Praktik Inovasi Pendidikan di SMKN 2 Kabupaten Subang

3.3 Praktik Inovasi Pendidikan di SMKN 2 Kabupaten Subang

“Jauh dari benak pikiran kita, bahwa mereka ternyata ada.... Mereka adalah pemuda yang kalau sekolah tidak bisa makan kalau bisa ma- kan tidak bisa sekolah, serta terkendala oleh jarak, topografi dan kondisi jalan yang jelek. Untuk itu mereka harus sekolah sambil bekerja atau bekerja sambil sekolah tanpa harus meninggalkan desanya.”

3.3.1 Profil Daerah dan Sekolah

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 % dari luas Provinsi Jawa Barat. Dengan curah hujan yang relatif tinggi serta ditunjang oleh adanya lahan yang subur dan banyaknya aliran sungai menjadikan sebagian besar luas tanah Kabupaten Subang digunakan untuk pertanian.

Sebagai penyandang predikat salah satu lumbung padi nasional, Kabupaten Subang menyumbangkan produksi padi yang mencapai 1.020.606 ton terhadap stok padi nasional. Produksi padi tersebut dihasilkan dari lahan basah 1.015.695 ton dan sisanya dari ladang. Selain tanaman pangan potensi pertanian yang ada di Kabupaten Subang adalah tanaman palawija dan holtikultura. Ditengah kecenderungan perkembangan daerah lain yang mengarah kepada industrialisasi, Subang tetap mempertahankan sektor pertanian sebagai salah satu sektor utama dalam perekonomiannya. Hal ini tercermin dari visi Kabupaten Subang yang ingin mewujudkan Subang sebagai daerah agribisnis.

Potensi besar Subang di bidang pertanian sebenarnya sudah diantisipasi sejak awal dengan berdirinya sekolah kejuruan pertanian, dan SMK Negeri 2 Subang salah satunya. Pada awalnya SMKN 2 Subang adalah STM Pertanian dengan satu program keahlian yaitu Teknologi Produksi (TP). Berjalan sejak tahun 1966 dan resmi ditetapkan sejak 7 Desember 1967. Dalam perjalanannya berkembang menjadi dua program keahlian yaitu dengan dibukanya Program Keahlian Teknologi Peralatan Pertanian (TPP) pada tahun 1980. Pada tahun 1985 berubah menjadi SMT Pertanian dengan 5 Program Keahlian (Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak, Budidaya Ikan, Mekanisasi Pertanian, dan Teknologi Hasil Pertanian). Pada Tahun 1995 berubah menjadi SMK Negeri 2 Subang hingga saat ini.

Visi dari SMKN 2 Subang adalah: ”Mewujudkan sekolah berbasis kewirausahaan/bisnis yang dikelola dan

42 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 42 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi sebagai berikut :

1. Menjadikan pendidik SMK Negeri 2 Subang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan undang-undang guru dan dosen serta memenuhi standar Industri pada tahun 2014.

2. Menjadikan pendidik dan tenaga kependidikan profesional di bidangnya dan melayani pelanggan sesuai standar yang dipersyaratkan sehingga mampu menghantarkan SMK Negeri 2 Subang sebagai SMK Standar Internasional pada tahun 2014.

3. Menjadikan Laboratorium Pengawasan Mutu SMK Negeri 2 Subang Bersertifikat ISO 17025 : 2005 pada tahun 2012.

4. Menjadikan Bidang Keahlian Pertanian, Peternakan, Budidaya Ikan Air Tawar, dan Teknologi Hasil Pertanian sebagai inti pencitraan fisik sekolah dalam penataan dan pelestarian lingkungan hidup.

5. Menjadikan Bidang Keahlian Pertanian sebagai inti kegiatan agribisnis dan agroindustri yang menerapkan sistem manajemen mutu sehingga mampu menjadikan lulusannya sebagai plasma agribisnis/agroindustri atau sebagai pekerja di perusahaan agribisnis Nasional dan Internasional.

6. Menjadikan Bidang Keahlian Pelayaran Berstandar Internasional yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu sehingga mampu menghasilkan lulusan sebagai pelaut yang memiliki sertifikat Ankapin II/Atkapin II serta memenuhi “Standard International Maritim Organization (IMO)” untuk bekerja di perusahaan perkapalan/kapal Internasional.

7. Menjadikan Bidang Keahlian Teknologi sebagai Plasma Industri Komponen Otomotif, Perakitan Komputer, Peralatan Elektronik dan Mesin Perkakas yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu sehingga memenuhi standar industri dan berkembang bersama industri serta menjadikan kegiatan tersebut sebagai tempat diklat kelas wirausaha dan menjadikan lulusan kelas wirausaha sebagai wirausaha Plasma Indus- tri.

8. Menjadikan Bidang Keahlian Teknologi Berstandar Internasional yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu sehingga mampu menghasilkan lulusan yang memiliki standar kompetensi internasional dan bekerja di perusahaan multinasional.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 43

9. Menjadikan Bidang Keahlian Pariwisata sebagai plasma industri garmen yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu sehingga memenuhi standar industri dan berkembang bersama Industri serta menjadikan kegiatan tersebut sebagai tempat diklat kelas wirausaha dan menjadikan lulusan kelas wirausaha sebagai Wirausaha Plasma Industri Tata Busana/Garmen.

10. Menjadikan Program Keahlian Usaha Jasa Pariwisata sebagai Inti Promosi dan pemasaran Wisata Vokasi dan Wisata Agro SMK Negeri 2 Subang.

11. Menjadikan Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak dan Elektronika Industri sebagai Inti Pencitraan Sekolah di bidang IT dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

12. Menjadikan seluruh Program Keahlian sebagai Pelestari Lingkungan Hidup sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya sehingga memenuhi Standar ISO 14001 : 2004.

