Sosial Potret sosial-budaya Masyarakat Polahi

d. Sosial Potret sosial-budaya Masyarakat Polahi

Strategi yang bertahan hidup yang digunakan oleh rumah tangga miskin

Potret sosial-budaya masyarakat dalam

Polahi atau masyarakat terasing di masyarakat adalah membentuk sebuah

Gorontalo, mungkin hampir sama dengan jaringan sosial.Jaringan sosial terjadi

potret sosial-budaya masyarakat terasing dalam masyarakat pada haketatnya tidak

lainnya di belahan bumi Indonesia. dapat berhubungan dengan semua

Tradisi ini telah berlangsung lama sejak manusia. Hubungan yang terjadi terbatas

masyarakatnya membentuk komunitas pada beberapa orang tertentu. Setiap

budaya. Beragam kebiasaan atau tradisi orang berhak untuk menentukan,

hingga sampai saat ini diwarisi oleh para memilih dan mengembangkan hubungan

generasi penerusnya. Adapun tradisi sosial. Hubungan in dapat berupa

masyarakat Polahi hubungan darah, keturunan, pekerjaan,

sosial-budaya

menurut Madjowa diantaranya: kawin persahabatan,

sumbang, Kontak dengan pencari rotan, sebagainya. Salah satu bentuk hubungan

bertetangga

dan

tidur di dekat perapian, takut kematian, sosial yang bersifat hubungan pekerjaan

setelah melahirkan langsung bekerja, adalah membentuk sebuah kongsi kerja.

berteriak di hutan, menjaga harmonisasi Kongsi kerja merupakan sebuah

alam 1 , dan bercocok tanam. wadah dimana masyarakat secara

bersama-sama mengerjakan sebuah

1. Kawin Sumbang

ladang salah satu dari anggota kongsi Hal yang unik dalam perkawinan kemudian berlanjut ke anggota kongsi

masyarakat Polahi adalah berkembang lainnya. Hal ini melakukan untuk

melalui perkawinan kakak beradik. menghemat

Hampir semua budaya di bumi ini penanaman pada lahan mereka. Apabila

biaya

pengeluaran

melarang kawin sumbang ( incest ). salah satu anggota kongsi tidak dapat

Secara genetik, larangan ini berkaitan hadir atau bekerja karena halangan maka

dengan nilai biologis. Sebab, kawin dia harus mencari penggantinya atau

sumbang berbahaya secara genetik. membayar berupa uang sebesar Rp

Namun, demikian ada masanya kawin 25.000,- kepada anggota yang lain

sumbang justru dianut di kalangan paling dimana lahannya yang akan dikerjakan

atas dalam masyarakat tertentu. Segera secara bersama-sama.

setelah penaklukkan Iskandar Agung, menurut Donald B. Calne, raja Mesir

berkebangsaan Yunani Jika inginmelihat potret atau cerita

2.3. Kehidupan Komunitas Polahi

yang

menceraikan istrinya untuk kawin polahi, berikut kondisi kehidupan sosial

dengan adiknya yang perempuan. Hal ini komunitas polahi yang di tulis oleh

rupanya jadi mode, karena tujuh dari Feriyanto

sebelas raja Mesir berkebangsaan Yunani Pomalingo tahun 2010. Berdasarkan

melakukan hal yang sama. Ketika Roma tulisan ini saya ingin mengembangkan

menaklukkan Mesir, diadakan sensus, penelitian sederhana tentang prilaku

dan didalamnya terungkap bahwa komunitas polahi terhadap kawasan

sedikitnya 15 persen dari jumlah hutan.

perkawinan yang tercatat bersifat sumbang. Perilaku kawin sumbang

1 Feriyanto Madjowa. loc.cit 1 Feriyanto Madjowa. loc.cit

mendapatkan informasi tempat rotan atau di pedalaman hutan-hutan Gorontalo.

hewan buruan. Untuk bertemu dengan komunitas ini, dapat dilakukan melalui

Desa Mohiolo. Sebagai orang yang mengenal masa pacaran. Intinya: saudara

hidup di dalam hutan, kontak Polahi sekandung yang perempuan dan laki-

dengan dunia luar terus dilakukan laki, bila sudah akil baliq dapat

melalui pencari rotan yang memasuki melakukan persetubuhan ( momeku) .

