliki keindahan
dan spesifikasi yang berbeda dengan candi Prambanan perlu pengelolaan kawasan yang lebih baik, sehingga mampu menjadi daya tarik wisata
yang baru. Wisata alam di kabupaten Sleman menjadi daya tarik kedua para
wisatawan. Jumlah pengunjung wisata alam sebanyak 29,8 dari total wisatawan. Obyek yang memiliki kunjungan tertinggi adalah Kaliurang
dengan jumlah pengunjung 70,7, disusul oleh volcano tour dengan pengunjung 13,1.
Keberadaan Museum merupakan daya tarik ketiga wisatawan. Monumen Jogja Kembali memiliki jumlah pengunjung tertinggi mencapai 51,9,
namun seluruh pengunjungnya adalah wisatawan nusantara. Museum Gunung Merapi merupakan obyek favorit wisatawan setelah Monumen
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 71
Jogja Kembali dengan jumlah 21,62 dan jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara juga tertinggi setelah Museum Ullen Sentalu.
Potensi wisata luar ruang atau event di Kabupaten Sleman juga sangat diminati wisatawan terutama mancanegara. Jumlah kunjungan wisman di
obyek ini merupakan rangking kedua setelah candi. Upacara adat dan pentas ramayana menjadi obyek favorit potensi ini.
Keberadaan obyek wisata desa wisata sebagai salah satu destinasi baru memiliki jumlah pengunjung wisman dan wisnu sebanyak 4,3 dari total
wisatawan. Oyek ini cukup prospektif untuk dikembangkan. Kabupaten Sleman saat ini memiliki 38 desa wisata yang tersebar di 15
kecamatan yang dari tahun 2015 diklasifikasikan berdasarkan pemanfaatan potensi, SDM, kunjungan wisatawan, fasilitas, modal,
pemasaran, infrastruktur dan masyarakatnya. Dari beberapa indikator tersebut desa wisata diklasifikasikan menjadi tumbuh, berkembang dan
mandiri. Hal-hal yang telah dilakukan dalam upaya pengembangan pariwisata
Kabupaten Sleman pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Pemanfaatan teknologi informasi dan pemasaran wisata melalui pembuatan materi promosi dan pengelolaan website.
2. Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata melalui gebyar
ODTW, Jelajah Wisata, Java Summer Camp dan Pelangi Budaya Bumi Merapi.
3. Promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri melalui
pameran di Sleman, Jakarta, Jawa Barat dan di luar jawa, Travel dialog di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan luar Jawa,
jumpa pers, Talkshow di radio dan TV, penulisan artikel dan promosi melalui famtrip.
4. Pengembangan statistik kepariwisataan melalui profil desa wisata,
penyusunan buku statistik kebudayaan dan pariwisata dan penyusunan direktori hotel.
5. Pelatihan pemandu wisata terpadu.
6. Pengembangan destinasi pariwisata melalui pembangunan sarana
dan prasarana pariwisata, pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi.
7. Pengembangan Museum Gunungapi Merapi.
8. Koordinasi pembangunan obyek pariwisata.
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 II - 72
9. Pengembangan kemitraan melalui; pengembangan SDM bidang
kebudayaan dan pariwisata berkerjasama dengan lembaga lain, pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata
dan budaya. 10. Perencanaan pembangunan ekonomi melalui kajian standarisasi
usaha dan FS art center dan TIC.
2.3.2.2. Urusan Pilihan Pertanian