Sampai saat ini SMKN 2 Subang mempunyai delapan belas Program Keahlian, yaitu:

1. Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura

2. Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman

3. Agribisnis Ternak Unggas

4. Agribisnis Ternak Ruminansia

5. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

6. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

7. Agribisnis Perikanan

8. Teknik Kendaraan Ringan

9. Teknik Sepeda Motor

10. Rekayasa Perangkat Lunak

11. Teknik Elektronika Industri

12. Teknik Pemesinan

13. Jasa Boga

14. Usaha Perjalanan Wisata

15. Busana Butik

16. Nautika Kapal Niaga

17. Nautika Kapal Penangkap Ikan

18. Teknika Kapal Penangkap Ikan

44 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Berikut adalah struktur organisasi SMKN 2 Subang:

KEPALA SEKOLAH

KOMITE

MANAJEMEN KOORD. TU WAKA

DIKLAT WAKA

SARPRAS LINGKUNGAN WAKA

WAKA HKI

WAKA PI & SDM BID. REKNOLOGI WAKA PI & SDM BID. PER, PEL & PAR

KA. PRODI. UPW KA. PRODI. JB KA. PRODI. BB TO

KA. PRODI. KA. PRODI. KA. PRODI. KA. PRODI. RPL

KA. PRODI. APTN

KA. PRODI. APTD

KA. PRODI. PEL

KA. PRODI. API

KA. PRODI. AHP

TM TEI AN AR AY

PEMBIMBING/WALI KELAS/GURU

TARUNA

3.3.2 Kondisi Sebelum Adanya Inovasi

Menurunnya minat tamatan SMP untuk melanjutkan pendidikan ke SMK Pertanian dan banyaknya tenaga kerja pengganti di sektor pertanian bagi tamatan SMK Pertanian menyebabkan jumlah siswa terus menurun dan tamatannya banyak yang tidak bekerja atau bekerja bukan pada bidangnya. Kondisi ini mulai dirasakan oleh SMKN 2 Subang sejak 1995 yang pada akhirnya mencapai titik terendah pada tahun 2000 dengan jumlah siswa 554 orang yang terbagi dalam 5 program keahlian (budidaya tanaman, budidaya ternak, budidaya ikan, teknologi hasil pertanian, dan mekanisasi pertanian). SMK Pertanian dinilai gagal menyiapkan tamatannya menjadi petani atau bekerja di sektor pertanian sehingga tidak diminati.

Kondisi ini menyebabkan motivasi guru menurun dan cenderung menyalahkan keadaan, sehingga tidak memberi solusi tetapi menam- bah masalah dengan sikapnya yang cenderung apatis dan menyerah pada keadaan. Kondisi lingkungan sekolah tidak terawat dan tidak mencerminkan sebagai sekolah pertanian yang dapat menjadi contoh petani, kedisiplinan

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 45 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 45

3.3.3 Praktik Inovasi Pendidikan

a. Penerapan dan Pengembangan Sistem Ketarunaan

1. Landasan utama diterapkannya sistem ketarunaan adalah

a) Kebutuhan Pelanggan (institusi pasangan, DU/DI, orang tua siswa, masyarakat) yang mengharapkan calon tenaga kerjanya/ anaknya/warganya yang sehat, kuat, disiplin dan berbudaya (komunikasi/bahasa, tata krama/etika, kemampuan komputer dan mengakses informasi, serta kemampuan mengembangkan diri).

b) Kebutuhan Sekolah dalam Pembentukan Karakter Siswa untuk mencapai standar taruna

c) Kebutuhan Guru Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif dalam menerapkan nilai-nilai kecakapan hidup.

2. Tujuan Latihan Dasar Ketarunaan bertujuan untuk membentuk karakter taruna

sebagai berikut :

a) Sehat sesuai standar yang ditetapkan pelanggan

b) Kuat

c) Disiplin

d) Memahami dan Menerapkan Peraturan Baris Berbaris

e) Memahami dan Menerapkan Tata Cara Penghormatan Sipil dan Militer

f ) Memahami dan Menerapkan Tata Upacara Bendera

g) Memahami dan Mampu Melaksanakan Survival dan Cross Coun- try

h) Memahami dan Mampu Melaksanakan Search and Resque (SAR)

i) Memahami dan Mampu Melaksanakan Sholat sesuai ketentuan j) Memahami dan Mampu Mengekspresikan diri k) Memahami dan Mampu Berorganisasi l) Memahami dan Mampu Melaksanakan Tugas

3. Materi

a) Tes Kesehatan oleh Dokter Pemerintah dan tindaklanjut pelayannya

b) Pendidikan Jasmani Taruna (Lari, sit up, push up, pull up, angkat beban, olah raga permainan)

c) Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan Tata Cara Penghormatan Sipil dan Militer

d) Tata Upacara Bendera

e) PMR, P3K, SAR, Survival dan Cross Country

46 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 46 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

g) Placement Test Baca Al Quran dan Bimbingan Baca Al Quran

h) Placement Test Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Komputer dan Tindaklanjut Pelayannya

i) Basic Mentallity j) Demokrasi, Organisasi dan Kepemimpinan k) Seni dan Budaya

4. Waktu Pelaksanaan Latdastar dilaksanakan di semester satu selama 5 bulan dengan tahapan sebagai berikut :

• Tahap pertama selama satu bulan mulai dari pukul 06.00 – 16.00 • Tahap kedua selama 4 bulan mulai pukul 06.00 – 07.30 dilanjutkan

pukul 13.00 – 16.00 Kegiatan ini dimonitor dan dievaluasi oleh Tim Manajemen dan Guru Mata Pelajaran. Hasilnya dibahas dan tindaklanjuti oleh Guru Mata Pelajaran dan oleh Tim Manajemen

5. Sertifikasi dan Pelantikan Hasil Monitoring dan Evaluasi dijadikan sebagai bahan Sidang Korps untuk menentukan Kelulusan dan Sanksi yang harus dijalani bagi yang

belum lulus. Bagi yang lulus diberi sertifikat dan dilantik dan yang bersangkutan berhak menggunakan seragam korps taruna.

6. Implementasi Nilai-Nilai Ketarunaan Setelah dilantik dan menggunakan seragam korps taruna, maka para

taruna menerapkan nilai-nilai ketarunaan dalam kegiatan sehari-hari.

7. Pengendalian Mutu Pengendalian Mutu Taruna dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang yang didukung oleh dokumen pengendali mutu taruna berupa buku

kendali mutu taruna yang dimonitor setiap hari dan dievaluasi setiap minggu. Selain itu juga diterapkan “Re-orientasi Ketarunaan” bagi taruna yang pulang prakerin dan become to outcome bagi taruna yang akan lulus sampai diterima bekerja.

8. Penjaminan Mutu Penjaminan Mutu Taruna menggunakan Skill Passport Praktik Kerja Industri.

b. Program Kelas Wirausaha/Mandiri

Data Dinas Pendidikan Kabupaten Subang menunjukkan bahwa jumlah lulusan SLTP, lima tahun terakhir sebanyak 86.386 orang. Dari jumlah tersebut yang melanjutkan hanya 55.000 orang, sehingga masih ada

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 47

31.386 orang yang tidak melanjutkan. Permasalahan tersebut salah sa- tunya adalah kondisi ekonomi masyarakat yang masih rendah sehingga kalau dipaksakan, kalau sekolah tidak bisa makan kalau bisa makan tidak bisa sekolah. Padahal tidak sedikit dari keluarga tidak mampu tersebut terdapat siswa-siswa yang mempunyai potensi untuk dikembangkan, kedepannya mereka dapat berubah tarap hidupnnya punya harkat dan martabat yang lebih baik. Melihat kenyataan tersebut SMK Negeri 2 Subang mencoba menawarkan satu program agar anak-anak tidak mampu tersebut mendapatkan akses pendidikan melalui pembukaan kelas wirausaha/mandiri.

