Struktur Pasar Televisi dan Radio
3.3 Struktur Pasar Televisi dan Radio
3.3.1 Televisi
Pada saat tekonologi penyiaran televisi mulai masuk Indonesia, TVRI milik negara adalah satu- satunya stasiun televisi yang memiliki hak siar di Indonesia. Persaingan dalam industri televisi di Indonesia dimulai ketika badan stasiun televisi swasta didirikan. Stasiun televisi swasta yang pertama kali didirikan adalah RCTI. Tidak lama setelah RCTI didirikan, stasiun televisi swasta lainnya pun mulai bermunculan dalam waktu yang singkat. Masing-masing stasiun televisi itu berlomba-lomba untuk menyuguhkan acara yang menarik, kreatif, sampai yang kontroversial. Hal ini tentunya membuat TVRI menjadi semakin tertekan dalam persaingan industri pertelevisian.
Gambar 3 - 7 Perkembangan Stasiun Televisi Nasional
Sumber: Wikipedia, 2011
68 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019
Berikut ini adalah daftar stasiun televisi yang ada di Indonesia yang dipisahkan berdasarkan jenis penyiarannya.
Tabel 3 - 3 Daftar Stasiun Televisi Jaringan
NO. STASIUN TELEVISI
STASIUN TELEVISI DENGAN TERESTRIAL
STASIUN TELEVISI
Arjuna TV 2 Global TV
B-Channel
ASWAJA TV 3 Indosiar
Bali TV
Bloomberg TV Indonesia 4 MetroTV
City TV Network
DAAI TV 5 MNCTV
Indonesia Network
DMC TV 6 RCTI
JPMC
Kompas TV
Gogomall Homeshopping
7 SCTV
HCBN Indonesia 8 Trans TV
SINDO TV
Lejel Home Shopping 9 Trans7
TempoTV
LBS TV MIX 10 tvOne
Top TV Network
LBS TV K-Drama 11 TVRI
LBS TV C-Drama 12 NET
LBS TV In-Drama 13 LBS TV A-Movie 14 LBS TV Music 15 LBS TV On Life
16 Matrix TV 17 More 1 18 More 2 19 More Mall 20 Quran Takziah 21 Rodja TV 22 Shine Initiatives
BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 69
NO. STASIUN TELEVISI
STASIUN TELEVISI DENGAN TERESTRIAL
STASIUN TELEVISI
BERJARINGAN
PARABOLA
23 Spacetoon 24 TV Edukasi 25 TVMu 26 U-Channel 27 Ummat TV
Sumber: Dikutip dari berbagai sumber
Tabel 3 - 4 Daftar Stasiun Televisi Berlangganan (dikutip dari berbagai sumber)
STASIUN TELEVISI BERLANGGANAN
SALURAN TELEVISI LOKAL BERLANGGANAN
Aora TV
Alif TV
MNC Drama
Astro Nusantara (tidak beroperasi)
Allegro
MNC Entertainment
Big TV
Ananda
MNC Infotainment
Centrin TV (tidak beroperasi)
Aora 9
MNC International
First Media
Arena Channel
MNC Fashion
Groovia TV
BeritaSatu TV
MNC Food dan Travel
IM2 PayTV
Bioskop TelkomVision
MNC Kids
Indovision
Dangdut Channel
MNC Lifestyle
K-Vision
Dangdutz
MNC Movies
M2V Mobile TV
Festival Channel
MNC Music
Max3
Haari TV
MNC Muslim
Nexmedia
Haari Kids
MNC News
OkeVision
Haari Drama
MNC Shop
70 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019
STASIUN TELEVISI BERLANGGANAN
SALURAN TELEVISI LOKAL BERLANGGANAN
OrangeTV
Haari Movie
MNC Sports 1
Skynindo
Haari Music
MNC Sports 2
TelkomVision
Jowo Channel
Reformed 21
Topas TV
Kompas TV
SINDO TV
Vivasky (segera beroperasi)
MNC Business
Top Hits
YesTv
MNC Comedy
Vision 2 Drama
Daftar stasiun televisi di atas tidak mencakup stasiun televisi lokal yang beroperasi secara lokal di setiap daerah. Banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia membuat peluang untuk bersaing di pasar industri televisi semakin sulit. Preferensi masyarakat sendiri hingga saat ini masih cenderung dominan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu peminat siaran televisi berjaringan serta peminat siaran televisi berbayar. Bentuk struktur pasar dari industri televisi dapat diidentiikasi secara kasar dari data pangsa pasar ( market share) yang dihasilkan oleh lembaga survei. Data perhitungan jumlah pangsa pasar pada beberapa stasiun televisi nasional berjaringan dapat dilihat pada Tabel 3-5.
