Dasar-dasar Pengklasiikasian

C. Dasar-dasar Pengklasiikasian

Dasar-dasar yang dapat dipergunakan untuk mengklasiikasikan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam:

1. Pengaturan guru-anak didik

Pengaturan guru-anak didik dapat dibedakan sebagai berikut: Pertama, dari segi pengaturan guru Pendidikan Agama Islam, dapat dibedakan pengajaran Pendidikan Agama Islam oleh seorang guru atau oleh suatu tim guru Pendidikan Agama Islam. Yang dimaksud dengan tim guru Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru Pendidikan Agama Islam atau lebih dalam satu kelas atau lebih. Para guru Pendidikan Agama Islam tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar anak didik. Pelaksanaannya secara bergilir dengan cara metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.

Kedua , dari segi pengaturan anak didik, dapat dibedakan menjadi tiga bentuk pengajaran:

a. Pengajaran klasikal, yaitu bila seorang guru Pendidikan Agama Islam menghadapi kelompok besar anak didik di dalam kelas dan memberi pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan satu jenis metode mengajar.

b. Pengajaran kelompok kecil, yaitu bila anak di dik dalam satu kelas dibagi ke dalam bebe- rapa kelompok (5-7 orang/ kelompok) dan

52- Strategi dan Metode Pembelajaran

Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

masing-masing kelompok diberi tugas untuk menyelesaikan tugas.

c. Pengajaran perseorangan, bila masing-masing anak didik secara pribadi diberi beban belajar secara mandiri, misalnya dalam bentuk pengajaran modul.

Ketiga , Dari segi hubungan guru-anak didik, dapat dibedakan menjadi tiga:

a. Hubungan langsung guru-anak didik melalui bentuk tatap muka.

b. Hubungan langsung guru-anak didik dalam bentuk tatap muka dengan bantuan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar Pendidikan Agama Islam, baik media cetak (modul/buku) maupun media elektronik.

c. Hubungan tak langsung, bila penyampaian pesan disampaikan dengan perantara media baik melalui media cetak (modul/buku) maupun elektronik (radio kaset, suara, atau video).

2. Struktur peristiwa pembelajaran

Struktur peristiwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dibedakan menjadi dua: Pertama , struktur peristiwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bersifat tertutup, yaitu aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang segala sesuatunya telah ditentukan secara relatif ketat di mana guru Pendidikan Agama

Pendidikan Agama Islam - 53

Drs. H. Mangun Budiyanto, M.S.I.

Islam tidak berani menyimpang dari persiapan mengajar yang telah dibuat. Kedua, struktur peristiwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bersifat terbuka, di mana tujuan, materi, dan strategi yang akan ditempuh ditentukan pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Contoh pengajaran yang bersifat terbuka menurut Engkoswara seperti dikutip Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005: 27) adalah pengajaran unit, yaitu suatu sistem mengajar yang berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan yang mempunyai arti.

3. Peranan guru-anak didik dalam pengolahan pesan

Pesan adalah materi pembelajaran yang dipakai sebagai masukan untuk pencapaian suatu tujuan, dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan, atau isi pembelajaran lainnya. Maka pesan juga bisa diartikan semua informasi yang perlu diketahui oleh anak didik.

Berdasarkan peran guru-anak didik dalam pengolahan pesan, mengutip pendapat Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005: 28), aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dibedakan menjadi dua: Pertama, pengajaran ekspositorik, yaitu apabila pesan disajikan dalam keadaan siap diolah oleh guru Pendidikan Agama Islam sebelum disampaikan kepada anak didik, dengan ataupun tanpa bimbingan guru Pendidikan

54- Strategi dan Metode Pembelajaran

Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

Agama Islam (sifatnya sama dengan struktur peristiwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bersifat tertutup).

Kedua , Pengajaran bersifat heuristik atau hipotetik, apabila pesan yang disajikan tidak diolah tuntas oleh guru dengan maksud agar diolah sendiri oleh para anak didik dengan atau tanpa bimbingan guru (sifatnya sama dengan struktur peristiwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bersifat terbuka). Ada dua sub strategi dalam strategi heuristik yang akhir-akhir ini sering dikemukakan orang, yaitu penemuan (discovery) dan penyelidikan (inquiry). Di dalam sub strategi penemuan, para anak didik menemukan prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak diketahui sebagai akibat dari pengalaman belajar yang telah diatur secara seksama oleh guru Pendidikan Agama Islam. Sebaliknya di dalam sub strategi penyelidikan, struktur peristiwa belajar Pendidikan Agama Islam bersifat benar-benar terbuka, dalam arti anak didik sepenuhnya dilepas untuk menemukan sesuatu melalui proses asimilasi, yaitu memasukkan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif anak didik yang telah ada dan proses akomodasi (yaitu mengadakan prubahan-perubahan dalam arti penyesuaian di dalam struktur kognitif yang lama sehingga cocok dengan fenomena baru yang diamati).

