RENCANA SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA

B. RENCANA SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA

Pada dasarnya rencana jaringan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata ruang kota, karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor teknis. Air limbah merupakan kotoran cairan atau limbah terbawa air yang terpolusi dari rumah tangga atau komersial/industri, bersama-sama air permukaan lainnya, air hujan atau infiltrasi air tanah. Masuknya air limbah tanpa diolah akan mengakibatkan menurunnya kualitas air di badan air penerima dan menimbulkan kerusakan ekologi, masalah kesehatan, meningkatkan angka kematian akibat penyakit infeksi air, bertambahnya biaya pengolahan air minum, dan kerusakan perikanan di muara.

Rencana sistem pengolahan air limbah di Kota Jayapura dilakukan secara berkelanjutan dan tidak menimbulkan kerusakan ekologi. Untuk menanam investasi di sektor limbah, Pemerintah perlu mempersiapkan perangkat lunak berupa Peraturan Daerah serta partisipasi masyarakat untuk mendukung investasi ini, karena seluruh kegiatan akan menghasilkan limbah yang akhirnya akan bermuara ke Danau Sentani, Samudera Pasifik, Teluk Youtefa yang berakibat pencemaran air. Kebutuhan penyediaan sarana air limbah adalah:

 jika diasumsikan tiap keluarga, yaitu 1 KK adalah 5 jiwa membutuhkan unit jamban pribadi. Maka untuk fasilitas jamban bersama melayani 5 KK/25 jiwa dan sistem komunal melayani 10 KK/50-60 jiwa;

 berdasarkan perkiraan kebutuhan terhadap sarana pengelolaan air limbah di Kota Jayapura hingga akhir tahun perencanaan terbagi atas jamban pribadi 217.339 unit, jamban bersama 43.468 unit, dan jamban komunal 21.734 unit (lihat Tabel III.14);

 selain itu, dalam perhitungan kebutuhan prasarana ini, maka mengacu kepada karakteristik sosial-ekonomi penduduk dan kondisi fisik kota.