Kelas Wirausaha/Mandiri adalah kelas untuk taruna atau siswa yang kurang mampu. Para taruna diharapkan dapat membiayai dirinya sendiri untuk proses pendidikan dan pelatihannya melalui kegiatan produksi yang dilakukan semala proses pembelajaran. Taruna yang diterima melalui jalur ini adalah taruna yang mempunyai kemauan untuk merubah kehidupannya melalui bekerja keras, mempunyai motivasi ingin meningkatkan kesejahteraan, dan diutamakan dari kalangan taruna yang tidak mampu.

Proses pembelajaran di kelas wirausaha/industri mandiri dititikberatkan pada kegiatan produksi pada masing-masing program studi keahlian. Setiap program studi keahlian dapat memiliki lebih dari satu kegiatan unit usaha, hal ini didasarkan pada customer need analysis. Taruna kelas wirausaha/mandiri diseleksi berdasarkan minat dan bakat untuk masuk pada satu kegiatan unit usaha.

Taruna yang telah masuk pada kegiatan unit usaha akan mendapatkan jatah makan siang setiap harinya, dapat membayar uang sekolah dari hasil kerjanya,dan menyisihkan sedikit setiap bulannya untuk uang saku. Selain itu sekolah juga memiliki target untuk taruna yaitu setiap taruna nantinya diharapkan memperoleh pendapatan dari kegiatan unit usaha sekolah atau teaching factory sebagai berikut: untuk taruna kelas

X memperoleh pendapatan dari kegiatan produksi sebesar Rp 5.000,00 setiap hari, kelas XI memperoleh Rp 8.000 per hari dan kelas XII memperoleh Rp 10.000,00 per hari.

Mekanisme pengaturan pelaksanaan pembelajaran siswa wirausaha/ mandiri tiga semester digunakan untuk pembelajaran normatif/adaptif dan tiga semester untuk pembelajaran produktif.

48 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Tabel.13

Pengaturan Pembelajaran Kelas Wirausaha/Mandiri – SMKN 2 Subang

Semester

Kegiatan

1, 2 Kegiatan ketarunaan dan normatif/adaptif 3, 4, 5

Kegiatan produktif (di plasma industri) 6 Kegiatan normatif/adaptif untuk persiapan UAN

Untuk program keahlian terntentu seperti pertanian karena kegiatan produktifnya sangat tergantung kepada musim, maka pembagian kegiatan belajar antara normatif/adaptif dan produktif lebih fleksibel, kecuali untuk kegiatan ketarunaan dilaksanakan pada semester pertama untuk semua kelas dan program keahlian.

Berikut adalah ilustrasi pengaturan pembelajaran untuk taruna yang ada dikelompok teknologi yang sudah memiliki kontrak khusus dengan mitra industri (PT Banshu).

1. Siswa atau taruna kelas wirausaha/mandiri menjadi tenaga kerja utama plasma industri. Tiga semester melakukan kegiatan normatif/ adaptif di sekolah dan tiga semester melakukan kegiatan produk- tif di plasma industri. Selama kegiatan produktif tersebut siswa melakukan pembelajaran sekaligus kegiatan produksi. Dari kegiatan produksi inilah siswa mendapatkan pendapatan untuk membiayai diri dan sekolahnya. Setelah tamat siswa atau taruna diproyeksikan sebagai pekerja di PT Banshu Electric Indonesia selama tiga tahun (tahun pertama status magang, tahun kedua status kerja kontrak tahun pertama, tahun ketiga status kerja kontrak tahun kedua).

2. Selama tiga tahun berada di industri siswa akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan industri (minimal 6 kompetensi pekerja industri). Setelah tiga tahun mereka akan dipasarkan ke berbagai industri multi nasional.

c. Program Kelas Termediasi (Kelas Jauh)

Program kelas termediasi (kelas jauh) di SMK Negeri 2 Subang didasarkan pada banyaknya jumlah lulusan SMP yang ada di desa-desa tidak bisa melanjutkan sekolah disebabkan belum adanya sekolah yang tingkatnya lebih tinggi, walaupun ada tapi jaraknya sangat jauh ditambah kondisi jalan yang jelek, dan kondisi ekonomi yang masih rendah, sehingga sebagian besar mereka adalah pemuda yang kalau sekolah tidak bisa makan kalau bisa makan tidak bisa sekolah, Untuk itu mereka harus

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 49 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 49

Kelas jauh (kelas termediasi) SMK Negeri 2 Subang adalah rombongan belajar atau tempat belajar yang berada di luar sekolah SMK Negeri

2 Subang, berada di kecamatan atau daerah yang ada di lingkungan Kabupaten Subang dan pengelolaannya dilakukan oleh wakil kepala sekolah dari SMK Negeri 2 Subang yang mendapat Surat Keputusan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

Kemampuan memberdayakan sumber daya serta menggerakan partisi- pasi masyarakat merupakan kunci sukses dari program kelas termediasi. Kelas termediasi cermin dari pendidikan yang sesungguhnya, karena bisa mengatasi batasan-batasan yang selama ini justru mengungkung hakikat pendidikan yang sesungguhnya. Mereka belajar bisa dimana saja, tidak tergantung gedung sekolah yang megah, mereka mengandal- kan pemuka-pemuka masyarakat sebagai tenaga pendidik pada awal- nya. Sebagai wahana praktikum mereka bisa terjun pada proyek-proyek dari Dinas Pertanian, Dinas Perikanan maupuan aktivitas masyarakat se- tempat. Semua dilakukan dengan tidak mengorbankan standar pen- didikan yang telah ditetapkan di Kelas Induk yaitu SMKN 2 Subang.

d. Program Pengembangan Teaching Factory

Program teaching factory merupakan terobosan SMKN 2 dalam upaya meningkatkan pembelajaran produktif agar sesuai dengan standar industri. Pengembangan teaching factory dilakukan dengan kerjasama dengan jejaring atau mitra industri. Mitra industri mendirikan plasma industri di SMK Negeri 2 Subang sebagai media untuk pembelajaran produktif bagi siswa dan sekaligus kegiatan produksi dengan tenaga kerja siswa SMKN 2 Subang. Pengembangan teaching factory ini memerlukan upaya keras dari sekolah untuk meyakinkan kepada industri agar bersedia mendirikan plasma industri di SMKN 2 Subang. Berikut adalah tahapan dalam pengembangan teaching factory tersebut.

