Orthopnoea dapat mempercepat serangan yang membuat pasien terengah- engah pada malam hari paroxysmal nocturnal dyspnoea, PND. Simptom lain
yang berhubungan erat dengan pengurangan suplai darah ke jaringan dan organ adalah kebingungan, gagal ginjal, hepatomegali, perut kembung, anoreksia,
nausea, sakit pada abdominal. Kulit menjadi pucat, tangan dingin dan berkeringat juga termasuk simptom yang sering ditemukan Harahap dan
Hadisahputra, 1995.
2.6 Obat-Obat Yang Digunakan Untuk Mengobati Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif GJK dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan otot jantung berkontraksi atau meningkatnya beban kerja dari
jantung. Penyebab dasar gagal jantung kongestif antara lain penyakit jantung arteriosklerosis, penyakit hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati
yang melebar. Tujuan terapi untuk gagal jantung kongestif adalah meningkatkan curah jantung. Tiga golongan obat menunjukkan efektivitas
klinis dalam mengurangi gejala-gejala dan memperpanjang kehidupan: 1 vasodilator yang mengurangi beban miocard; 2 obat diuretik yang
menurunkan cairan ekstraseluler dan; 3 obat-obat inotropik yang meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung Mycek, et al., 2001; Chaidir
dan Munaf, 2006.
2.6.1 Vasodilator
Pada gagal jantung kongestif, gangguan fungsi kontraksi jantung diperberat oleh peningkatan kompensasi pada preload dan afterload. Preload
adalah volume darah yang mengisi ventrikel selama diastole. Peningkatan
Universitas Sumatera Utara
preload menyebabkan pengisian jantung berlebihan. Afterload adalah tekanan yang harus diatasi jantung ketika memompa darah ke sistem atrial. Peningkatan
afterload menyebabkan jantung bekerja lebih kuat memompa darah ke sistem arterial. Vasodilatasi berguna untuk mengurangi preload dan afterload yang
berlebihan. Dilatasi pembuluh darah vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan meningkatkan kapasitas vena; dilator arterial menurunkan
resistensi arteriol sistemik dan menurunkan afterload. Vasodilator akan memperbaiki keseimbangan kardiovaskular Mycek, et al., 2001; Chaidir dan
Munaf, 2006. A. Inhibitor enzim pengkonversi angiotensin ACE
Inhibitor ACE merupakan obat pilihan untuk gagal jantung kongestif dan lebih baik dibandingkan vasodilator lain. Obat-obat ini menghambat enzim
yang berasal dari angiotensin I membentuk vasokonstriksor kuat angiotensin II. Obat-obat ini juga menghilangkan kecepatan inaktivasi bradikinin. Vasodilatasi
terjadi sebagai akibat efek bersama vasokonstriktor yang lebih rendah yang disebabkan berkurangnya angiotensin II dan efek vasodilator yang kuat dari
peningkatan bradikinin. Dengan mengurangi kadar angiotensin II dalam sirkulasi, inhibitor ACE juga mengurangi sekresi aldosteron, menyebabkan
penurunan retensi natrium dan garam. Inhibitor ACE bekerja pada jantung dengan menurunkan resistensi vaskular, vena dan tekanan darah, menyebabkan
peningkatan curah jantung. Obat ini juga menghambat peningkatan epinerfrin akibat hipertensinogen II dan aldosteron dalam GJK Mycek, et al., 2001;
Chaidir dan Munaf, 2006.
Universitas Sumatera Utara
B. Relaksan otot polos langsung Dilatasi pembuluh vena menyebabkan penurunan preload jantung
dengan meningkatan kapasitas vena; dilator arterial mengurangi retensi sistem arteriolar dan menurunkan afterload. Nitrat biasanya diberikan pada dilator
vena untuk pasien GJK. Jika pasien intoleransi terhadap inhibitor ACE, biasanya digunakan kombinasi hidralzin dan isosorbit dinitrat. Amlodipin dan
felodipin mempunyai efek inotropik negatif dibanding dengan penyekat kanal kalsium, dan tampaknya menurunkan aktivitas saraf simpatik Mycek, et al.,
2001; Chaidir dan Munaf, 2006.
2.6.2 Diuretik