Pelaksanaan Strategi Pembelajaran

D. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang terorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai tujuan pendidikan. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para anak didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan.

Salah satu faktor yang mendukung kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam suatu kelas adalah job describtion proses pembelajaran yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok anak didik. Sehubungan dengan hal ini, job describtion guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran adalah:

1. Perencanaan instruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar.

2. Organisasi belajar yang merupakan usaha mencipta- kan wadah dan fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung kemungkinan terciptanya proses pembelajaran.

3. Menggerakkan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan, dan mengarahkan

Pendidikan Agama Islam - 59

Drs. H. Mangun Budiyanto, M.S.I.

motivasi belajar anak didik. Penggerak atau motivasi di sini pada dasarnya mempunyai makna lebih daripada memerintah, mengarahkan, mengaktualkan, dan memimpin.

4. Supervisi dan pengawasan, yaitu usaha mengawasi, menunjang, membantu, menugaskan, dan mengarahkan aktivitas pembelajaran sesuai dengan perencanaan instruksional yang telah didesain sebelumnya.

5. Penelitian yang bersifat assesment yang mengandung pengertian yang dibandingkan dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan (Mansyur, 1991: 27).

Di samping itu, berbagai usaha juga perlu dilakukan untuk menganalisis proses pengolahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ke dalam unsur-unsur komponennya. Komponen-komponen tersebut menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005: 34), mencakup:

1. Merencanakan, yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun rencana kerja.

2. Mengorganisasikan, yaitu membuat organisasi usaha, manager, tenaga kerja, dan bahan.

3. Mengkoordinasikan, yaitu menyatukan dan mengkorela-sikan semua aktivitas.

4. Mengawasi dan memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai dengan peraturan yang digariskan dan instruksi-instruksi yang diberikan.

Untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dalam bentuk pengaruh instruksional

60- Strategi dan Metode Pembelajaran

Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

dan untuk mengarahkan pengaruh pengiring terhadap hal-hal yang positif dan berguna bagi anak didik, guru Pendidikan Agama Islam harus pandai memilih isi pengajaran serta bagaimana proses belajar itu harus dikelola dan dilaksanakan di sekolah.

Ada dua jenis belajar yang perlu dibedakan, yaitu belajar konsep dan belajar proses. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar kepada pemahaman fakta dan prinsip, banyak bergantung pada apa yang diajarkan guru, yaitu bahan atau isi pelajaran, dan lebih bersifat kognitif. Sedangkan belajar proses atau keterampilan proses lebih menekankan pada masalah bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.

Bila persoalan belajar keterampilan proses itu dikaitkan dengan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), maka tampak kesamaan konseptual. Baik belajar konsep maupun belajar keterampilan proses, keduanya mempunyai ciri-ciri: (1) Menekankan pentingnya makna belajar untuk mencapai hasil belajar yang memadai; (2) Menekankan pentingnya keterlibatan anak didik di dalam proses belajar; (3) Menekankan bahwa belajar adalah proses dua arah yang dapat dicapai oleh anak didik; dan (4) Menekankan hasil belajar secara tuntas dan utuh.

Belajar keterampilan proses, bukanlah merupakan gagasan yang bersifat baku. Belajar keterampilan proses dan belajar konsep merupakan garis kontinum, yang satu lebih menekankan penghayatan proses, dan yang lain lebih menekankan perolehan atau hasil,

Pendidikan Agama Islam - 61

Drs. H. Mangun Budiyanto, M.S.I.

pemahaman fakta, dan prinsip. Belajar keterampilan proses tidak mungkin terjadi bila tidak ada materi atau bahan pelajaran yang dipelajari. Sebaliknya belajar konsep tidak mungkin terjadi tanpa keterampilan proses anak didik.

Dalam aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya, yaitu pengaturan proses pembelajaran dan pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai saling ketergantungan. Kemampuan mengatur proses pembelajaran yang baik akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik belajar sehingga menjadi titik awal keberhasilan pengajaran. Anak didik dapat belajar dalam suasana yang wajar. Dengan demikian, dalam aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, anak didik memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan, dan perhatian guru akan berbeda untuk setiap individu anak didik.

Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar anak didik dan meningkatkan prestasi belajar anak didik dalam Pendidikan Agama Islam, mereka membutuhkan pengorganisasian proses belajar yang baik. Proses pembelajaran yang dimaksud merupakan suatu rentetan kegiatan guru Pendidikan Agama Islam untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi proses pembelajaran yang efektif, yang meliputi: tujuan pembelajaran, pengaturan penggunaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran di

62- Strategi dan Metode Pembelajaran

Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

kelas, serta pengelompokan anak didik dalam aktivitas belajar (Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, 2005: 35-36).

Tujuan pembelajaran merupakan pangkal tolak keber hasilan dalam pembelajaran. Makin jelas rumu- san tujuan, makin mudah menyusun rencana dan mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dengan bimbingan guru. Dalam perumusan tujuan instruksional khusus menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005: 36) perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Kemampuan dan nilai-nilai apa yang diinginkan dipertimbangkan pada diri anak didik.

2. Bagaimana cara mencapai tujuan itu, apakah secara bertahap atau sekaligus.

3. Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu.

4. Seberapa jauh kebutuhan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan anak didik.

5. Apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.

Selanjutnya, waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran Pendidikan Agama Islam per semester, per tahun sangat terbatas. Karena itu diperlukan pengaturan waktu yang tersedia. Melalui pengaturan waktu, anak didik diharapkan dapat melakukan berbagai aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Waktu yang tersedia bisa dirasakan lama dan menjadi sumber kebosanan bagi anak didik dalam belajar. Sebaliknya bisa juga dirasakan singkat bila diisi dengan kegiatan- kegiatan yang menyenangkan anak didik dalam belajar. Waktu yang tersedia hendaknya diisi dengan

Pendidikan Agama Islam - 63

Drs. H. Mangun Budiyanto, M.S.I.

aktivitas bermakna dan dapat memberikan hasil belajar produktif.

Pengaturan ruang kelas juga perlu diperhatikan, seperti: ukuran dan bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik, jumlah anak didik dalam satu kelas, jumlah anak didik dalam kelompok belajar, jumlah kelompok belajar dalam satu kelas, dan komposisi anak didik dalam kelompok belajar (yang pandai, yang kurang pandai, jenis kelamin laki-laki dan perempuan).

Agar aktivitas belajar itu sesuai dengan kebutuhan cara belajar anak didik, diperlukan pengelompokan anak didik dalam belajar. Dalam penyusunan anggota kelompok perlu dipertimbangkan antara lain: (1) Kegiatan belajar apa yang akan dilaksanakan; (2) Siapa yang menyusun anggota kelompok, apakah guru, anak didik, atau guru dan anak didik secara bersama-sama; (3) Atas dasar apa kelompok belajar itu dibentuk; dan (4) Apakah kelompok belajar itu selalu tetap atau berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan cara belajar.

Untuk mewujudkan suasana belajar di mana anak didik menjadi pusat kegiatan belajar, pengaturan kursi dan alat-alat lain harus mudah dipindah-pindah untuk kepentingan kerja kelompok. Ruangan dan fasilitas yang tersedia perlu diatur untuk melayani aktivitas belajar. Ruang gerak guru Pendidikan Agama Islam dalam proses organisasi pembelajaran tidak terbatas. Kegiatan mengarahkan, menjelaskan, memberikan jawaban spontan, serta memberikan umpan balik, merupakan aktivitas guru Pendidikan Agama Islam

64- Strategi dan Metode Pembelajaran

Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

untuk memenuhi kebutuhan anak didik yang beragam (lihat Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, 2005: 36-37).

Pada akhirnya, perlu diketahui bahwa proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas anak didik. Untuk itu, seorang guru Pendidikan Agama Islam harus berupaya untuk mengaktifkan aktivitas pembelajaran tersebut.

Pendidikan Agama Islam - 65

Drs. H. Mangun Budiyanto, M.S.I.