1. Tahap Awal Semua berawal dari praktik kerja industri yang dilakukan oleh taruna atau siswa SMK Negeri 2 Subang di PT. Banshu Elektrik Indonesia. Upaya pemantapan dan penjajagan serius dilakukan untuk menarik mitra industri ke sekolah dengan memberikan pembekalan kepada siswa agar bekerja dengan motivasi tinggi. Sehingga pada tahap ini diharapkan perusahaan akan memberikan penilaian yang sebaik mungkin kepada siswa asal SMK Negeri 2 Subang.

50 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Dengan karakter siswa SMK Negeri 2 yang disiplin, sehat, kuat, dan mudah beradaptasi, serta bukti yang ditunjukkan taruna atau siswa saat melaksanakan praktik kerja di industri, timbul kepercayaan pihak industri terhadap SMK Negeri 2 Subang. Sehingga pihak industri meminta siswa untuk prakerin di PT. Banshu secara berkesinambungan dan sepanjang tahun, dan pihak sekolah berusaha untuk memenuhi kapan saja industri meminta taruna untuk prakerin.

Hasil keseriusan sekolah memenuhi permintaan perusahaan ber- dampak kepada semakin meningkatnya kepercayaan industri kepada sekolah, kepercayaan itu ditunjukkan oleh perusahaan den- gan menerima lulusan SMKN 2 Subang terutama taruna yang pernah praktik kerja di PT. Banshu.

2. Tahap Uji Coba Plasma Melihat disiplin, mental, kesehatan fisik serta keterampilan siswa se- lama melakukan praktik kerja di industri, pihak perusahaan mencoba meningkatkan kerja sama dengan mendirikan plasma di SMK Negeri

2 Subang dengan sumber daya manusia alumni SMK Negeri 2 Subang dan sebagian dari umum. Ini merupakan proses uji coba pelaksanaan industri di Sekolah.

Dalam tahap uji coba ini ternyata hasil yang diperoleh belum memenuhi standar yang diharapkan industri. Banyak kendala yang dihadapi terutama kualitas sumber daya manusia yang kurang baik sehingga berdampak kepada kualitas produk yang tidak sesuai dengan persyaratan industri.

3. Tahap Penerapan Teaching Factory di Sekolah Hasil dari evaluasi program pelaksanaan plasma di SMK Negeri 2 Subang memberikan gambaran dan pemikiran baru bahwa sumber daya manusia yang baik harus dipersiapkan, dididik, dan dilatih sesuai dengan standar industri tetapi juga menjadi siswa SMKN 2 Subang. Sejak tahun ajaran 2006-2007 maka dikelola kelas khusus industri wirausaha/mandiri yang siswanya dari kalangan yang tidak mampu, diberi kesempatan sekolah dengan memberikan fasilitas yang diperlukan untuk sekolah berupa biaya sekolah dan tambahan lainnya. Kelas wirausaha/mandiri inilah yang menjadi sumber daya manusia dalam plasma industri.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 51

Tahun pelajaran 2007-2008 adalah tahun kedua pelaksanaan teaching factory dengan pola pembelajaran inovatif. Pola pembelajaran disusun sedemikian rupa agar siswa dapat belajar produksi sesuai dengan standar industri, tetapi juga dapat tetap belajar sesuai dengan persyaratan lainnya.

Pembelajaran dibagi menurut kontrak yang telah ditandatangani sebagai berikut :

1. Tiga tahun pertama siswa akan berada di sekolah, dengan pola pembelajaran produksi selama tiga semester di teaching factory dan industri. Sedangkan tiga semester kedua akan berada di kelas dan teaching factory berselang-seling.

2. Tiga tahun kedua siswa direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan mengikuti pola perusahaan sebagai berikut : tahun pertama sebagai tenaga magang atau training plus, tahun kedua menjadi tenaga kontrak untuk tahun pertama, dan tahun ketiga menjadi tenaga kontrak untuk tahun ke dua.

Sampai bulan Juni 2008, investasi PT. Banshu di SMK Negeri 2 Subang berupa alat dan fasilitas pendukung di Teaching Factory sebesar Rp 1,360 milyar. Sedangkan penerimaan (insentif, uang lauk pauk, dan lembur) sebesar Rp 88,1 juta setiap bulannya.

Inti dari keberhasilan Teaching Factory adalah :

1. Pembentukan karakter siswa yang disiplin, sehat, kuat, dan mudah beradaptasi sehingga mampu bersainga, melalui kegiatan latihan dasar ketarunaan dan kegiatan lain yang menunjang.

2. Pendekatan secara intensif dan memberikan keyakinan kepada industri bahwa sekolah dapat melakukan pekerjaan yang dituntut industri.

3. Penanganan secara serius dan kerja cerdas tenaga pendidik dan kependidikan serta team manajemen untuk memenehui keinginan industri.

4. Usaha untuk selalu melakukan perbaikan dan peningkatan kiner- ja.

e. Income Generating Unit

Terobosan lain yang dilakukan oleh SMKN 2 Subang adalah dalam hal pembiayaan. Salah satu sasaran mutu SMK Negeri 2 Subang adalah meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Selain itu sekolah juga memiliki tar- get untuk siswa kelas mandiri agar mampu membiayai kegiatan pendidi-

52 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 52 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Sistem bagi hasil diterapkan dalam pengelolaan hasil usaha dari unit produksi yang dikembangkan oleh SMKN 2 Subang. Berikut adalah ilustrasi konsep bagi hasil usaha unit produksi restoran untuk Program Keahlian Tata Boga.

A. Pendapatan dan Pengeluaran

Tabel.14

Pendapatan dan Pengeluaran Unit Usaha Restoran – SMKN 2 Subang

No Uraian

Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp) A Penerimaan per Bulan

Volume

B Pengeluaran per Bulan

1 Iuran SPP Bulanan Taruna

100,000.00 1,900,000.00 2 Honor Bulanan Guru

19 Orang

1,250,000.00 5,000,000.00 3 Cicilan Sepeda Motor per bulan

4 Orang

453,000.00 453,000.00 4 Cicilan Laptop per bulan

1 bulan

250,000.00 250,000.00 5 Pembelian bahan baku per bulan

1 bulan

7,823,526.00 7,823,526.00 Total Pengeluaran per Bulan

1 bulan

Sisa Saldo 7,065,974.00

B. Perkiraan hasil keuntungan

Perkiraan hasil yang didapatkan dari unit usaha jasa boga sebagai berikut : Pendapatan per bulan

: Rp. 22.429.500,- Pengeluaran per bulan

: Rp. 15.426.526,- Rp. 7.065.974,-

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 53

C. Pembagian hasil usaha

Hasil usaha dibagi untuk sekolah dan program keahlian.