Tabel 3 - 5 Market Share Stasiun Televisi Jaringan
RANK STATION JAN 13
1 RCTI 23.4 24.3 22.4 23.1 23.4 22.9 2 MNC TV
12.2 11.0 13.0 13.1 12.7 14.0 3 SCTV
4 Trans 7 12.1 12.6 13.8 13.7 13.5 12.3 5 IVM
7.4 7.3 7.7 9.0 9.2 10.1 6 Trans TV
7 Antv 5.9 6.7 6.6 6.0 6.6 6.4 8 GTV
BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 71
RANK STATION JAN 13
9 tvOne 3.8 3.7 4.1 4.0 4.3 3.7 10 MetroTV
Tabel 3 - 6 Daftar 5 Acara dengan Rating Tertinggi
NO PROGRAM NAME
CHANNEL
TELEVISIR SHARE
1 Tukang Bubur Naik Haji
3 Raden Kian Santang
MNC TV
4 Yang Muda Yang Bercinta
RCTI
5 Cinta 7 Susun
RCTI
Sumber: Nielsen,2014
Dari hasil perhitungan pangsa pasar tersebut, maka struktur pasar untuk industri televisi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu berdasarkan jumlah stasiun televisi, berdasarkan kepemilikan stasiun televisi, serta berdasarkan konten yang disiarkan. Ketiga sudut pandang tersebut menghasilkan tiga jenis analisis struktur pasar yang berbeda-beda.
Persaingan Sempurna Ditinjau dari jumlah stasiun televisi nasional berjaringan di Indonesia yang tidak sedikit, proporsi pangsa pasar tiap stasiun televisi cenderung seimbang. Terlihat dari Tabel 3-5 bahwa tidak terdapat perbedaan angka pangsa pasar yang dominan secara signiikan antara satu stasiun televisi dan stasiun televisi lainnya. Maka, bentuk struktur pasar industri televisi menjadi persaingan sempurna. Secara teori, bentuk persaingan seperti ini memberi potensi besar kepada para pemain baru untuk bersaing dalam industri televisi, walaupun akan sangat sulit bagi mereka untuk dapat menyaingi pemain-pemain besar yang menjadi perintis stasiun televisi swasta.
Persaingan Oligopoli Apabila dilihat dari segi kepemilikan stasiun televisi di Indonesia, jumlah pangsa pasar yang ada pada Tabel 3-5 menjadi tidak relevan lagi. Terjadi dominasi jumlah pangsa pasar yang cukup signiikan oleh beberapa perusahaan pemilik stasiun televisi atas pemain lainnya yang hanya memiliki stasiun televisi tunggal. Hasilnya adalah struktur pasar kepemilikan stasiun televisi yang berbentuk oligopoli. Kondisi ini tentunya mempersulit para pemain baru yang mulai terjun merintis bisnisnya di dunia televisi Indonesia. Alternatifnya adalah dengan membidik pasar baru yang memiliki bentuk persaingan sempurna yang lebih mudah dipenetrasi, yaitu pasar media digital.
72 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019
Persaingan Monopoli Selain bentuk persaingan sempurna dan oligopoli yang terjadi pada ruang lingkup industri televisi, ada pula bentuk persaingan monopoli yang terjadi akibat penayangan konten acara secara eksklusif. Biasanya, bentuk persaingan monopoli ini berlaku untuk jenis acara siaran olahraga, seperti sepak bola, balap motor, balap mobil, hingga tenis dan badminton. Pada Tabel 3-7 dijabarkan beberapa contoh hak siar eksklusif acara olahraga yang ada di Indonesia.
Tabel 3 - 7 Daftar Hak Siar Ekslusif Siaran Olahraga (diambil dari berbagai sumber)
NAMA ACARA STASIUN TELEVISI
SCTV (2 laga/pekan)
INDOSIAR (2 laga/pekan)
ORANGE TV (Full Match, 10 laga/pekan) Barclays Premier League (BPL) FIRSTTV (Full match, 10 laga/pekan)
NEXMEDIA (Full match, 10 laga/pekan)
BIG TV (Full Match, 10 laga/pekan)
Trans TV (4 laga/pekan)
La Liga (Liga BBVA)
Trans 7 (2 laga/pekan)
Serie A
TVRI (4-6 laga/pekan)
Bundesliga
INDOSIAR (4 laga/pekan)
UEFA Champions League dan UEFA Europe League
SCTV (Full Match)
FA Cup
Trans TV (Full Match)
Copa Del Rey
RCTI (Full Match)
League 1
Matrix Garuda
Kompas TV
Sumber: Diambil dari berbagai sumber
BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 73
Adanya bentuk persaingan monopoli konten ini tentunya bisa memiliki pengaruh yang signiikan pada jumlah pangsa pasar yang dimiliki oleh stasiun televisi tertentu. Pada beberapa musim penayangan siaran ekslusif, tentunya monopoli hak siar dapat menjadi kekuatan utama stasiun televisi tersebut dalam meraup audiens. Tentunya akan sangat sulit bagi para pemain baru untuk menyaingi konten acara pada saat musim penayangan siaran ekslusif tersebut berlangsung.