mereka. Mulanya, ada Untuk bersetubuh dilakukan di dalam

kawasan

kelompok Polahi yang tidak mau rumah, baik siang atau malam hari.

diganggu kehidupannya. Tapi, karena Biasanya,

pencari rotan ini membawa keperluan komunitas ini, bila melihat ada pasangan

yang dituakan

dalam

seperti garam dan bumbu untuk yang saling tertarik akan memanggil

keperluan dapur, lambat laun hubungan keduanya. Lalu, pasangan itu dimandikan

baik ini terus dijalin. Pencari rotan di sungai. Saat memandikan pasangan,

membawa keperluan hidup sehari-hari ada mantera-mantera yang diucapkan. Di

dan Polahi memberikan informasi lokasi dalam keluarga, baik istri dan suami

rotan. Polahi menyebut pencari rotan ini memiliki kedudukan yang sama. Suami

dengan dahangi (pedagang). Jadi, tak setiap hari bekerja di kebun atau berburu.

perlu heran bila melihat Polahi sudah ada Kegiatan ini dibantu anak-anaknya. Ibu

yang mengenakan pakaian. Pakaian ini memasak dan bekerja di kebun. Sesekali

selain hasil barter, juga pemberian istri ikut berburu. Setiap keluarga Polahi

penduduk di sekitar pemukiman mereka. mempunyai dua sampai enam anak. Tapi,

Orang kampung biasanya membujuk ada juga yang tidak mempunyai anak.

mereka untuk hidup bersama dan tak Kalau dalam beberapa waktu, pasangan

kembali lagi ke hutan. Tapi, mereka tak tak memiliki anak, suami dan istri akan

mampu hidup lama di pemukiman yang bertukar pasangan dengan yang lain.

jauh dari hutan. Apalagi, bila tak ada Dalam satu keluarga, bila mempunyai

pohon yang ridang. Polahi ini akan jatuh dua anak laki-laki dan satu wanita, maka

sakit.

yang sulung akan menikah dengan perempuan ini. “Bila pasangan laki-laki

Menurut seorang Antropolog tidak ingin bersama lagi, adiknya bisa

Alex John Ulaen ada kebiasaan yang tak mengganti menjadi suami,” kata Bakiki

bisa ditolak saat bertemu dengan Mani, seorang tabib

komunitas

ini. Bila mereka menginginkan sesuatu, sepatu misalnya,

2. Kontak dengan Pencari Rotan

akan langsung diambil. Mereka akan tersinggung bila itu tidak diberikan. Apa

Kontak sosial masyarakat polahi saja yang dibawa dan diinginkan mereka juga berlangsung dengan para pencari harus diserahkan. Kalau alasan kuat, rotan dan pemburu disamping dengan

sepatu itu tidak diberikan, dianggap tak komunitas mereka sendiri. Biasanya para

mau bersahabat dengan mereka. 2 Setelah pencari rotan atau pemburu datang dan melakukan kontak yang intens dengan bertemu Polahi dengan membawa garam

pencari rotan dan penduduk di kampung, dapur, gula, pakaian dan barang

mereka pun mulai mengenal sabun keperluan lainnya. Barang itu lalu

2 Lihat Alex J Ulaen, 2003, Nusa Utara dari Lintasan Niaga ke Daerah Perbatasan.

mandi, cuci, hand body, samphoo bahkan kelihatan hitam pekat. Kawat itu minyak rambut. Bahan-bahan ini juga

dikaitkan pada sebatang kayu besar. yang digunakan pencari rotan untuk

Selain itu, terdapat tempat memasak. melakukan barter dan memperlancar

Komunitas ini telah mengenal belanga kontak. Kebiasaan yang lain, kalau

untuk memasak. Untuk berkebun mereka memberikan sesuatu tak boleh hanya

menggunakan parang, pacul dan linggis. untuk satu orang saja. Semua anggota

Alat-alat ini diperoleh dari dari kampung keluarga harus pula mendapatkan, meski

atau barter dengan pencari rotan. itu dalam jumlah kecil. Bila hanya seorang saja mendapat sesuatu dari

Anak-anak Polahi hidup tanpa pendatang, tak akan ada keakraban

pakaian dan rambut sebahu. Ketika tim dengan mereka.