Tabel.15

Pembagian Hasil Usaha – SMKN 2 Subang

No Bagian Besar Presentasi Sub Bagian Presentasi

Kesejahteraan karyawan sekolah 30

Pengembangan usaha/penambahan modal 30

Program Keahlian

2 Program Keahlian

40 Kesra Program Keahlian

D. Akuntabilitas Kegiatan

Kegiatan produksi dari unit usaha dikelola oleh masing-masing program keahlian. Mekanisme pertanggungjawaban dilakukan se- cara berjenjang, di tingkat program keahlian yang menjadi penang- gung jawab terhadap semua kegiatan dan pelaporan keuangan ada- lah pelaksana dimana proses montoring dan evaluasi dilakukan oleh Ketua Program Keahlian. Di tingkat sekolah Ketua Program Keahlian menjadi penanggungjawab kegiatan sementara proses monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim monev sekolah. Dan akhirnya se- mua kegiatan sekolah harus dipertanggungjawabkan kepada stake- holders melalui komite sekolah.

E. Rencana Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha akan dilakukan setelah usaha jasa boga menunjukan kemajuan yang berarti. Pengembangan bisa diarahkan pada variasi jenis makanan yang dikelola, pembukaan cafe, pelayanan terhadap tamu sekolah dan jasa catering untuk pelatihan yang diadakan di sekolah.

54 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Rencana selanjutnya yang ingin dikembangkan adalah dengan membagi hasil perolehan personal untuk diberikan/dibayarkan dan disimpan sebagai tabungan yang akan diputarkan sebagai modal usaha besarnya direncanakan 75 % diberikan : 25 % disimpan. Sehingga pada akhirnya personal yang terkait dalam pengelolaan jasa boga akan mendapatkan hasil usaha berupa persentase ke- untungan dari modal yang diputarkannya dan pembagiannya akan diberikan secara periodik.

Setelah simpanan yang menjadi hak personal pengelola akan diberikan pada saat personal tersebut keluar, berhenti, meninggal dunia dan atau yang bersangkutan menginginkan pengembalian modal tersebut. Diharapkan tahun berikutnya, honor karyawan minimal dapat setara dengan gaji golongan III Pegawai Negeri Sipil.

Usaha untuk mencapai target ini terus dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan industri lainnya agar menanam investasi di sekolah dan sekolah menyediakan tenaga kerja terdidik sesuai dengan kebutuhan industri.

3.3.4 Kapabilitas Inovasi

a. Strategi yang Dilakukan

SMKN 2 Subang pernah mengalami masa-masa sulit, untuk bertahan dan akhirnya bangkit dari keterpurukan bukanlah hal yang mudah. Berikut adalah strategi yang dilakukan SMKN 2 Subang untuk bangkit dari keterpurukannya.

a) Kemampuan mendengarkan keinginan stakehlders Kesadaran SMKN 2 Subang untuk mendengarkan kebutuhan dan keinginan stakeholders nya mendorong untuk bangkit dari keterpurukan dengan melakukan perubahan-perubahan sebagai berikut :

• Re-engineering Mind Set, dengan menata ulang cara berpikir, bersikap, dan bertindak para pendidik dan tenaga kependidikan bahwa mereka diberi amanah untuk mengelola dan menyelenggara- kan SMK agar tamatannya bisa bekerja sesuai bidangnya dengan tingkat pendapatan yang layak serta mampu mengembangkan dirinya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Secara keseluruhan kegiatannya meliputi :

1. memahami kondisi sekolah dan kebijakan pendidikan menengah kejuruan

2. menumbuhkembangkan akseptabilitas individu dan tim kerja

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 55

3. menumbuhkembangkan kapabilitas individu dan tim kerja

4. menumbuhkembangkan akuntabilitas individu dan tim kerja

5. memahami kebutuhan pelanggan

6. memuaskan kebutuhan pelanggan

7. memberi akses dan kepuasan kepada semua

8. meningkatkan kompetensi dan pelayanan secara terus menerus

• Re-engineering Program Keahlian, upaya ini dilakukan untuk memperbaiki citra SMKN 2 Subang dan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

1. mengalih-fungsikan Program Keahlian Mekanisasi Pertanian menjadi Teknik Mekanik Otomotif (TMO);

2. membuka Program Keahlian Nautika Perikanan Laut (NPL), Teknika Perikanan Laut (TPL), Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Laut (TPHPL) pada tahun pelajaran 2001/2002

3. membuka Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Elektronika Industri, Tata Boga, Tata Busana, Usaha Jasa Pariwisata pada tahun pelajaran 2007/2008

4. mengembangkan SMK berbasis program keahlian 2006/2007

5. mengembangkan program keahlian berbasis pelanggan 2007/2008

6. mengembangkan program keahlian berbasis bisnis/wirausaha 2009/2010

b) Kemampuan untuk merespon dan menjawab dengan tepat keinginan stakeholders Keputusan SMKN 2 untuk menerpakan program ketarunaan salah satunya adalah sebagai bentuk jawaban atas kebutuhan stakeholders (institusi pasangan, DU/DI, orang tua siswa, masyarakat) yang meng- harapkan calon tenaga kerjanya/anaknya/warganya yang sehat, kuat, disiplin dan berbudaya (komunikasi/bahasa, tata krama/etika, kemampuan komputer dan mengakses informasi, serta kemampuan mengembangkan diri. Tidak berhenti sampai disitu, kemampuan menjawab dengan tepat keinginan stakeholders juga harus diikuti dengan pengendalian terhadap proses dan produk yang dihasilkan.

c) Kemampuan untuk membangun jejaring dan hubungan dengan mitra industri Keberhasilan SMKN 2 Subang tidak terlepas dari kemampuannya untuk membangun jejaring operasional maupun strategisnya. Dengan ber- modal jejaring ini sekolah mampu mewujudkan sesuatu yang mungkin bagi sekolah lain mengharuskan adanya dukungan finansial yang cukup

56 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 56 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

b. Proses

Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 Untuk penguatan tata kelola SMKN 2 Subang juga menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000. Proses penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 di SMK Negeri 2 Subang di awali dengan pembentukan Steering Commite sekitar bulan Agustus 2007 dengan jumlah anggota 25 orang, terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Manajemen Mutu, para Wakil Kepala Sekolah, para Ketua Program Keahlian dan staf perwakilan dari setiap program keahlian.