TABEL III.14 RENCANA PENYEDIAAN JARINGAN LIMBAH, 2013-2033

KEB. PRASARANA LIMBAH 2033 NO

KEB. PRASARANA LIMBAH 2013

KEB. PRASARANA LIMBAH 2018

KEB. PRASARANA LIMBAH 2023

KEB. PRASARANA LIMBAH 2028

WILAYAH KOTA JAYAPURA

PRIBADI BERSAMA KOMUNAL

1 Kel. Angkasapura

2.870 574 287 2 Kel. Trikora

3.421 684 342 3 Kel. Mandala

3.263 653 326 4 Kel. Tanjung Ria

9.022 1.804 902 5 Kel. Imbi

6.373 1.275 637 6 Kel. Bhayangkara

8.315 1.663 832 7 Kel. Gurabesi

10.346 2.069 1.035 8 Kp. Kayobatu

DISTRIK JAYAPURA UTARA

5.617 1.123 562 2 Kel. Argapura

1 Kel. Numbai

4.840 968 484 3 Kel. Hamadi

12.657 2.531 1.266 4 Kel. Ardipura

10.875 2.175 1.087 5 Kel. Entrop

10.616 2.123 1.062 6 Kp. Tahima Soroma

49 10 5 61 12 6 76 15 8 96 19 10 120 24 12 7 Kp. Tobati

DISTRIK JAYAPURA SELATAN

4.982 996 498 2 Kel. Awiyo

1 Kel. Asano

8.118 1.624 812 3 Kel. Yobe

5.003 1.001 500 4 Kel. Kota Baru

5.451 1.090 545 5 Kel. Vim

9.088 1.818 909 6 Kel. Wai Mhorock

6.286 1.257 629 7 Kel. Wahno

5.471 1.094 547 8 Kel. Abe Pantai

1.878 376 188 9 Kp. Enggros

43 21 267 53 27 10 Kp. Nafri

Bab III Rencana Struktur Ruang |

III - 61

KEB. PRASARANA LIMBAH 2033 NO

KEB. PRASARANA LIMBAH 2013

KEB. PRASARANA LIMBAH 2018

KEB. PRASARANA LIMBAH 2023

KEB. PRASARANA LIMBAH 2028

WILAYAH KOTA JAYAPURA

PRIBADI BERSAMA KOMUNAL

11 Kp. Koya Koso

DISTRIK ABEPURA

1 Kel. Waena

10.631 2.126 1.063 2 Kel. Hedam

7.331 1.466 733 3 Kel. Yabansai

6.778 1.356 678 4 Kp. Yoka

1.363 273 136 5 Kp. Waena

DISTRIK HERAM

1 Kel. Koya Barat

2.956 591 296 2 Kel. Koya Timur

2.229 446 223 3 Kp. Holtekamp

53 657 131 66 4 Kp. Koya Tengah

39 20 245 49 24 5 Kp. Skouw Sae

59 30 371 74 37 6 Kp. Moso

45 23 284 57 28 7 Kp. Skouw Yambe

61 30 380 76 38 8 Kp. Skouw Mabo

7.502 1.500 750 TOTAL KEBUTUHAN KOTA

DISTRIK MUARA TAMI

Sumber: Hasil Analisis Tim RTRW Kota Jayapura, 2012

Bab III Rencana Struktur Ruang |

III - 62

Rencana sistem pengolahan air limbah di Kota Jayapura meliputi:

1. sistem pembuangan air limbah bahan berbahaya dan beracun Pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti limbah rumah sakit

dan limbah industri di Kota Jayapura harus menyediakan pengolah limbah sendiri. Pengolahannya dilakukan secara terpusat dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga. Sistem pembuangan air limbah bahan berbahaya dan beracun terletak di:

a. Kelurahan Gurabesi, Kelurahan Bhayangkara, dan Kelurahan Imbi Distrik Jayapura Utara;

b. Kelurahan Entrop dan Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan;

c. Kelurahan Wahno, Kelurahan Yobe, Kelurahan Wai Mhorock, Kelurahan Asano, dan Kelurahan Awiyo Distrik Abepura;

d. Kelurahan Waena dan Kelurahan Yabansai Distrik Heram; dan

e. Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, dan Kampung Skouw Mabo Distrik Muara Tami.

2. sistem pembuangan air limbah bukan domestik Sistem pembuangan air limbah kegiatan bukan domestik merupakan sistem

pembuangan air limbah pada kegiatan komersial dilakukan dengan:  pengoptimalan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada kawasan

perdagangan dan jasa terletak di Terminal Mesran Distrik Jayapura Selatan; dan  pengembangan IPAL pada Pasar Youtefa Kelurahan Wai Mhorock Distrik Abepura.

3. sistem pembuangan air limbah domestik  Sistem pembuangan air limbah domestik atau rumah tangga dilakukan secara individual/sistem setempat maupun komunal.  Sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual diarahkan pada kawasan perumahan kepadatan rendah dan sedang.  Sistem pembuangan air limbah komunal bersifat lokal yang diarahkan pada kawasan perumahan kepadatan tinggi dengan golongan masyarakat yang tidak mampu menyediakan jamban dan tangki septik individu.

4. sistem pembuangan lumpur tinja  Dalam kaitannya dengan masalah sanitasi, maka dibutuhkan penyuluhan

kepada penduduk dalam peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan, penyediaan kendaraan pengangkut tinja untuk membersihkan dan menguras lumpur tinja pada tangki septik yang sudah penuh, serta memonitoring pengelolaan air limbah domestik, terutama badan-badan air yang ada di perkotaan.

 Pembuangan dan pengolahan limbah tinja direncanakan menjadi satu pengolahan dengan Tempat Pengolahan Akhir Sampah. Rencana Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di TPA Koya Koso (Distrik Abepura). Lumpur tinja yang sudah kering dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, batako, dan lumpur tinja yang telah terstabilkan menjadi bahan untuk mengkondisikan tanah yang sangat baik sebagai sumber karbon, meningkatkan kelembaban dan kapasitas nturisi dari tanah (kapasitas pertukaran ion), serta meningkatkan struktur tanah.

Gambar 3.10 Peta Rencana Sistem Jaringan Air Limbah