3.3.2 Radio
Sama halnya dengan industri kreatif stasiun televisi, perkembangan industri kreatif subsektor radio mulai mengalami perkembangan pesat semenjak didirikannya stasiun radio swasta di Indonesia. Bentuk persaingan yang terjadi saat ini untuk stasiun-stasiun radio di Indonesia masih dibatasi oleh jarak tangkap siaran, sehingga persaingan tiap kota akan berbeda-beda.
Tabel 3 - 8 Market Share Industri Radio di Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar (Nielsen 2005-2009, dikutip dari Nastiti, 2011)
Pangsa Pendengar Radio di Jakarta (%)
Pangsa Pendengar Radio di Makassar (%)
26.0 33.4 29.8 20.5 30.6 Dangdut TPI
4.8 13.5 10.6 10.4 11.6 POP FM
9.7 9.5 6.2 7.6 4.9 Gama
N/A N/A 8.1 11.6 RKM
N/A
12.7 10.0 7.6 4.9 Makassar FM
76.4 70.8 78.8 56.8 60.4 Pangsa Pendengar Radio di Surabaya (%)
45.7 55.9 51.1 50.3 43 CR4
Pangsa Pendengar Radio di Medan (%)
Suara Giri
16.0 21.6 24.7 14.2 18.4 Wijaya FM
43.0 37.0 27.8 22.3 21.9 MOST FM
22.0 18.9 19.9 14.0 14.7 Elvictor
34.4 30.8 26.3 22.4 15.1 Simponi
19.0 16.4 16.1 11.9 14.2 EBS FM
7.0 7.0 9.5 9.2 9.4 Sikamoni
8.9 13.9 11.8 8.9 13.1 Suzana
6.5 8.7 13.7 10.4 8.5 Dangdut TPI
8.8 12.7 12.7 14.6 11.4 M Radio
7.9 9.2 5.9 11.0 7.8 Kardopa
19.4 11.6 14.9 10.2 10.4 Suara SBY
8.6 12.0 16.7 14.0 8.9 Suara SBY
11.0 9.6 8.4 8.2 6.6 RRI PRO 2
74 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019
Dilihat dari data pangsa pasar yang diperoleh dari Nielsen pada 2009, terlihat bentuk persaingan industri radio yang berbeda-beda di setiap kota. Di Jakarta, apabila dilihat sekilas, proporsi pangsa pasar yang dimiliki oleh beberapa stasiun radio terpopuler tidak memiliki perbedaan signiikan. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa industri radio di kota Jakarta memiliki bentuk persaingan pasar yang sempurna. Hal ini diperkuat dengan hasil perhitungan indeks Herindahl yang ditunjukkan oleh Gambar 3-8.
Hasil perhitungan yang dilakukan pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat kompetisi industri radio cenderung stabil dengan nilai HI (Herindahl Index) yang rendah. hal ini menunjukkan bahwa bentuk persaingan industri radio di Jakarta adalah persaingan sempurna. Akan tetapi, lain halnya dengan Medan, Surabaya, dan Makassar yang memiliki nilai HI di antara 0.2 < HI < 0.7. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk persaingan pasar di kota-kota itu adalah persaingan oligopoli.
Gambar 3 - 8 Radio Market Competitiveness dan Concentration
BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 75
Persaingan Televisi dan Radio di Industri Media Indonesia Dengan populasi sebesar 237 juta, persaingan merupakan peluang yang perlu dimaksimalkan untuk kepentingan bisnis media. Media televisi memimpin dengan 97% pasar media, sedangkan radio saat ini berada pada urutan keempat setelah televisi, internet, dan surat kabar. Terjadi persaingan media yang sangat tinggi untuk memperebutkan pasar atau segmentasi khalayak.
Gambar 3 - 9 Proporsi Penikmat Media Elektronik dan Cetak
Sumber: Menkominfo, 2011
Pada Gambar 3-9 terlihat bahwa subsektor televisi tidak memiliki pesaing yang perlu diwaspadai karena posisinya sudah cukup aman dan sangat dominan jika dibandingkan dengan subsektor media lainnya. Berbeda halnya dengan subsektor radio yang menghadapi persaingan ketat dengan subsektor internet dan surat kabar. Hal ini terjadi karena televisi pada awal ditemukannya sudah dibentuk sebagai media yang menyajikan hiburan bagi masyarakat, sehingga mampu menarik perhatian lebih sejak awal kemunculannya. Konten acara dengan gambar yang interaktif dan menarik pun dinilai sukses mengikat masyarakat dari segala jenis lapisan ekonomi, umur, dan budaya. Sementara itu, radio masih kalah populer dengan surat kabar yang, walaupun memiliki keterbatasan audio, tetap mampu menampilkan visual yang menarik. Selain itu, keterbatasan jaringan yang dimiliki oleh radio menjadi salah satu penyebab utama mengapa radio masih kurang bersaing dengan media lainnya yang memiliki jangkauan siaran yang lebih luas.
Sumber: Nastiti, 2011
76 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019