Motif Kain Tenun Ikat Indonesia
D. Motif Kain Tenun Ikat Indonesia
1. Pengertian Motif
Menurut W.J.S Poerwadarminta (1983: 655) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan motif adalah “suatu yang menjadi pokok”. Sedangkan
menurut Soedarso (1971: 3) motif atau pola secara umum adalah penyebaran garis atau warna dalam bentuk ulangan tertentu, lebih lanjut pengertian pola menjadi
commit to user
sedikit komplek, antara lain dalam hubungannya dengan pengertian simetris. Dalam hal ini desain tidak hanya diulang menurut garis pararel, melainkan dibalik sehingga berhadap-hadapan.
Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk- bentuk stilasi alam benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri (Hery Suhersono, 2005: 13).
Yang dimaksud dengan desain tekstil sendiri ialah suatu kegiatan dari perencanaan pembuatan kain-kain tekstil, oleh karenanya desain tekstil merupakan faktor yang sangat penting didalam industri kecil (Gunadi, 1985: 8). Desain dalam tekstil tidak hanya berarti gambar atau pola saja, tetapi dibidang tekstil memiliki arti yang luas yaitu desain merupakan suatu petunjuk proses pembuatan kain-kain tekstil dari mulai benang sam[pai terakhir menjadi pakaian atau barang jadi tekstil.
Di Indonesia khususnya Jawa, Madura dan Bali, pada bagian-bagian bentuk dasar motif tersebut, masing-masing diberi nama ataupun ciri yang di ambil dai istilah bahasa daerah (terutama dari Jawa) seperti istilah ikal (ulir, ukel,dan relung), trubusan, angkup, cawen, benangan dan lain sebagainya.
Ada pula yang menggunakan motif yang biasa disebut dengan motif tumpal. Pemakaian tumpal yang paling terkenal adalah terdapat pada tenun dan batik, maupun pada sarong tenunan ataupun pada sarong batikan terdapat ladjur yang melintang kain itu.
Menurut sejarah sendiri ragam hias atau motif tenunan jaman Neolitikum dan Dongson mengandung unsur-unsur alam yang mempunyai kekuatan magis yaitu konsepsi dari agama atau kepercayaan tradisional masyarakatnya. Unsur alam yang mempunyai kekuatan magis itu antara lain beberapa jenis fauna dan flora tertentu, gunung sungai matahari, bintang dan lain-lain. Dalam ragam hias unsur-unsur tadi diwujudkan dalam bentuk-bentuk garis geometris yang berbentuk bintang-bintang.
Setiap motif dibuat dengan berbagai bentuk macam garis, misalnya garis melingkar, berkelok-kelok, garis yang berpilin-pilin dan sebagainya.
commit to user
Maka motif dapat dikatakan sebuah disain atau rancangan yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis yang dipengaruhi dalam bentuk stilasi atau penggayaan dan memiliki ciri tersendiri.
Di bawah ini merupakan beberapa jenis motif kain tenun ikat Nusantara di antaranya: 1.) Motif Pohon Hayat
Gambar 2.4 Kain Tenun Ikat Motif Pohon Hayat (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)
2.) Motif Fauna
a. Motif Kuda
Gambar 2.5 Kain Tenun Ikat Motif Kuda (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 7)
commit to user
b. Motif Naga
Gambar 2.6 Kain Tenun Ikat Motif Naga (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 7)
c. Motif Rusa
Gambar 2.7 Kain Tenun Ikat Motif Singa (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)
commit to user
d. Motif Singa
Gambar 2.8 Kain Tenun Ikat Motif Singa (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)
e. Motif Udang
Gambar 2.9 Kain Tenun Ikat Motif Udang (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 73)
commit to user
f. Motif Ular
Gambar 2.10 Kain Tenun Ikat Motif Ular (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 71)
g. Motif Bebek
Gambar 2.11 Kain Tenun Ikat Motif Bebek (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 71)
commit to user
3.) Motif Flora
Gambar 2.12 Kain Tenun Ikat Motif Flora Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 65)
4.) Motif Perahu
Gambar 2.13 Kain Tenun Ikat Motif Perahu (Dokumentasi: Skripsi Wiwik Palupi Sari, 2003; 15)
commit to user
Gambar 2.14 Kain Tenun Ikat Motif Perahu (Dokumentasi: Suwati Kartiwa, 1989: 21)
5.) Motif Hias Belah Ketupat
Gambar 2.15 Kain Tenun Ikat Motif Belah Ketupat (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 71)
6.) Motif Manusia
Gambar 2.16 Kain Tenun Ikat Motif Manusia (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 53)
commit to user
7.) Motif Pohon Tengkorak
Gambar 2.17 Kain Tenun Ikat Motif Pohon Tengkorak (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 69)
8.) Motif Pilin atau Spiral
Gambar 2.18 Kain Tenun Ikat Motif Pilin atau Spiral (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 57)
commit to user
9.) Motif Meander atau Swastika
Gambar 2.19 Kain Tenun Ikat Motif Meander atau Swastika (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 43)
10.) Motif Kait
Gambar 2.20 Kain Tenun Ikat Motif Kait (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 65)
commit to user
11.) Motif Geometris
Gambar 2.21 Kain Tenun Ikat Motif Geometris (Dokumentasi: Suwarti Kartiwa, 1989; 69)