dari Departemen Sosial dan Universitas Sam Ratulangi melakukan penelitian

Di pagi hari anak-anak sudah tahun 1995 lalu, komunitas ini sudah bangun dari tidurnya. Air dingin yang ada

pakaian. Sebelum di rumah langsung diminum. Lalu

mengenakan

mengenakan pakaian, untuk menutup mereka pergi ke kebun dan memberi

tubuh, mereka memakai tombito . Hanya makan ayam peliharaan. Tanah yang

lokasi mereka bermukim saja yang sudah akan digunakan untuk menanam jagung,

berpindah.

digemburkan. Bibit jagung dipilih untuk ditanam. Anak-anak ini kemudian

4. Takut Kematian

melanjutkan kegiatannya

dengan

Banyak orang Gorontalo percaya mencari kayu bakar. Beberapa pencari

rotan, menawarkan agar anak-anak itu Polahi memiliki kekuatan dan kesaktian. disekolahkan di kampung. Tapi, mereka

Tapi, komunitas yang percaya setan tak mau disekolahkan. “Kalau mereka (bukan Tuhan) ini sangat takut dengan

Orang-orang pelarian kami be

sekolah, tak ada lagi yang membantu

kematian.

kerja,” ucap Bakiki Mani. berkeyakinan bahwa hutan belantara penuh dengan makhluk gaib. Setan

3. Tidur Didekat Perapian

sebagai penguasa hutan, mendatangkan rezeki dan bencana. Segala kegiatan

Matahari baru saja kembali ke komunitas ini tergantung pada setan yang peraduan. Setelah makan singkong rebus,

disebut lati . Lati yang tertinggi tanpa

kedudukannya, yakni pulohuta atau raja komunitas Polahi menuju tempat tidur.

banyak bicara,

anak-anak

setan. Makhluk halus inilah yang Jangan membayangkan mereka ini tidur

dianggap menguasai manusia. Inti ajaran di kasur yang empuk. Tak ada bantal

komunitas ini, tergantung pada mimpi guling. Yang menjadi alas tidur hanyalah

orang yang dituakan (pemimpin atau kayu nibong yang sudah dibelah dan

olongia ). Selain itu, orang yang diyakini diletakkan berderet. Anak-anak ini tidur

kebenarannya. Karena itu, bila di malam didekat perapian yang juga merangkap

hari ada yang bermimpi buruk, sebagai sebagai tempat air, mencuci, peralatan

misal, melihat setan yang sedang marah, makan dan memasak. Kebiasaan ini

maka kegiatan esok hari ditiadakan. Tak berlangsung

sampai dewasa dan ada yang pergi berburu, meramu sagu, mempunyai pasangan.

dan bepergian.Begitu pula di malam hari. Kalau bermimpi setan yang sedang

Dengan jarak yang hanya ramah dan bercakap-cakap dengan baik, sejengkal dari kaki anak-anak Polahi

maka kegiatan akan terus dilakukan. Niat yang sudah tidur, tampak asap yang

mereka untuk bekerja atau suatu ada mengepul. Beberapa kawat yang

rencana berburu terus dilakukan. Mimpi digantung untuk tempat memasak,

pulalah yang membawa mereka akan pulalah yang membawa mereka akan

pemakaman, komunitas ini akan memilih datang tidak akan diterima dengan baik.

tempat bermukim yang baru, masih di Bahkan akan dicelakai. Sebab, pendatang

dalam hutan. Melalui jalan setapak dari ini dianggap akan mendatangkan

Desa Molohu, komunitas ini dapat bencana bagi kehidupan komunitas.

ditemukan di punggung gunung Bitua. Selain mimpi, Polahi percaya dengan

Menuju Bitua harus melewati sungai tanda-tanda alam. Suara burung hantu

berkali-kali. Berangkat dengan berjalan ( maluo maluwola ) diyakini akan

kaki pukul 04.00 dini hari, akan tiba di mengabarkan yang baik dan buruk. Suara

lokasi komunitas ini pukul 17.00 burung akan membawa pertanda tamu

sore.Sebelum bermukim di Bitua, mereka yang datang itu beritikad baik atau tidak.

tinggal di Puloli atau Gunung Pangga. Siklus tempat bermukim ini, sangat

tergantung dengan kematian. Lokasi menjadi perlambang bagi banyak etnis di

Burung hantu

(Manguni)

lainnya yang pernah mereka diami, Sulawesi, antara lain kultur Gorontalo

antara lain, punggung Gunung Sakulati, dan Minahasa. Bahkan orang Eropa

Langge, Limu, Oile dan Tumba. menganggap burung ini sebagai lambang

kebijaksanaan. Sebab, burung ini

5. Setelah Melahirkan Langsung

menjadi penunjuk keberuntungan dan

Bekerja

kesialan. Bagi komunitas Polahi yang

sakit, biasanya dimandikan di sungai. mempengaruhi kehidupan komunitas ini.

Peran

olongia sangatlah

Saat memandikan yang sakit, ada Olongia dipilih karena kekuatan, baik

mantera yang diucapkan. Selain itu, yang fisik dan spiritual yang dimilikinya.

sakit diberi ramuan dari tumbuh- Pranata sosial dan interaksi komunitas ini

tumbuhan. Seorang perempuan Polahi, sama sekali belum mengikuti hukum

meski dalam keadaan hamil tua tetap nasional. Kesaktian yang dimiliki

melakukan kegiatan, antara lain, bekerja olongia diperoleh turun-temurun. Dalam

di kebun atau memasak. Mereka berhenti mengatur suksesi kepemimpinan, siapa

bekerja saat melahirkan. yang memiliki kepandaian ilmu gaib, dianggap olongia . Seorang ayah yang

Biasanya, perempuan yang akan olongia,

melahirkan ini dibuatkan bandayo kepandaiannya kepada anaknya.

akan

menurunkan

(pondok kecil) didekat sumber air. Dedaunan juga disiapkan sebagai alas

Kematian seperti inilah yang ditempat tidur. Untuk memotong tali paling ditakuti Polahi. Ketakutan akan

pusar, dengan menggunakan dunito (kulit kematian

bambu yang disayat). Setelah bayi lahir, komunitas ini. Menurut bakiki Mani

menghinggapi

semua

tali pusar langsung dipotong dengan salah seorang polahi yang dituwakan

dunito . Bekas pusar yang dipotong diberi bahwa “Kematian anggota kami

alawahu (kunyit). Hanya dalam beberapa pe rtanda bencana,” Kalau ada yang

saat, bekas luka dipusar akan sembuh. meninggal, mereka akan memilih tempat

Ada pun yiliala atau dodome akan bermukim yang baru. Sebab, kematian

dikuburkan didekat bandayo tempat dianggap suatu kehidupan yang buruk.

melahirkan.

Biasanya, olongia akan mengurus kematian. Polahi yang meninggal,

Perempuan yang baru sebelum dikuburkan akan dimandikan.

melahirkan ini akan langsung bekerja. Lalu dibungkus dengan tikar ( lomuli )

Tak ada masa istirahat atau memulihkan atau dedaunan. Lokasi pemakaman akan

tenaga. Mereka bekerja seperti hari tenaga. Mereka bekerja seperti hari

dengan penjajah Belanda. Mereka tak upacara

atau kegiatan istimewa. bisa melihat orang berkulit putih. Ada Pengucapan syukur hanya dilakukan saat

ketakutan bila melihat yang berkulit panen besar. Ini dilakukan semua

putih. Mereka juga takut dengan tentara. anggota komunitas dengan membuat

”Kami takut pada Walanda (Belanda), semacam sesajian hasil panenan.

mereka suka menyiksa dan memotong kepala. Kami takut yang berkulit putih,”

Sajian itu sebagai ungkapan tutur Timey Halima alias Bapu, tetua di syukur dan diletakkan di pohon atau

komunitas Polahi.

dekat batu besar. Yang memimpin acara, selain olongia juga ada yang disebut

7. Menjaga Harmonisasi Alam

sanggamau. Tidak ada larangan bagi anggota komunitas yang tak ikut acara

menjadi tumpuan tersebut. Tapi, mereka percaya bagi yang

Hutan

kehidupan komunitas Polahi. Merusak tak ikut kegiatan tersebut akan mendapat

hutan berarti menyingkirkan mereka dari petaka.

