Praktik Inovasi Pendidikan di SMKN 8 Kota Makassar

3.2 Praktik Inovasi Pendidikan di SMKN 8 Kota Makassar

Sistem blok dikembangkan untuk menjawab permasalahan link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri. Link and macth mengandung makna keserasian dan kesepadanan antara program pembelajaran yang diajarkan di sekolah dan kebutuhan industri.

3.2.1 Profil Daerah dan Sekolah

Kota Makassar berawal dan berada di muara Sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV. Makassar sempat menjadi salah satu kota niaga terkemuka dunia dibawah kekuasaan pemerintahan Raja Gowa tetapi kemudian mengalami kemunduran

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 29 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 29

Pada awal abad ke-20, Belanda menjadikan Makassar sebagai pusat pe- merintahan kolonial Indonesia Timur. Dideklarasikan sebagai Kota Madya pada tahun 1906, Makassar tahun 1920-an adalah kota besar kedua luar jawa. Pada tahun 1971 terjadi penggantian nama kota menjadi Ujung Pan- dang berdasarkan julukan “Jumpandang” yang selama berabad-abad la- manya menandai Kota Makassar bagi orang pedalaman. Baru pada tahun 1999 kota ini dinamakan kembali Makassar, tepatnya pada tanggal 13 Oktober berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999.

Secara geografis Kota Makassar memiliki kedudukan strategis yang ber- implikiasi pada bidang ekonomi maupun politik. Dari sisi ekonomi, Makas- sar dapat menjadi simpul jasa distribusi yang menawarkan efisiensi yang lebih dibandingkan daerah lain untuk kawasan Indonesia bagian timur. Ak- tivitas perekonomian yang tinggi terutama yang ditunjang oleh sektor per- dagangan, perhotelan dan restoran mendorong kebutuhan dan permint- aan tenaga kerja disektor ini semakin tinggi. Hal inilah yang kemudian akan memberikan kesempatan pada institusi pendidikan yang dapat me- nawarkan kebutuhan akan tenaga kerja disektor perdagangan, perhotelan dan restoran.

SMKN 8 Makassar-lah yang mampu merespon tantangan-tantangan terse- but. SMKN 8 Makassar berdiri pada tanggal 27 Nopember 1947/1950 den- gan nama OSVO (Opleiding School Voor Onderwyseres). Dari OSVO berubah menjadi SGKP (Sekolah Guru Kepandaian Putri) pada tahun 1951 dengan lama pendidikan empat tahun. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pada tahun 1964 SGKP mengalami perubahan kurikulum dan pada tahun 1968 namanya menjadi SKKA (Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas) dengan lama pendidikan tiga tahun. SKKA mempunyai dua program jurusan, jurusan Bagian A dan B yaitu Menjahit dan Memasak/Binatu.

Pada tahun 1976/1977 sampai dengan tahun pelajaran 1993/1994 SKKA berubah menjadi SMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga),

30 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 30 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

“Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata berstandar Internasional”.

Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan Misi SMKN 8 sebagai berikut:

1. Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata berstandar Internasional.

2. Mengembangkan program Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata berstandar Internasional.

3. Mengembangkan program pengabdian masyarakat pada bidang pariwisata.

4. Mengembangkan kemitraan nasional dan internasional. SMK Negeri 8 Makassar yang termasuk dalam sekolah kelompok pariwisata

telah membuka dua bidang studi keahlian dan tujuh kompetensi keahlian, yaitu:

1. Bidang studi keahlian pariwisata 1. Terdiri dari dua program studi keahlian, yaitu:

a) Program studi keahlian pariwisata, dengan kompetensi keahlian: • Akomodasi perhotelan (SBI), (Front Office & House Keeping). • Usaha Perjalanan Wisata

b) Program studi keahlian Tata Boga. Dengan kompetensi keahlian: • Jasa Boga • Patiseri

2. Bidang studi keahlian pariwisata 2. Terdiri dari dua program studi keahlian, yaitu:

a) Program studi keahlian Tata Busana, dengan kompetensi keahlian Busana Butik.

b) Program studi keahlian Tata Kecantikan, dengan kompetensi kecantikan rambut dan kulit.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 31

Berikut adalah struktur Organisasi SMKN 8 Makassar:

3.2.2 Kondisi Sebelum Adanya Inovasi

Pada awalnya pihak hotel dan mitra industri beranggapan bahwa lulusan- lulusan SMKN 8 Makassar belum siap kerja dikarenakan pola pembelajaran masih menggunakan metode-metode konvensional. Pada pembelajaran konvensional, tidak dibedakan minggu pembelajaran praktik dan pembelajaran teori, sehingga sering ditemukan setelah belajar olah raga siswa belajar praktik memasak atau tata hidang. Sementara badan sudah berkeringat dan durasi praktik tidak mencerminkan sistem kerja di hotel.

