Kontribusi Ekonomi Televisi dan Radio

3.1 Kontribusi Ekonomi Televisi dan Radio

Peranan ekonomi kreatif bagi Indonesia sudah semestinya diukur secara kuantitatif sebagai indikator yang nyata. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran riil mengenai keberadaan ekonomi kreatif yang mampu memberikan manfaat dan mempunyai potensi untuk ikut serta memajukan Indonesia. Bentuk nyata kontribusi ini dapat diukur dari nilai ekonomi yang dihasilkan oleh seluruh subsektor pada ekonomi kreatif, termasuk televisi dan radio.

Perhitungan kontribusi ini ditinjau dari empat basis, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), ketenagakerjaan, aktivitas perusahaan, dan konsumsi rumah tangga yang dihimpun berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk perhitungan kontribusi ekonomi televisi dan radio, nilai yang ada pada data BPS itu dihitung berdasarkan data Klasiikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Kreatif 2009. Secara umum kontribusi ekonomi subsektor televisi dan radio dapat dilihat pada Tabel 3-1.

Tabel 3 - 1 Kontribusi Ekonomi Subsektor Televisi dan Radio 2010-2013

INDIKATOR SATUAN

2013 RATA- RATA

1 BERBASIS PRODUK DOMESTIK BRUTO a Nilai Tambah

17,518.58 20,340.49 16,703.11 Subsektor (ADHB)*

Miliar Rupiah

b Kontribusi Persen 2.81 2.97 3.03 3.17 2.99 Nilai Tambah Subsektor Terhadap Ekonomi Kreatif (ADHB)*

c Kontribusi Persen 0.21 0.21 0.21 0.22 0.21 Nilai Tambah Subsektor Terhadap Total PDB (ADHB)*

d Pertumbuhan Persen

7.44 6.44 6.82 6.90 Nilai Tambah Subsektor (ADHK)**

2 BERBASIS KETENAGAKERJAAN a Jumlah Tenaga

128,061 125,923 Kerja Subsektor

b Tingkat Persen 1.07 1.08 1.08 1.08 1.08 Partisipasi Tenaga Kerja terhadap Ketenagakerjaan Sektor Ekonomi Kreatif

c Tingkat Persen 0.11 0.11 0.11 0.12 0.11 Partisipasi Tenaga Kerja terhadap Ketenagakerjaan Nasional

d Pertumbuhan Persen

1.90 1.43 0.69 1.34 Jumlah Tenaga Kerja Subsektor

58 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

INDIKATOR SATUAN

2013 RATA- RATA

158,834 94,513.59 Tenaga Kerja

e Produktivitas Ribu Rupiah/

Pekerja Subsektor

Pertahun 3 BERBASIS AKTIVITAS PERUSAHAAN a Jumlah

12,481 12,103 Perusahaan Subsektor

b Kontribusi Jumlah Persen 0.22 0.23 0.23 0.23 0.23 Perusahaan terhadap Jumlah Perusahaan Ekonomi Kreatif

c Kontribusi Jumlah Persen 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 Perusahaan terhadap Total Usaha

d Pertumbuhan Persen

4.31 3.45 0.51 2.76 Jumlah Perusahaan

e Nilai Ekspor Juta Rupiah 1,335,320.00 1,378,471.63 1,447,760.19 1,509,450.11 1,417,750.49 Subsektor

f Kontribusi Ekspor Persen 1.38 1.31 1.31 1.27 1.32 Subsektor Terhadap Ekspor Sektor Ekonomi Kreatif

g Kontribusi Persen 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07 Ekspor Subsektor Terhadap Total Ekspor

h Pertumbuhan Persen

3.23 5.03 4.26 4.17 Ekspor Subsektor

4 BERBASIS KONSUMSI RUMAH TANGGA a Nilai Konsumsi

Juta Rupiah 1,833,789.00 2,087,838.92 2,461,253.45 2,840,633.73 2,305,878.77 Rumah Tangga Subsektor

b Kontribusi Persen 0.29 0.30 0.31 0.33 0.31 Konsumsi Rumah Tangga Subsektor terhadap Konsumsi Sektor Ekonomi Kreatif

c Kontribusi Persen 0.05 0.05 0.05 0.06 0.05 Konsumsi Rumah Tangga terhadap Total Konsumsi Rumah Tangga

d Pertumbuhan Persen

13.85 17.89 15.41 15.72 Konsumsi Rumah Tangga

*ADHB = Atas Dasar Harga Berlaku **ADHK = Atas Dasar Harga Konstan Sumber Data: Badan Pusat Statistik

BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 59

3.1.1 Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)

Dalam kontribusi berbasis produk domestik bruto, subsektor televisi dan radio telah memberikan peran penting pada industri kreatif di Indonesia. Hal itu ditunjukan pada bagan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Televisi dan Radio berikut ini.

Gambar 3 - 1 Kontribusi terhadap Total Produk Domestik Bruto Industri Kreatif

Sumber Data: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan Gambar 3-1, dapat dilihat bahwa subsektor televisi dan radio menduduki peringkat ke-6 terbesar dalam kontribusi terhadap total PDB industri kreatif Indonesia. Persisnya, subsektor televisi dan radio memberikan kontribusi sebesar 3,17% dari total produk domestik bruto industri kreatif. Rata-rata pertumbuhan NTB (Nilai Tambah Bruto) industri kreatif dan Indonesia secara keseluruhan adalah 5,2% dan 6,1%. NTB subsektor televisi dan radio pada 2013 sendiri sejumlah Rp20,340 triliun dengan rata-rata pertumbuhan NTB sebesar 6,9% untuk periode 2010-2013.