Dokumen mutu yang telah disusun terdiri dari Pedoman Mutu, Standar Prosedur Operasional ( 7 SPO), Instruksi Kerja ( ada 24 IK ) dan Formulir (ada 4 Form). Terdapat 14 unit kerja yang disertifikasi antara lain : unit kerja Kepala Sekolah,TU, Waka Sekolah ,dan Program Keahlian. Untuk program keahlian terdapat 18 program keahlian akan tetapi yang masuk lingkup SMM ISO 9001:2000 baru 7 Program Keahlian yaitu : Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak, Budidaya Ikan Air Tawar, PPHP, NPL,TPL dan TMO. Penerapan SMM ISO 9001 : 2000 dimulai tanggal 11 September 2007 dan sertifikasi diperoleh tanggal 22 Pebruari 2008.

Tidak jauh berbeda dengan SMKN 4 Malang dan SMKN 8 Makassar, bahwa penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 memungkinkan sekolah untuk melakukan pemantauan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan (stakeholders sekolah), pemantauan terhadap proses dan produk, pemantauan terhadap produk atau keluaran yang bermasalah dan pelaksanaan audit internal. Jika tata kelola yang baik dipahami se- bagai kepengelolaan atau kepengarahan yang baik, sebenarnya mem- punyai kesamaaan dengan fungsi manajemen dan sistem operasi prosedur. Kesamaannya adalah sama-sama sebagai strategi, cara atau metode berkenaan dengan pencapain tujuan bersama bukan orang perorangan.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 57

Beberapa karakteristik yang melekat dalam praktik tata kelola yang baik muncul dalam penerapan SMM di SMKN 2 seperti :

1. Tersedianya ruang kepada pihak di luar pemerintah yaitu masyarakat untuk berperan secara optimal sehingga memungkinkan adanya sinergi diantara mereka dalam hal ini pelanggaran atau stake holder lembaga pendidikan. Program kelas jarak jauh, pengembangan plas- ma industri bukti nyata dari sinergi semua stakeholders.

2. Hadirnya nilai-nilai yang membuat pemerintah maupun lembaga pendidikan dapat lebih efektif bekerja, seperti efisiensi, keadilan, dan daya tanggap menjadi nilai yang penting disini. Program kelas jarak jauh dan kelas wirausaha/mandiri menjadi satu contoh dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.

3. Praktik tata kelola yang baik adalah praktik pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi serta berorientasi pada kepentingan publik yaitu kepentingan pelanggaan pendidikan. Sistem akuntabilitas dari pengelolaan unit usaha yang berjenjang bentuk pratik pengelolaan kegiatan sekolah yang bersih serta berorientasi kepada kepentingan stakeholders sekolah.

c. Sumber Daya Manusia Kemampuan SMKN 2 Subang dalam menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif telah membawa SMKN 2 Subang bangkit dari keterpurukan. Penciptaan budaya dan iklim yang kondusif di SMKN 2 didukung adanya kepemimpinan yang mampu menetapkan visi dan misi serta menyatukan semua komponen sekolah tetap pada visi dan misinya. Berikut adalah upaya yang dilakukan oleh SMKN 2 Subang da- lam mengoptimalkan peran dari setiap komponen dalam pencapaian visi dan misi sekolah.

• Menumbuhkembangkan Akseptabilitas

a) Menganggap Semua Pendidik dan Tenaga Kependidikan Baik Langkah awal menumbuhkembangkan akseptabilitas adalah dengan menganggap semua guru dan tenaga kependidikan baik. Semuanya adalah warga sekolah yang memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. Tidak ada orangnya kepala sekolah atau bukan orangnya kepala sekolah, yang ada adalah tim manajemen dan tim kerja program keahlian.

b) Menetapkan Kriteria Kinerja Langkah kedua adalah menetapkan kriteria kinerja umum, yaitu sebagai pembangun sekolah atau sebagai penghancur/perusak sekolah. Hal ini sangat penting agar setiap individu tidak semaunya sendiri, tetapi selalu bertanya pada diri sendiri apakah yang

58 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 58 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

c) Memilih Tim Manajemen Langkah ketiga adalah mengembalikan semua proses pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah kepada seluruh warga sekolah sesuai tugas pokok dan fungsinya. Hal ini dimulai dengan pemilihan wali kelas oleh anggota tim, kemudian dilanjutkan dengan memilih ketua program keahlian. Setelah itu baru mengusulkan calon wakil kepala sekolah untuk dipilih oleh forum (wakasek kesiswaan dari guru normatif, wakasek kurikulum dari guru adaptif, serta wakasek fasilitas dan kerja sama industri dari guru produktif ).

Pada awalnya banyak individu yang memilih temannya untuk me- lepas tanggung jawab, tetapi dalam perjalanannya terjadi proses internalisasi tanggung jawab tim. Dalam proses ini akan diketa- hui tingkat kondusivitas tim kerja, apakah apatis-motivatif-atau destruktif. Pada tahap ini peran kepala sekolah sangat penting dan menentukan.

d) Pengembangan Profesi Langkah keempat adalah mengusulkan peserta seleksi calon kepala sekolah atau peserta yang akan mengikuti pendidikan lanjutan. Setiap tim kerja mengusulkan kepada forum dan dipilih oleh forum. Kepala sekolah berperan sebagai pengendali mutu, penjamin mutu, dan penanggung jawab kegiatan tersebut.

e) Memilih dan Mengusulkan Guru Mata Pelajaran Setelah berlangsung selama 4 tahun (2 periode ketua program keahlian) dilakukan pelimpahan wewenang penentuan guru mata pelajaran dari kepala sekolah kepada ketua program keahlian. Sejak Tahun Pelajaran 2006/2007 Ketua program keahlian memilih guru mata pelajaran berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan selama ini. Proses ini memberi gambaran adanya guru mata pelajaran yang dipilih oleh beberapa program keahlian dan adanya guru yang tidak dipilih oleh program keahlian manapun. Selanjutnya kepala sekolah menindaklanjuti hasil tersebut untuk pembinaan dan penghargaan staf. Selain itu proses tersebut juga memotivasi setiap individu untuk memenuhi standar kinerja minimalnya (sasaran mutu program keahlian, sasaran mutu sekolah, kesepakatan dengan institusi pasangan). Dengan demikian diharapkan kondisi ini akan mengokohkan proses demokratisasi yang bertanggung jawab sebagai pertanggungjawaban yang memilih dan yang dipilih.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 59

• Menumbuhkembangkan Kapabilitas

a) In House Training dan Workshop Selama proses akseptabilitas berlangsung sekolah secara bertahap juga meningkatkan kapabilitas seluruh pendidik dan tenaga kependidikan terhadap kebijakan pemerintah, filosofi dan konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi (KBK), penyusunan kurikulum implementasi standar industri/profesi/nasional/internasional, implementasi kurikulum di sekolah dan di industri, pengembangan KBK, sistem pelayanan administrasi pendidikan KBK, motivation training , dan team building. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam in house training (IHT) setiap akhir tahun pelajaran selama enam hari efektif.