Prakerin bila hanya 3 bulan dianggap tidak memberi kontribusi kepada industri tempat prakerin. Penerapan sistem blok membawa perubahan besar dalam proses kegiatan belajar mengajar di SMKN 8 Makassar.

32 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

3.2.3 Praktik Inovasi Pendidikan Pengembangan Sistem Blok

Sistem blok merupakan sistem yang dikembangkan SMKN 8 Makassar untuk menjawab permasalahan link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri. Sistem blok dikembangkan mulai tahun 1995 dengan mendengarkan masukan-masukan dari pihak industri. Sistem ini membagi siswa berdasarkan blok-blok pembelajaran, yaitu (i)normatif/adaptif, (ii) teori kejuruan, dan (iii) praktik kejuruan, yang saling terkait satu sama lain dalam sebuah kesatuan proses.

Penekanan diberikan pada proses pembelajaran dan evaluasi/penilaian yang berkelanjutan (on going learning proses and assesment). Sekedar ilustrasi, saat ini ada enam kelas siswa tingkat I. Siswa dari enam kelas ini kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu dua kelas di kelompok normatif/adaptif, dua kelas di kelompok teori kejuruan dan dua kelas di kelompok praktik kejuruan. Pemberian nama kelompok tersebut berhubungan dengan materi yang akan siswa terima selama satu minggu. Selama satu minggu tersebut, kelompok normatif/adaptif akan menerima materi terkait dengan mata pelajaran normatif/adaptif (pendidikan agama, Bahasa Indonesia, matematika, IPS dan lainnya), sedangkan kelompok teori praktik kejuruan akan menerima materi yang terkait teori kejuruan yang akan mereka mereka praktikan nanti selama satu minggu kedepan. Kelompok praktik kejuruan akan memulai proses pembelajaran dari kegiatan praktik kejuruan selama satu minggu. Setelah satu minggu, masing-masing kelompok akan berganti blok (blok normatif/adaptif menjadi blok teori praktik kejuruan, blok teori praktik akan melakukan praktik dan blok praktik menjadi blok normatif/adaptif ). Siklus ini akan berlangsung selama tiga minggu dan set- elah itu siklus akan berulang.

Tabel.8 Siklus Pembelajaran

Minggu Teori Umum (normatif/adaptif)

teori kejuruan

Praktik

1 Kelompok I

Kelompok III 2 Kelompok III

Kelompok II

Kelompok II 3 Kelompok II

Kelompok I

Kelompok I 4 (Berulang)

Kelompok III

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 33

Pada saat melakukan praktik, siswa akan dibagi berdasarkan blok-blok (enam blok dari blok A sampai dengan blok F) yang berhubungan dengan kompetensi yang harus dikuasai pada tingkat I. Hal ini selain dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dimana setiap kelompok nantinya yang terbentuk akan terdiri dari kurang lebih 12 orang dan ditangani oleh 2-3 orang pengajar/instruktur. Tujuan lainnya adalah untuk menjamin bahwa penilaian (assesment) dan perhatian dapat diberikan pada masing-masing individu sehingga usaha peningkatan kompetensi dapat dilakukan secara optimal. Penilaian akhir dilakukan pada setiap akhir sesi praktikum untuk melihat apakah kompetensi siswa sudah tercapai atau belum. Jika belum tercapai, proses akan dilanjutkan/diulang kembali seh- ingga target kompetensi pembelajaran pada hari itu tercapai. Penekanan pada aspek pencapaian kompetensi ini memungkinkan SMKN 8 Makassar menghasilkan siswa dengan tingkat kompetensi yang sesuai dengan spesifikasi industri.

Tabel.9

Ilustrasi Sistem Blok Bidang Pariwisata untuk Siswa Tingkat I SMKN 8

Makassar

Area Dapur

House Keeping Front Office Hari

Instruksi

Produksi/Cafe Restoran

Dapur

Patiseri

Senin A B C D E F Selasa

F A B C D E Rabu

E F A B C D Kamis

D E F A B C Jumat

C D E F A B Sabtu

Sumber: SMKN 8 Makassar

Output atau keluaran yang dihasilkan oleh siswa pada saat praktik akan digunakan oleh siswa yang lain sebagai sarana praktik juga. Sebagai con- toh, kue atau makanan yang dihasilkan didapur atau bagian patiseri akan disajikan di restoran atau kafe oleh siswa yang praktik tata boga di restoran. Sistem blok yang dikembangkan menuntut sebuah proses yang berkelanju- tan dan saling terkait sehingga satu bagian dari sistem tersebut tidak boleh ada yang berhenti berproduksi/berproses.

