darah dari jantung ke seluruh tubuh. Secara garis besar, ada tiga tipe gagal jantung. Pertama, gagal jantung ventrikel kiri. Kedua, gagal jantung ventrikel
kanan, dan yang ketiga gagal jantung kongestif kombinasi pertama dan kedua. Secara klinis, sindrom umum gagal jantung kongestif GJK
berdasarkan hemodinamik ditandai dengan rendahnya keluaran jantung, kongestif venus biasa pada pulmonary saja, sistemis atau keduanya sekaligus.
Tanda-tanda ini sejak lama telah diakui para ahli. Manifestasi GJK yang sering kelihatan adalah letih, intoleransi eksesais, susah bernafas, orthopnea, edema
dan asites Harahap dan Hadisahputra, 1995.
2.4 Tipe Dan Penyebab Gagal Jantung
Penyebab khusus gagal jantung sering tidak dapat dipastikan dan diidentifikasi, meskipun dalam waktu yang lama seorang penderita mengalami
hipertensi. Tetapi yang jelas, hipertensi mempunyai pravalensi yang tinggi untuk berkembang menjadi GJK. Akan tetapi GJK juga disebabkan
abnormalitas pada bagian tertentu di jantung. Pertambahan umur, secara perlahan akan menurunkan fungsi dan performa jantung. Oleh karena itu, pada
orang yang berusia lanjut gagal jantung merupakan suatu keadaan yang membahayakan. Pada jantung normal, gagal jantung biasa juga terjadi apabila
dalam keadaan hipertiroidisme Harahap dan Hadisahputra, 1995. Pada keadaan istirahat, sekitar 80 ml darah dikeluarkan dari ventrikel ke
dalam pulmonary dan sistem sirkulasi pada setiap sistolik. Dan hal ini akan menghasilkan total kardiak output 160 mldenyut. Keluaran output ventrikel
kiri ke dalam aorta setiap denyut disebut isi sekuncup stroke volume. Dalam
Universitas Sumatera Utara
keadaan istirahat dengan laju denyut heart rate ± 72 dm, keluaran jantung cardiac output = HR x SV = 72 x 80 ml = 5760 ml. Sejumlah inilah darah
yang dipompakan dari jantung ke sirkulasi sistemik setiap menit. Isi kandungan ventrikel ± 130 ml darah. Jadi, dengan demikian setiap denyut jantung
menyemburkan darah ± 60 dari kandungan ventrikel ± 60 ml sisa sebagai volume residu. Pada jantung yang lemah, isi sekuncup SV sangat rendah dan
volume residu akan meningkat. Jadi pengisian rongga jantung cenderung berlebih over fill sebelum berlaku setiap denyutan berikutnya. Akibatnya
serabut otot ventrikel akan meregang secara berlebihan over stretching sehingga fungsi jantung tidak efesien. Penampilan jantung dipengaruhi oleh
tekanan terhadap otot jantung pada akhir pengisian dan selama pengosongan. Tekanan pada saat pengisian disebut preload, sedangkan tahanan atau
rintangan pada saat pengosongan darah disebut afterload. Oleh karena itulah daya kekuatan yang terdapat pada sirkulasi arterial harus mampu ditentang oleh
jantung oleh sistem pompanya agar penyaluran darah terjadi dengan baik Harahap dan Hadisahputra, 1995.
2.5 Tanda-Tanda Dan Simptom Gagal Jantung