kehidupannya. Pilihan tinggal di hutan ( oayua ) lantaran mereka tak bisa hidup

6. Berteriak di Hutan

tampa pohon yang rindang dan besar. Ada beberapa alasan kenapa komunitas

Jangan berteriak di dalam hutan. ini tak ingin hidup di kampung. Di Sebab, bila ada yang berteriak di dalam

kampung tak ada pohon besar dan sering hutan, itu sebagai penanda harus

ada kematian. Tapi, masuknya HPH (Hak menerima murka setan. Komunitas

Pengusahaan Hutan) dan penebang Polahi percaya bila ada orang yang

pohon lainnya praktis telah mengganggu berteriak di hutan akan mendatangkan

kehidupan Polahi. Di hutan, polahi selalu kemarahan setan. Petaka yang akan

memelihara dan menjaga harmonisasi menimpa, yakni terserang penyakit dan

(selaras) dengan alam sebagai tempat angin topan yang disertai hujan deras.

berpijak. Alam sekitar, terutama sungai Komunitas ini juga menabukan bila ada

sangat dipertahankan yang membuang kotoran. Mereka ini

dan hutan

komunitas ini. Upaya pelestarian alam ini melarang yang membuang air besar dan

dilakukan karena hal ini menjadi kecil di sungai didekat tempat bermukim.

tumpuan menjalani kehidupan. ”Kami takut

orang-orang datang Kemana air mengalir bukan menggangu kehidupan dan merusak alam persoalan komunitas ini. Cuma, jangan tempat kami hidup,” kata Bakiki Mani. sembarangan membuang kotoran di

kalau

sungai. Sebab, air sungai merupakan Semua binatang burung, antara sumber kehidupan bagi komunitas ini.

lain, babi hutan, babi rusa, anoa, rusa dan Polahi meminum langsung air sungai,

ular yang tertangkap, dipotong dulu tanpa harus memasaknya lebih dulu.

sebelum dimasak. Saat memotong Selain itu, air sungai menjadi tempat

buruan, sembar i membaca: ”moiyadi, penyembuhan

samadi, ahmadi, sidiki, silula.” apa memandikan seseorang di sungai, itu

artinya yang jahat didalam tubuh bisa

hilang. Bagi yang melanggar pantangan

dengan membuang kotoran di sungai, akan ditimpa bencana: penyakit dan yang merugikan untuk kehidupan. Yang ditakuti komunitas ini kalau ada yang membuang kotoran adalah sanksi dari

8. Molohidu

Untuk memanggil rekan mereka yang jauh di dalam hutan, yang diucapkan

Aaa eeei ei ooo mirip suara burung. Dalam percakapan Aaa haa ei

sehari-hari, antara yang tua dan muda tak Yio ulaito malongoito

ada tingkatannya. Baik yang muda dan Aaa eei ei o

tua, mengucapkan kata yang sama. Tak ….. u mongohi dadata ada sebutan khusus untuk yang dituakan.

Aaa eei eei

Untuk panggilan laki-laki dengan upotunggulo

mongohi

menambahkan kata “te” atau “timey”. Panggilan buat perempuan dengan

Aaa eeei ei o menambahkan kata “ti” atau “tiley”. Otabi Ilangata

Sebagai misal, “te Halima” , “timey Mongohi dadata

halima” atau “ti Halima” , “tiley Otabi to ta Monano

Halima”.

Mongohi Motoliango Aaa eeei ei o Komunitas Polahi tak mengenal musik, tari, patung, lukis, arsitektur atau desain busana. Hanya saja, untuk

Syair di atas menggambarkan ungkapan kerajinan tangan dalam keperluan sehari- kasih sayang komunitas Polahi. Kasih

hari komunitas ini membuat lomuli sayang ini dihaturkan buat siapa saja

(tikar), tomula (tempat menapis), tolaubu yang

(tempat beras) dan kalandi lomaluo bermanfaat bagi mereka. Bantuan ini

(kurungan ayam). Komunitas ini juga tak berupa makanan, pakaian dan peralatan

mengenal perhiasan. Bila ada Polahi lainnya. Alunan vokal pertama yang

yang mengenakan gelang, biasanya disuarakan dipengaruhi alam sekitar “aaa

orang beranggapan itu mengandung eei ei ooo.” Dialek yang digunakan dalam

unsur magic . Gelang ini terbuat dari rotan pantun, juga menjadi bahasa utama

atau besi putih yang telah “diisi” dengan Polahi. Logat ini berakar dari bahasa

kekuatan gaib. Gelang selalu dipakai, Gorontalo. Namun, tarikan vokalnya

terutama, bagi Polahi yang suka turun mirip dengan lolong anjing hutan atau

gunung atau berkelana sendirian di hutan. burung.