Macam-macam Motif Tenun Ikat Sarung Goyor Produksi Sudarto

D. Macam-macam Motif Tenun Ikat Sarung Goyor Produksi Sudarto

Banyak beragam jenis motif yang terdapat pada sarung goyor hasil produksi bapak Sudarto ini. Ide penciptaan motif didapatnya dari lingkungan sekitr rumahnya. Adapun beberapa macam motif sarung goyor yang sampai saat ini masih dipertahankan oleh bapak Sudarto seperti, motif buketan dan ceplok yuyu. Namun bapak Sudarto terkadang sering membuat motif-motif sarung goyor yang baru.

1. Motif Buketan

Motif buketan berasal dari kata buket yang berarti ialah rangkaian bunga atau kumpulan dari beberapa jenis bunga dengan diberi daun dan ditata sedemikian rupa sehingga komposisinya menjadi indah untuk dilihat.

Dalam motif buketan ini menggambarkan beberapa karakter bunga, diantaranya bunga yang memiliki kelopak besar, bunga yang memiliki kelopak kecil-kecil, dan bunga yang masih kuncup. Selain bunga juga diberi gambar seperti beberapa jenis daun. Dalam motif buketan ini memilki makna filosofi yang berhubungan dengan sistem kehidupan masyarakat setempat. Perajin melihat bahwa suatu rangkain bunga atau buketan adalah sesuatu yang indah untuk dilihat

commit to user

dan bisa menyenangkan hati orang yang melihatnya. Karena pengalaman estetikya tersebut maka perajin ingin menjadikan sarungnya seperti rangkaian bunga yang pernah dilihatnya, yaitu menjadi sesuatu yang indah dan menyenangkan. Cara yang dilakukan sangat sederhana, yaitu dengan menggambarkan motif pada sarung dengan gambar rangkaian bunga atau buketan.

Komposisi motif buketan ini terdapat ditengah-tengah sarung goyor yang dimana sisi kanan dan kirinya terdapat motif-motif lain seperti tirto (air). Dalam pewarnaan sarung hasil produksi bapak Sudarto ini terdapat kurang lebih tiga macam warna diantaranya, hijau, merah, hitam dan putih.

Gambar 4.81 Motif Buketan (Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

2. Motif Kepiting (Ceplok Yuyu)

Motif ini disebut dengan motif ceplok yuyu. Seperti namanya, yuyu adalah nama jawa dari hewan kepiting sawah. Dalam motif ini juga menggambarkan yuyu atau kepiting sawah yang tertata berbentuk ceplok-ceplok. Sumber ide dari pembuatan motif ceplok yuyu ini juga hapir sama dengan motif buketan. Karena

commit to user

latar belakang kehidupan para perajin sarung goyor adalah petani padi, maka aktifitas kesehariannya juga sering di sawah. Dan di sawah inilah mereka hampir setiap saat menjumpai kepiting. Karena bentuk hewan tersebut menarik bagi para perajin, maka mereka mencoba menggambarkan hal tersebut kedalam bentuk motif sarung goyor.

Motif ini dianggap motif hiasan yang paling gampang dibuat pada sebuah kain tenun ikat karena bentuk motifnya yang mudah dibuat dan tidak memakan waktu yang banyak. Didalam Sarung goyor komposisi motif ceplok yuyu didapati diantara sela-sela motif lain seperti buketan atau tirto. Objek dalam motif ceplok yuyu ini yaitu kepiting. Warna motif pada sarung goyor ini yaitu dominan merah, putih dan hitam.

Gambar 4.82 Motif Kepiting (Ceplok Yuyu) (Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

3. Motif Tirto

Tirto dalam bahasa jawa berarti ialah air. Desa Kenteng Kecamatan Tawangsari ini dikelilingi beberapa sungai kecil yang mengitari persawahan maupun rumah-rumah penduduk sekitar. Dalam motif tirto ini memilki makna dimana perajin melihat bahwa aliran air di sungai memberikan suasana yang

commit to user

tenang untuk dilihat. Dari suara gemercik air tersebut menjadikan pengalaman estetika tersendiri bagi perajin dalam menghadirkan motif tirto kedalam sarung goyor ini.

Didalam sarung goyor ini hanya didapati satu objek motif saja yaitu tirto (air) yang berbentuk seperti susunan garis-garis yang memanjang menyerupai air yang mengalir. Warna motif pada sarung goyor ini yaitu dominan merah, putih dan hitam.

Gambar 4.83 Motif Air (Tirto) (Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

4. Motif Ceplok Tirto

Motif sarung ini merupakan motif campuran atau perpaduan dua motif menjadi satu yaitu motif ceplokan (bunga) dan tirto (air). Warna motif pada sarung goyor ini yaitu merah, putih dan hijau.

commit to user

Gambar 4.84 Motif Ceplok Tirto (Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

5. Motif Ceplokan

Motif ini merupakan salah satu motif kreasi terbaru dari hasil produksi sarung goyor bapak Sudarto. Namun ini merupakan motif pesanan saja. Sarung goyor ini dapat disebut dengan motif ceplokan karena hampir seluruh bagian sarung terdapat objek bunga yang berbentuk celplok-ceplok. Warna pada sarung goyor ini dominan warna kuning dengan garis-garis berbentuk wajik atau belah ketupan yang dominan juga dengan warna hijau.

Gambar 4.85 Motif Ceplokan (Dokumentasi: Maylinda A., 2012)

commit to user

Untuk sebuah motif pada tenun ikat sarung goyor hasil produksi bapak Sudarto ini diberikan jenis kain yang berkualitas tinggi dan sarung yang berkualitas rendah. Seperti motif tirto ini memiliki nama Braber Asli Super yang berarti kain ini memiliki kualitas sarung nomor satu atau paling tinggi. Untuk biaya ongkos upah pengrajinnya sendiri setiap satu sarung dihargai Rp. 40.000 dengan harga per satuan sarung yaitu sekitar Rp. 250.000. Sedangkan untuk nama Botol Arab, Zafaran Super dan Abuamin Super memiliki kualitas sarung nomor dua. Untuk upah pengrajinnya sendiri yaitu Rp. 24.000 persarungnya yang di hargai Rp. 120.000. Dan Botol Arab ialah digunakan untuk sebutan sarung goyor yang memiliki kualitas paling rendah atau nomor tiga. Biasanya untuk motif Botol Arab ini disebut juga dengan motif kasaran. Biaya tenaga untuk sarung ini per sarungnya di biayai sekitar Rp. 12.000 dan memiliki harga jual bekisar Rp. 105.000.

Sebenarnya nama-nama atau sebutan ini berfungsi untuk menandai sarung mana yang memiliki kualitas halus atau kasar. Nama-nama ini didapat bapak dari permintaan konsumen yang berasal dari Pakistan dan sekitarnya.

commit to user 112