Hasil IHT ditindaklanjuti dengan workshop di setiap program keahlian selama enam hari. Materinya adalah mendeskripsikan berbagai kesepakatan IHT dalam sasaran mutu dan action plan program keahlian, serta menyusun program kerja guru mata pelajaran secara terpadu. Dengan demikian selama dua minggu setiap program keahlian telah memiliki program kerja dan KTSP sesuai kesepakatan dengan institusi pasangannya masing - masing.

b) Rapat Tim Manajemen Rapat Tim Manajemen dilaksanakan setiap hari senin yang diikuti oleh para wakasek dan para Ketua Program Keahlian. Rapat dipimpin oleh kepala sekolah atau wakasek sesuai bidangnya. Setiap hari Senin minggu pertama dilaksanakan bersama Komite Sekolah dan Koordinator BP/BK serta dipimpin langsung oleh kepala sekolah. Rapat ini merupakan wahana monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di masing-masing program keahlian serta penyampaian informasi terkini yang hasilnya digunakan sebagai bahan rapat di tingkat program keahlian.

c) Rapat Kerja Program Keahlian Rapat kerja di program keahlian dilaksanakan minimal sebulan dua kali dengan materi hasil rapat kerja tim manajemen, hasil monitoring dan evaluasi mata pelajaran, laporan perkembangan taruna, serta tindaklanjut yang akan dilakukan oleh masing- masing anggota tim. Rapat dipimpin oleh ketua program keahlian atau anggota lainnya sesuai masalah yang dibahas.

d) Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Pendidikan Magang, sertifikasi, dan studi lanjutan bagi guru/teknisi/staf administrasi adalah merupakan penghargaan bagi kinerja yang bersangkutan. Proses seleksi dilakukan di tingkat program keahlian dan hasilnya dibahas dalam rapat tim manajemen.

60 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Hasilnya ditetapkan dan diusulkan oleh kepala sekolah sedangkan proses monitoring dan evaluasinya dilakukan oleh ketua program keahlian masing-masing kecuali studi lanjutan oleh kepala sekolah.

• Mengembangkan Akuntabilitas Individu dan Tim Kerja

a) Akuntabilitas Kebijakan dan Program Proses menumbuhkembangkan akseptabilitas dan kapabilitas individu dan tim kerja telah menggambarkan : i) bagaimana peran dan tanggung jawab individu, ii) bagaimana ketua pro- gram keahlian mengelola aspirasi, kebijakan, dan keputusan, iii) bagaimana wakil kepala sekolah memfasilitasi kebutuhan sekolah dan program keahlian, bagaimana kepala sekolah meyakinkan seluruh komponen dan stake holder tentang sistem pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah, bagaimana kepala sekolah memfasilitasi setiap kebijakan dan program yang telah ditetapkan, serta bagaimana kepala sekolah mencari peluang pasar bagi pengembangan sekolah. Semuanya menunjukkan akuntabilitas kebijakan dan program yang dilakukan sekolah.

b) Akuntabilitas Pendayagunaan Sumber Daya Akuntablitias dalam pendayagunaan sumber daya tidak hanya memerlukan kebenaran administrasi akan tetapi juga niat baik untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pendayagunaan sumber daya tersebut. Untuk itu diperlukan sistem monitoring dan evaluasi serta sistem pertanggungjawaban secara berjenjang.

Pelaksanaan kegiatan di program keahlian tanggung jawab ting- kat pertamanya berada di pelaksananya sedangkan monitoring dan evaluasi tingkat pertama menjadi tanggung jawab ketua pro- gram keahlian. Secara internal mekanisme tersebut harus efektif dan terukur. Kegiatan di program keahlian akan dipertanggung- jawabkan ditingkat sekolah dan kepada stakeholders melalui komite sekolah.

c) Akuntabilitas Spiritual Pada akhirnya semuanya kembali kepada individu dan tim kerja terhadap pertanggungjawabannya kepada Allah SWT. Pada tahap ini kecerdasan spritual individu dan tim kerja sangat menentukan. Untuk itu diperlukan ESQ Training secara berkala bagi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat menjadi teladan dalam pengelolaan dan penyelengaraan sekolah. Tahun Diklat 2007/2008 sekolah mulai menyelenggarakan achievement motivation training (AMT) dan diharapkan terus berlanjut dengan kualitas penyelenggaraan yang terus ditingkatkan.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 61 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 61

Pengembangan sistem menajemen mutu di SMKN 2 Subang, membu- tuhkan dukungan dari pengembangan sistem berbasis IT dan website. Saat ini sekolah sedang mengembangkan sebuah sistem informasi manajemen yang dirancang khusus sebagai alat bantu pengelolaan manajemen sekolah baik manajemen administrasi, pembelajaran, dan keuangan. Sistem informasi manajemen tersebut meliputi :

1. EMIS (Education Management Information System) atau Sistem Infor- masi Manajemen Pendidikan/sekolah, yang terdiri dari :

a) SAS (Sistem Administrasi Sekolah) digunakan untuk pengelolaan administrasi siswa (data pokok, kehadiran, nilai, prestasi), pendidik (data pokok, pangkat golongan, pendidikan, keahlian, tugas mengajar) dan tenaga kependidikan (data pokok, pangkat golongan, pendidikan, dan tugas).

b) SFS (Sistem Fasilitas Sekolah) digunakan untuk pengelolaan fasilitas sekolah (bangunan, peralataan, dan infrastruktur)

c) SPS (Sistem Pembelajaran Sekolah) untuk pengelolaan pembelajaran (inventory, modul, dan multimedia).

d) Pembelajaran jarak jauh antara sekolah induk dan kelas termediasi (multi kampus).

e) Sistem informasi perpustakaan sebagai pendukung sistem pembelajaran sekolah.

2. FMIS (Financial Management Information System) atau Sistem Informasi Keuangan Sekolah) yang terdiri dari :

a) SKR (Sistim Keuangan Rutin) untuk pengelolaan anggaran rutin (APBD, SPP, UP).

b) SKP (Sistim Keuangan Pengembangan) untuk pengelolaan anggaran pengembangan SMK SBI-INVEST (ADB dan Pemerin- tah).