60 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

3.1.2 Berbasis Ketenagakerjaan

Dalam kontribusi berbasis ketenagakerjaan, subsektor televisi dan radio telah memberikan peran cukup penting pada industri kreatif di Indonesia. Hal tersebut ditunjukan pada bagan kontribusi Ketenagakerjaan Subsektor Televisi dan Radio berikut ini.

Berdasarkan Gambar 3-2, dapat dilihat bahwa subsektor televisi dan radio menduduki peringkat ke-6 terbesar dalam kontribusi terhadap total tenaga kerja industri kreatif Indonesia. Kontribusi yang diberikan oleh subsektor televisi dan radio adalah 1,08% terhadap total tenaga kerja industri kreatif. Rata-rata pertumbuhan tenaga kerja industri kreatif dan Indonesia secara keseluruhan adalah 1,09% dan 0,79%. Nilai tersebut didapatkan dari 128.061 tenaga kerja pada 2013 dengan rata-rata pertumbuhan tenaga kerja sebesar 1,34% untuk periode 2010–2013.

Gambar 3 - 2 Kontribusi Terhadap Total Tenaga Kerja Industri Kreatif

BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 61

3.1.3 Berbasis Aktivitas Perusahaan

Dalam kontribusi berdasarkan aktivitas perusahaan, kontribusi yang diberikan oleh subsektor televisi dan radio belum begitu signiikan dalam industri kreatif di Indonesia. Hal itu ditunjukkan pada bagan perbandingan kontribusi Total Unit Usaha Subsektor Televisi dan Radio berikut ini.

Gambar 3 - 3 Kontribusi Terhadap Total Unit Usaha Bruto Industri Kreatif

Sumber Data: Badan Pusat Statistik

62 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

Berdasarkan Gambar 3-3, dapat dilihat bahwa subsektor televisi dan radio memberikan kontribusi 0,23% terhadap total unit usaha industri kreatif. Rata-rata pertumbuhan unit usaha industri kreatif dan Indonesia secara keseluruhan adalah 0,98% dan 1,05%. Nilai itu didapatkan dari 12.481 unit usaha pada 2013 dengan rata-rata pertumbuhan tenaga kerja sebesar 2,76% untuk periode 2010–2013. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah unit usaha subsektor televisi dan radio di Indonesia masih sangat minim, akibatnya informasi penting yang terkandung dalam konten acara televisi dan radio masih belum dapat tersampaikan dengan baik ke seluruh daerah di Indonesia.

3.1.4 Berbasis Konsumsi Rumah Tangga

Dalam kontribusi berbasis konsumsi rumah tangga, kontribusi yang diberikan oleh subsektor televisi dan radio masih rendah jika dibandingkan dengan subsektor lain dalam industri kreatif di Indonesia. Hal tersebut ditunjukan pada bagan Total Konsumsi Rumah Tangga Subsektor Televisi dan Radio berikut ini.

Gambar 3 - 4 Kontribusi Terhadap Total Konsumsi Rumah Tangga

Sumber Data: Badan PusatStatsitik

BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 63

Berdasarkan Gambar 3-4, dapat dilihat bahwa subsektor televisi dan radio memberikan kontribusi 0,23% terhadap total konsumsi rumah tangga industri kreatif. Rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga industri kreatif dan Indonesia secara keseluruhan adalah 10,5% dan 11,15%. Nilai konsumsi rumah tangga pada 2013 sendiri bernilai Rp2.840,6 miliar dengan rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 15,72% untuk periode 2010-2013.v

3.1.5 Berbasis Nilai Ekspor

Dalam kontribusi berbasis konsumsi rumah tangga, kontribusi yang diberikan oleh subsektor televisi dan radio masih rendah jika dibandingkan dengan subsektor lain dalam industri kreatif di Indonesia. Kontribusi total nilai ekspor masih didominasi oleh subsektor mode. Hal itu tampak pada bagan Total Ekspor Subsektor Televisi dan Radio berikut ini.

Gambar 3 - 5 Total Ekspor Subsektor Televisi dan Radio

Sumber Data: Badan Pusat Statistik

64 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

Dari data ekspor dan impor dalam industri televisi dan radio di Indonesia, terlihat bahwa jumlah ekspor untuk industri televisi dan radio terus mengalami peningkatan. Rata-rata laju peningkatan ekspor subsektor televisi dan radio pada periode 2010–2013 mencapai 4,17%. Akan tetapi, laju peningkatan jumlah impor industri ini memiliki perbandingan yang jauh lebih tinggi dibandingkan laju peningkatan ekspornya. Rata-rata laju peningkatan impor untuk subsektor televisi dan radio pada periode 2010–2013 mencapai angka 18,47%.

Upaya peningkatan ekspor subsektor televisi dan radio bisa dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas dan daya saing konten yang diproduksi oleh televisi dan radio di Indonesia. Penetrasi pasar melalui media konten digital merupakan salah satu strategi efektif yang bisa dilakukan. Hal ini sebaiknya mendapat dukungan aktif dari pemerintah agar peningkatan daya saing konten produksi lokal dapat menembus pasar internasional lebih luas lagi.

Gambar 3 - 6 Perbandingan Ekspor dan Impor Tahun 2010-2013 (dalam Ribu Rupiah) (BPS, 2010-2013)

Sumber Data: Badan Pusat Statistik

BAB 3: Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia 65