34 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

3.2.4 Kapabilitas Inovasi

a. Strategi yang Dilakukan

1. Kemampuan untuk mendengarkan keinginan stakeholders Pengembangan jurusan pariwisata terutama akomodasi perhotelan dan restoran oleh SMKN 8 Makassar memiliki kesesuaian dengan tren kebutuhan pasar yang ada. Indikasi tren kebutuhan industri ini dapat dilihat diantaranya melalui kontribusi peran sektor perdagangan dan perhotelan pada perekonomian ekonomi daerah. Kecenderungan juga menunjukkan bahwa peran sektor ini meningkat dari tahun ketahun dan secara tidak langsung memberikan sinyal adanya kebutuhan atau permintaan tenaga kerja disektor ini.

Kemitraan yang terjalin erat dengan dunia industri menjadi jembatan bagi sekolah untuk selalu mendengar apa yang menjadi kebutuhan pasar, yaitu kebutuhan mengenai profil tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri seperti kompetensi, keahlian, sikap, dan standar perilaku. Hal ini memungkinkan SMKN 8 Makassar untuk mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan pasar, yaitu dengan cara pengembangan sistem blok, waktu praktik kerja industri (prakerin) selama enam bulan, dan krietria penerimaan siswa.

2. Kemampuan merespon dan memberikan jawaban yang tepat atas keinginan pasar Tidak hanya mendengarkan apa yang menjadi keinginan pasar, SMKN

8 Makassar diharapkan juga memiliki kemampuan menerjemahkan kebutuhan tersebut ke level operasional, dan mendesain proses dan produk untuk menjawab kebutuhan tersebut. Dua hal yang dikembangkan oleh SMKN 8 Makassar dalam pendesainan proses dan produk tersebut adalah:

1) Pengembangan sistem blok yang memungkinkan pembentukan tingkat kompetensi siswa sesuai yang diharapkan dapat terjadi

2) Pengembangan iklim dan budaya sekolah yang disesuaikan dengan kondisi dunia kerja.

3. Kemampuan untuk mengembangkan jejaring dan hubungan dengan mitra industri Peran industri sangat besar bagi SMKN 8 Makassar, yaitu menyerap lu- lusan SMKN 8 Makassar dan sebagai mitra dalam pengembangan de- sain sistem belajar mengajar. Bahkan untuk penerimaan siswa baru, pihak sekolah mengakomodir dan menyesuaikan standar peneri- maan sesuai dengan kriteria minimal yang diinginkan industri. Pengem- bangan jejaring strategis menjadi salah satu faktor kunci dalam

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 35 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 35

b. Proses

Penguatan Tatakelola Melalui Penerapan ISO 9001:2000 Dalam hal penguatan tata kelola institusi, SMKN 8 melakukan penguatan dengan melakukan perbaikan administrasi pengelolaan manajemen sekolah. Indikator kinerja ditunjukkan dengan keberhasilan SMKN 8 memperoleh ISO 9001:2000 mengenai sistem manajemen mutu. Sistem Manajemen Mutu terkait bagaimana cara organisasi menjaga dan meningkatkan kualitas dari produk mulai dari komitmen manajemen, manajemen sumber daya, proses realisasi produk, dan pengukuran, anal- isa, perbaikan di sistem, sehingga produk institusi dapat dijaga kuali- tasnya dan terus menerus ditingkatkan untuk kepuasan pelanggan.

Beberapa implementasi penerapan program penguatan tata kelola di SMKN 8 diantaranya adalah adanya pemantauan dan pengukuran mengenai:

1. Kepuasan Pelanggan

Sebagai salah satu tolak ukur kinerja sistem manajemen mutu, SMKN

8 memantau informasi mengenai persepsi pelanggan terhadap organisasi, dalam bentuk survei kepuasan pelanggan. SMKN 8 mengambil langkah-langkah yang diperlukan sebagai konsekuensi hasil pengukuran kepuasan pelanggan tersebut.