3. PMIS (Project Management Information System) atau Sistem Informasi Manajemen Proyek. Sistem PMIS ini digunakan sebagai alat bantu pengelolaan pengem- bangan SMK SBI-INVEST. PMIS berbasis website juga merupakan muara dan kompilasi dari EMIS dan FMIS yang dirancang untuk me- mudahkan pengguna mengakses data dan informasi SMK SDB-IN- VEST secara online dan memanfaatkannya sesuai dengan tugas dan fungsi penggunanya. PMIS diharapkan sebagai media koordinasi dan komunikasi antara institusi yang terkait dengan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pengembangan SMK ADB-INVEST. Dengan pengembangan sistem berbasis IT diharapkan akan sangat memban- tu pelaksanaan sistem manajemen mutu sekolah, disamping tentunya seni diharapkan bisa membantu sekolah dalam mewujudkan visi dan misinya di samping

62 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 62 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Tabel.16

Perkembangan Kelas Termediasi – SMKN 2 Subang

Tahun Ajaran Nama Kelas Jauh Lokasi-Kecamatan Junmlah

2004/2005 Miftahul Ridwan Kelapa Bueruem -Cisalak 1 Al Falah

Kasomalang- Cisalak 1 Al Hidayah

1 Ukil Ardli

Muncul-Pagaden

1 Jumlah

Kumpai - Cijambe

Miftahul Ridwan Kelapa Bueruem -Cisalak 1 Al Falah

Kasomalang- Cisalak 1 Al Hidayah

1 Ukil Ardli

Muncul-Pagaden

1 Jumlah

Kumpai - Cijambe

Miftahul Ridwan Kelapa Bueruem -Cisalak 1 Al Falah

Kasomalang- Cisalak 1 Al Hidayah

1 Ukil Ardl

Muncul-Pagaden

1 Caracas

Kumpai – Cijambe

Caracas - Cipeunduey 1 Jumlah

1. Miftahul Ridwan Kelapa Bueruem -Cisalak 1 2. Al-Fallah

1 3. Alhidayah

Muncul-Pagaden

Kasomalang-Cisalak 1 4. Ukir Ardi

1 5. Caracas

Kumpai- Cijambe

Caracas – Cipeunduey 1 6. Binong

1 7. Legon kulon

Binong

1 8. Cibogo

Legon kulon

1 12. Tanjung Siang.

Ciasem

Pasanggarahan-Tanjung Siang 1 1

Jumlah 12

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 63

Tahun Ajaran

Nama Kelas Jauh

Lokasi-Kecamatan Junmlah

1. SMK Cisalak

Kelapa Bueruem -Cisalak 1

2. SMK Cikaum

Muncul-Pagaden 1

3. SMK Patok Beusi

Patok Beusi– Patok Beusi 1

4. SMK Binong

Binong

5. SMK Legon kulon

Legon kulon

6. SMK Cibogo

Cibogo

7. SMK Cisampih

Cisampih

8. SMK Cikaum

Cikaum

9. SMK Ciasem

Ciasem

10. SMK Kasomalang

Tanjung Siang 1

11. SMK Cijambe

Cijambe

Jumlah 4 2006/2007

1. SMK Cisalak

Kelapa Bueruem -Cisalak 1

2. SMK Cikaum

Cikaum-Cikaum 1

3. SMK Patok Beusi

Patok Beusi– Patok Beusi 1

4. SMK Binong

Binong

5. SMK Legon kulon

Legon kulon

6. SMK Cibogo

Cibogo

7. SMK Cisampih

Cisampih

8. SMK Ciasem

Ciasem

9. SMK Kasomalang

Tanjung Siang 1

10. SMK Cijambe

Cijambe

11. SMK Pagaden Timur

Pagaden

1 Jumlah

12. SMK Pagaden

Pagaden

12 Sumber : SMKN 2 Subang

Tabel . 17

Data Keterserapan Lulusan SMKN 2 Subang

No Tahun Jumlah

Keterserapan

Akademik Lulusan Jumlah

Bekerja Wiraswasta TNI/Polri

ke PT Tidak ada Info

77 9 11 37 301 Sumber : SMKN 2 Subang

64 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Dari tabel keterserapan lulusan SMKN 2 Subang di atas, mulai tahun ajaran 2006/2007 sampai tahun ajaran 2008/2009 lulusan yang terserap dalam dunia kerja mempunyai kecenderungan terus menaik. Dan yang menarik adalah persentase lulusan yang berwirausaha relatif cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa SMKN 2 mampu mengatasi tan- tangan besar yang di hadapainya. Program kelas jarak jauh, kelas wirau- saha/mandiri meskipun dengan segala keterbatasan sumber daya akan tetapi mampu menghasilkan output yang dapat terserap dalam pasar kerja dan juga mampu menciptakan peluang kerja sendiri.

Sementara itu dengan pengembangan pembelajaran berbasis wirausaha juga telah mengahasilkan nilai usaha yang cukup mem- banggakan seperti terlihat dalam tabel di bawah.

Tabel .18

Jenis Usaha dan Nilai Usaha di Tiap Unit Kerja – SMKN 2 Subang

No Program Keahlian

Jenis Usaha

Volume Usaha Nilai Usaha

25 juta/periode 2 Budidaya Tanaman

1 BIAT

Pembenihan ikan

12000 m2

Tanaman Sayuran

48 juta/periode Tan Hias dan Buah 100 tan/periode

1 ha

2 juta/periode 3 Budidaya Ternak

Pembibitan Ternak

9 ekor

18 juta/periode

sapi

4 Budidaya Ternak

35 juta/periode 5 Pengolahan Hasil

Bd. Ternak unggas

2500 ekor

3,6 juta/bln Pertanian Pangan

Sari Buah Nenas

3600 cup

35 juta/bln 7 Teknik Mekanik

6 Tata Boga

Katering

7800 porsi

88,1 juta/bln Otomotif

Wiring Harness

144.000 pct

Sumber : SMKN 2 Subang

3.3.5 Kesinambungan Program

Keberlanjutan inovasi membutuhkan komitmen yang tinggi dari pihak SMKN 2 Subang untuk tetap istiqomah pada visi dan misi awal. Konsistensi dalam memastikan jalannya proses sesuai dengan rencana atau bagaimana SMK meningkatkan kualitas layanan dan tingkat produknya sangat dibutuhkan. Untuk itu perlu mekanisme dalam hal memantau, mengavaluasi dan melakukan langkah perbaikan secara berkelanjutan. Pelaksanaan mekanisme ISO untuk menjamin kualitas menuntut profesionalisme dari

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 65 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 65

66 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK