Model Bisnis di Industri Televisi dan Radio

2.2.3 Model Bisnis di Industri Televisi dan Radio

Industri televisi dan radio merupakan dua jenis industri media penyiaran elektronik yang memiliki proses bisnis yang hampir serupa. Keduanya sama-sama memiliki tujuan untuk menyebarkan informasi dan hiburan kepada publik secara serentak. Tentunya tidak mengherankan apabila kedua industri ini memiliki model bisnis yang juga mirip.

Ada beberapa jenis model bisnis yang dikenal secara umum yang diadaptasi oleh beragam pemain utama pada industritelevisi dan radio. Untuk setiap pemeran utama, tentunya akan memiliki model bisnis yang juga berbeda-beda, terganting dari proses bisnisnya. Berikut ini beberapa penjelasan model bisnis yang diadaptasi oleh masing-masing pemain utama pada industri televisi dan radio yang diklasiikasikan berdasarkan jenis pemain utamanya.

Jaringan Televisi Nasional dan Lokal (Free to Air) Stasiun penyiaran berjaringan nasional maupun lokal merupakan stasiun televisi ataupun radio yang disiarkan secara gratis pada publik melalui jaringan frekuensi satelit ataupun pemancar. Bentuk jaringan penyiaran seperti ini dapat diakses public secara gratis apabila jangkauan pemancar atau penerima satelit yang digunakan memadai di areanya. Ada beberapa stasiun televisi dan radio yang memiliki jenis jaringan penyiaran seperti ini di Indonesia. Akan tetapi, untuk radio, jangkauan penyiarannya tidak menggunakan satelit, sehingga terbatas dalam satu area yang jauh lebih kecil dari luas jangkauan jaringan televisi.

52 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

Sumber pendapatan utama yang diperoleh dari layanan jaringan penyiaran gratis ini adalah melalui iklan. Model bisnis dengan cara mendapatkan pendapatan melalui berbagai perusahaan lain dengan menyediakan satu jenis fasilitas yang mereka butuhkan, tetapi memberikan produknya secara gratis pada konsumen seperti ini disebut juga dengan model bisnis fee in, free out.

Setiap stasiun televisi dan radio seperti ini memiliki standar proporsi iklan yang berbeda-beda pada setiap programnya. Biasanya, semakin banyak peminat program acara, maka akan semakin banyak pula iklan yang ditayangkan oleh stasiun televisi atau radio tersebut. Jenis-jenis iklan yang ditayangkan biasanya juga memiliki target pasar yang disesuaikan dengan jenis program acara yang ditayangkan atau disiarkan. Kerjasama antara perusahaan yang ingin mengiklankan produknya dengan stasiun televisi atau radio biasanya terjadi dalam dua arah, baik klien yang mendatangi stasiun televisi atau radio, maupun stasiun televisi atau radio yang menawarkan fasilitas promosi pada program acara yang dimilikinya.

Agar tetap dapat mempertahankan bisnisnya, tentunya stasiun televisi mematok harga yang tidak sedikit bagi para kliennya untuk dapat memasang iklan pada jeda programnya. Beberapa stasiun televisi berjaringan nasional di Indonesia mengemukakan bahwa terkadang tarif untuk pemasangan iklan selama 30 detik pada program acara prime time bisa mencapai kisaran 350 juta rupiah hingga 750 juta rupiah dalam satu rentang waktu kontraknya. Apabila program acara yang ditayangkan pada saat peak time umumnya memiliki slot waktu sekitar 10 hingga 15 menit dalam satu kali jeda iklan, tentunya jumlah pendapatan yang diperoleh dari iklan menjadi sangat besar. Hal ini mengapa stasiun televisi berjaringan nasional masih tetap dapat bertahan kuat tanpa perlu menetapkan tarif berlangganan pada para penontonnya.

Perusahaan Jaringan Siaran Berbayar Selain jaringan penyedia siaran penyiaran secara gratis, adapun beberapa stasiun televisi yang berbayar. Di Indonesia sendiri, untuk siaran radio berbayar belum tersedia, sehingga siaran program berbayar hanya sebatas stasiun televisi saja. Biasanya stasiun-stasiun televisi berbayar ini merupakan stasiun televisi dari luar negeri yang menjalin kerjasama dengan perusahaan televisi kabel agar dapat disiarkan di Indonesia. Program-program acara yang ditayangkannya pun jauh lebih beragam dan memiliki porsi iklan yang lebih sedikit dibandingkan dengan stasiun televisi lokal.

Pendapatan utama pada perusahaan televisi kabel ini tentunya adalah dari jumlah pelanggan mereka di seluruh Indonesia. Setiap pelanggan yang memutuskan untuk berlangganan dapat memilih jenis-jenis paket yang disediakan dengan harga yang beragam. Terkadang, paket yang ditawarkan tidak hanya meliputi akses stasiun televisi luar negeri saja, tetapi juga paket penyedia jasa internet. Model bisnis seperti ini disebut sebagai model bisnis berlangganan (subscription business model).

Model bisnis berlangganan merupakan model bisnis yang mewajibkan para pelanggannya untuk membayar sejumlah harga berlangganan yang telah ditetapkan untuk dapat memiliki akses pada suatu produk atau jasa dalam periode waktu tertentu. Model ini pertama kali diprakarsai oleh industri media cetak, yaitu majalah dan koran.

Rumah Produksi Independen Rumah produksi independen merupakan industri yang menyediakan jasa berupa pembuatan konten program acara yang tidak dapat dibuat oleh studio televisi atau radio. Di indonesia,

BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 53 BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 53

Pada model bisnis penjualan langsung, rumah produksi independen bertugas sebagai pabrik pembuat program acara yang tidak dapat dilakukan oleh rumah produksi stasiun televisi. Pembuatan program acara serial di luar studio dapat memakan biaya dan sumber daya yang sangat tinggi, sehingga tidak dimungkinkan bagi stasiun televisi untuk melakukan produksi tersebut dalam jangka waktu yang panjang. Kelebihan yang dimiliki oleh rumah produksi independen yang sudah besar adalah lokasi tetap serta fasilitas kelengkapan alat produksi yang telah disediakan secara tetap di beberapa lokasi tersebut, sehingga mobilisasi dan set up time bisa dieliminasi. Hal ini memudahkan rumah produksi independen untuk dapat memproduksi beragam jumlah program dalam waktu yang sangat singkat.

Internet Protocol Based Provider Sistem penyiaran program acara televisi ataupun siaran radio melalui jaringan internet kurang lebih memiliki prinsip yang sama seperti halnya dengan stasiun televisi dan radio lokal. Sistem ini menawarkan fasilitas web streaming gratis bagi para penonton dan pendengarnya, akan tetapi menyediakan fasilitas layanan iklan berbayar pada platform-nya. Untuk itu, bisa dikatakan bahwa model bisnis yang diadaptasi oleh siaran acara internet protocol (IP) based provider adalah fee in, free out.

Akan tetapi, beberapa siaran IP Based menyediakan pula layanan berlangganan berbayar untuk dapat mengakses siaran acaranya. Untuk jenis model bisnis seperti ini, IP based provider mengadaptasi model bisnis berlangganan, seperti yang dilakukan oleh perusahaan televisi kabel berbayar.

54 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

BAB 3

Kondisi Umum Televisi dan Radio di Indonesia