2. Audit Internal

SMKN 8 menetapkan audit mutu internal minimal dilakukan 2 kali dalam satu tahun, guna menilai efektivitas dari sistem manajemen mutu tersebut. Audit harus mencakup penilaian dari : • Kegiatan atau proses belajar dan kinerja siswa. • Praktik, sistem, prosedur dan instruksi kerja. • Dokumentasi lainnya. • Audit harus dilaksanakan oleh personil yang mempunyai kualifikasi

memadai dan tidak bertanggung jawab langsung terhadap bidang yang diaudit.

3. Pemantauan dan Pengukuran Proses.

SMKN 8 mengidentifikasi metode pengukuran dan melakukan pengukuran untuk mengevaluasi kinerja proses. Adapun alternatif metode pengukuran dan pemantauan proses adalah sebagai berikut :

36 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 36 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

b. Menganalisa laporan pencapaian sasaran mutu.

c. Menyelenggarakan rapat-rapat rutin yang membahas kemajuan pekerjaan dan membahas pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.

d. Membuat laporan berkala yang memuat hal-hal yang menyangkut kemajuan pekerjaan.

e. Apabila terdapat ketidaksesuaian dari hasil pemantauan dan pengukuran tersebut, maka akan dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang memadai.

4. Pemantauan dan Pengukuran Produk

SMKN 8 mengukur dan memantau karakteristik produk atau jasa atau peserta didik (siswa) untuk memverifikasi bahwa persyaratan kompetensi tersebut telah dipenuhi. Untuk itu SMKN 8 mengambil langkah-langkah pemeriksaan/pemantauan awal terhadap barang/material ataupun jasa yang dibeli, pemeriksaan/pemantauan dalam proses belajar men- gajar dan pemeriksaan/pemantauan akhir.

Penyerahan produk dan jasa atau peserta didik (siswa) tidak boleh dilakukan sampai semua pengaturan pemeriksaan pemantauan telah selesai secara memuaskan.

5. Pengendalian Produk Tidak Sesuai / Peserta Didik Bermasalah

Semua produk dan jasa tidak sesuai atau peserta didik yang bermasalah diiidentifikasi dan dikendalikan, untuk mencegah penggunaan atau penyerahan yang tidak dikehendaki.

Adapun yang dimaksud dengan produk tidak sesuai misalnya: • Calon peserta didik yang tidak memenuhi persyaratan. • Peserta didik belum menyelesaikan semua kompetensi yang

dipersyaratkan. • Peserta didik yang secara hukum terlibat dalam tindak kriminal

dan asusila. • Peserta didik yang belum menyelesaikan persyaratan administrasi.

c. Sumber Daya Manusia Pengembangan Iklim dan Budaya Sekolah Pengembangan iklim dan Budaya sekolah yang mendekati atau dikondisikan sesuai dengan dunia kerja memungkinkan SMKN 8 mem- bentuk siswa yang dapat dengan cepat beradaptasi di dunia kerja. Sebagai ilustrasi pembentukan ini, Pihak sekolah menugaskan siswa-siswa SMKN

8 sebagai petugas piket setiap hari secara bergiliran sebagai pihak pen-

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 37 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 37

d. Teknologi yang Digunakan

Teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian penting dalam upaya pengembangan SMKN 8 Makassar. Pada tahun 1996 SMKN 8 Makassar memiliki website ketika prakerin mulai dilakukan di luar negeri yaitu Singapura dan Malaysia. Dengan proses teknologi pulalah SMKN 8 membangun dan melebarkan jejaring strategisnya, sampai akhirnya mampu mengantarkan siswanya untuk melakukan prakerin di Inggris.

Peran teknologi dalam proses kegiatan belajar mengajar menjadi sebuah keharusan terutama untuk program studi keahlian tertentu. Program studi keahlian akomodasi perhotelan pada kompetensi reservasi dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan Fidelio System yang merupakan Computer Reservation System (CRS). Sementara program studi Usaha Perjalanan Wisata menggunakan Galileo system untuk kompetensi tiketing.

Teknologi menjadi media penghubung yang efisien antara sekolah dengan semua stakeholdersnya. Guru, siswa, orang tua siswa, masyarakat dapat mengakses semua informasi yang terkait dengan SMKN 8 Makassar melalui jaringan internet yang sudah online sejak tahun 1996.

e. Pengukuran (Measurement)

Penerapan sistem blok yang dilakukan oleh SMKN 8 Makassar memung- kinkan penciptaan kualitas lulusan yang sesuai dengan standar industri. Selain itu, pengembangan iklim dan budaya kerja disekolah memung- kinkan pembentukan sikap dan perilaku siswa sehingga lebih sesuai dengan standar norma kerja industri. Dengan kata lain pengembangan sistem dan atmosfir pembelajaran yang diterapkan SMKN 8 Makassar memungkinkan terbentuknya tingkat kompetensi, sikap dan perilaku yang diperlukan untuk pengembangan diri siswa agar siap memasuki dunia kerja.

Pengembangan jejaring dengan mitra industri merupakan sisi lain yang mendukung keberhasilan SMKN 8 Makassar. Hubungan baik antara SMKN 8 Makassar dan mitra industri tercipta atas dasar asas manfaat dan

38 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 38 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

Tabel.10

Daya Serap lulusan SMKN 8 Makassar

Keterangan Jmlh

Jmlh

Jmlh

Jmlh % Jmlh %

1 Kuliah 50 25.3 42 22.7 29 17 25 16.6 17 8.4 2 Bekerja

70.5 97 64.2 177 87.6 3 Tanpa Info

18 9 19 10.3 10 5.8 15 9.9 8 3.9 4 Jumlah Tamatan

Sumber: SMKN 8 Makassar

Sistem yang sama juga memungkinkan SMKN 8 Makassar untuk berkembang menjadi salah satu SMKN Pariwisata di bidang Akomodasi Perhotelan dan Restoran yang menonjol di Indonesia. Sederet penghargaan dan prestasi sekolah/siswa yang pernah diraih, diantaranya:

1. Wiyata Mandala Tahun 1995/1996

2. Sekolah Pertama di Indonesia Melaksanakan Prakerin Luar Negeri 1996

3. Juara PKS (Promosi Kompetensi Siswa) Tingkat Nasional, Akomodasi Perhotelah, Tata Busana, 1995, dan Tahun 1998 Tata Boga.

4. Sekolah Terbersih se Kota Makassar tahun 2002/2003

5. SMK Unggulan Tingkat Propinsi Sulawesi Selatan 2003/2004

6. SMK OUTLET tahun 2005

7. SMK TUK (Tempat Uji Kompetensi) 2005

8. Rintisan SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) 2006 Tingkat penerimaan pasar yang tinggi di SMKN 8 Makassar apabila ter-

jadi secara konsisten akan memberikan signal positif pada pasar baik itu pasar calon konsumen maupun industri mengenai kualitas SMKN 8 Makassar. Hal ini juga merupakan sarana komunikasi yang efektif, power- ful dan efisien untuk meningkatkan animo konsumen (calon konsumen/

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 39 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 39

Tabel.11

Rekapitulasi Penerimaan Siswa Baru SMKN 8 Makassar

Tahun 2007-2008

2008/2009 Bidang Keahlian

Pendaftar Diterima

1. Hotel & Restoran

203 134 2. Tours & Travel

60 38 39 36 3. Busana & Kecantikan

Sumber: SMKN 8

Ditengah pencapaian yang sudah disampaikan diatas, terdapat beberapa catatan yang dapat menjadi masukan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan di SMKN 8. Hal ini berkaitan dengan prestasi nilai UAN yang masih dibawah rerata nasional (Nilai 7). Akan semakin melengkapi capaian SMKN 8 jika kesuksesan tadi dilengkapi dengan capaian di bidang pengembangan akademis siswa. Berikut adalah table yang menggambarkan rerata nilai UAN siswa SMKN 8.

Tabel.12

Rata-rata Nilai UAN Siswa SMKN 8 Makassar Periode Tahun 2003 - 2008

Mata Pelajaran

Bahasa 5.72 6.04 5.98 6.31 6.33 6.75 Indonesia

Matematika 5.73 5.66 4.8 5.17 3.87 6.16 Bahasa Inggris

3.58 6.05 6.09 6.79 5.96 6.54 Produksi

7.79 7.74 7.92 Rata-rata Total

5.01 5.92 5.62 6.52 5.98 6.84 Sumber : SMKN 8 Makassar

40 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK

3.2.4 Kesinambungan Program

Keberlanjutan inovasi yang diterapkan merupakan satu hal yang menjadi komitmen SMKN 8 karena telah memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian yang diperoleh sejauh ini. Komitmen ini paling tidak ditunjukkan dengan pegembangan dan peningkatan sarana dan prasarana dan unit produksi pembelajaran baru oleh SMKN 8 berupa education hotel. Konsistensi komitmen pimpinan sekolah dan staff penting bagi keberlanjutan inovasi ini. Karena capaian yang diperoleh saat ini dan kedepan menuntut perbaikan pada sistem pembelajaran dan penjalinan jejaring dengan mitra industri secara berkelanjutan.

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK 41