Pendidikan Agama Islam - 55

Drs. H. Mangun Budiyanto, M.S.I.

4. Proses pengolahan pesan

Dapat dimafhumi, proses berpikir anak didik di dalam menjalani pengalaman belajar Pendidikan Agama Islam tidak selalu sama bergantung pada strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diprogram guru Pendidikan Agama Islam. Atas dasar proses pengolahan pesan, strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dibedakan sebagai berikut:

Pertama , Strategi pembelajaran induktif, yaitu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di mana proses pengolahan pesan bertolak dari contoh- contoh kongkret kepada generalisasi atau prinsip yang bersifat umum, dari fakta-fakta yang nyata kepada konsep yang bersifat abstrak. Strategi induktif berkembang dari suatu dasar konseptual bahwa cara belajar seorang anak didik akan mantap jika dimulai dari data empirik menuju konsep sampai pada generalisasi.

Supaya lebih memahami strategi induktif, anak didik perlu menguasai pengertian fakta, data, konsep, dan generalisasi, serta kaitan antara istilah- istilah tersebut. Fakta adalah benda-benda, hal-hal, atau kejadian-kejadian yang dapat diamati dengan indera manusia. Hasil pengamatannya sangat dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan atau kepentingan orang yang melakukan pengamatan. Sebagai contoh: peristiwa musibah banjir. Dari peristiwa itu, fakta yang didapat bisa bermacam- macam, misalnya, ada korban berupa orang yang

56- Strategi dan Metode Pembelajaran

Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

luka atau meninggal; fakta lainnya, banyak rumah yang terendam dan banyak sarana dan prasarana rusak akibat musibah banjir; kerugian yang diderita akibat banjir cukup besar, dan sebagainya. Data adalah ciri karakteristik dari benda-benda, hal- hal atau kejadian-kejadian yang diamati. Konsep merupakan deinisi atau batasan pengertian dari hal yang diamati, sedangkan generalisasi merupakan hasil kesimpulan hubungan korelatif antara konsep- konsep. Dari contoh di atas misalnya, peristiwa musibah banjir diajarkan kepada anak didik sebagai kudrah dan iradah dari Allah SWT. Orang-orang beriman akan selalu membaca kejadian-kejadian dan peristiwa sebagai sebuah pertanda. Ia bisa berarti teguran atau ujian, bisa azab bisa pula laknat. Bagi orang-orang yang melakukan maksiat, mungkin ini adalah sebuah teguran dan peringatan. Dan bisa menjadi azab bagi orang-orang yang kufur. Bagi mereka, orang-orang kufur, kematian dan segala kejadian buruk yang menimpa mereka adalah azab. Tapi bagi orang beriman, semua peristiwa musibah adalah ujian.

Kedua , Strategi pengajaran deduktif, yaitu merupakan kebalikan dari peroses pengajaran induktif. Para anak didik pertama-tama diperkenalkan pada generalisasi (konsep-konsep) yang bersifat abstrak pada proses pembuktian dalam bentuk data empirik yang mendukung hubungan antara konsep-konsep tadi. Sebagai ilustrasi pengajaran agama Islam secara deduktif,

Pendidikan Agama Islam - 57

Drs. H. Mangun Budiyanto, M.S.I.

misalnya anak didik diperkenalkan pada konsep Islam tentang hari kiamat, yaitu peristiwa di mana alam semesta beserta isinya hancur luluh yang membunuh semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali. Kemudian anak didik diperkenalkan pada macam-macam/jenis-jenis kiamat, dan tanda- tanda hari kiamat akan tiba.

5. Tujuan-tujuan belajar

Ada lima tipe hasil belajar menurut Robert M. Gagne seperti dikutip Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005: 30):

Pertama , Kemampuan inteletual. Yaitu sejum- lah kemampuan mulai dari membaca, menulis, menghitung sampai dengan kemampuan memper- hitungkan kekuatan sebuah jembatan atau akibat devaluasi. Kedua, Strategi kognitif yaitu kemam- puan mengatur “cara belajar dan berpikir” seseorang, dalam artian yang seluas-luasnya, terma suk kemampuan memecahkan masalah. Ketiga , Informasi verbal, yaitu kemampuan menye rap pengetahuan dalam arti informasi dan fakta termasuk kemampuan untuk mencari dan mengolah informasi sendiri. Keempat, keterampilan motorik, yaitu kemampuan yang erat dengan keterampilan isik seperti keterampilan menulis, mengetik, dan lain-lain. Kelima, Sikap dan nilai, yaitu kemampuan yang erat hubungannya dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang. Sekolah diharapkan berperan dalam pembentukan

58- Strategi dan Metode Pembelajaran

Syamsul Kurniawan, S.Th.I, M.S.I.

sikap dan nilai ini, seperti sikap menghormati orang lain, kesediaan bekerjasama, tanggung-jawab atau keinginan untuk terus menerus belajar dan sebagainya.