Rantai Nilai Kreatif

A. Rantai Nilai Kreatif

A.1 Proses Kreasi Proses kreasi pada subsektor televisi meliputi tahapan bagaimana proses pengemasan suatu ide konten acara yang dicetuskan agar menjadi bahan mentah atau konsep awal yang dapat diproduksi dalam pemrograman secara sistematis.

Gambar 2 - 2 Rantai Nilai Kreasi Subsektor Televisi dan Radio Gambar 2 - 4 Rantai Nilai Kreasi Subsektor Televisi dan Radio

Pada tahap kreasi, aktivitas utama yang dilakukan dapat terbagi menjadi tiga kegiatan yang bisa dilakukan baik secara paralel ataupun sekuensial. Ketiga kegiatan tersebut adalah konsultasi, penentuan sasaran segmen audience, dan observasi.

1. Konsultasi dilakukan oleh stasiun televisi ataupun radio yang menyerahkan studi atau riset terkait ide konten acaranya pada pihak ketiga sepenuhnya. Dalam hal ini pihak ketiga, yang biasanya merupakan konsultan program media, menjadi aktor utama dalam pencetusan ide konten acara yang akan dibuat. Mereka mencetuskan konsepnya murni berdasarkan pada hasil riset mengenai preferensi konten acara yang dimiliki oleh penonton atau pendengar di suatu segmen yang ditentukan.

2. Penentuan Sasaran Segmen Audience juga merupakan aktivitas awal yang lazim dilakukan untuk menentukan ide konten acara yang akan diproduksi. Dari setiap segmen audience,tentunya akan memiliki karakteristik yang berbeda sehingga akan menghasilkan kebutuhan konten acara yang berbeda pula. Adapun segmen penonton atau pendengar

30 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019 30 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

3. Observasi dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan pada keadaan lingkungan baik secara lokal maupun global. Keadaan lingkungan merupakan salah satu sumber inspirasi utama dari ide konten acara bagi sebagian besar content creator di berbagai stasiun televisi maupun radio. Peristiwa penting yang terjadi ataupun tren gaya hidup masyarakat saat ini bisa menjadi bahan konten acara yang akan digagas.

Selanjutnya, dari ketiga aktivitas tersebut, dilakukan brainstorming untuk mematangkan ide konten acara yang telah digagas oleh tim content creator untuk mendapat persetujuan dari program director ataupun pimpinan lain yang terlibat dalam penggagasan ide konten acara. Selanjutnya ide-ide yang diajukan akan dilakukan penyesuaian lebih lanjut untuk menghasilkan kesepakatan konsep acara. Konsep acara yang telah disetujui ini kemudian akandiselesaikan dengan cara menuangkannya dalam bentuk naskah sementara ataupun pointer script yang umumnya digunakan oleh penyiar radio.

Pelaku utama yang berperan dalam rantai nilai kreasi disebut sebagai tim content creator. Tim content creator dalam industri televisi terdiri dari sutradara, produser, program supervisor, dan program director. Sedangkan pada industri radio, ide konten acara dicetuskan sepenuhnya oleh produser yang didukung oleh masukan dari para penyiar, scriptwriter, program supervisor, program director, dan music director.

Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman, idealisme dari fungsi media tersebut di Indonesia sudah tidak dapat berjalan beriringan secara seimbang. Kepentingan bisnis serta politis dari para pejabat yang umumnya bertolak belakang dengan idealisme fungsi media menjadikan konten acara televisi dan radio di Indonesia menurun kualitasnya. Hal ini utamanya terjadi pada industri televisi.Rating acara dan jumlah penonton menjadi kejaran utama para pelaku bisnis industri televisi demi menarik parapengiklan.Adapun perhitungan rating tersebut termasuk dalam aktivitas pendukung utama yang dijadikan sebagai masukan ide konten yang akan diproduksi.

Selain aktivitas utama, terdapat juga beberapa aktivitas pendukung yang berfungsi sebagai sumber untuk ide-ide konten acara yang akan dibuat. Sumber utama yang menginspirasi sekaligus menjadi pertimbangan utama dalam mencari ide konten acara adalah observasi tren di lingkungan yang selanjutnya didukung oleh hasil riset dan pengembangan yang telah dilakukan sebelumnya oleh pihak luar terkait dengan preferensi masyarakat akan konten media televisi dan radio. Riset dan pengembangan yang dilakukan dapat berupa kajian empiris terkait konten-konten kreatif dunia yang dinilai memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi. Adapun perhitungan rating dan jumlah penonton atau pendengar untuk suatu konten acara tertentu dilakukan oleh pihak ketiga sebagai aktivitas pendukung yang memiliki pengaruh sangat tinggi di proses kreasi.

Aktor pendukung dalam rantai nilai kreasi yang perannya tidak terlibat langsung dalam mencetuskan ide ataupun tidak selalu memberikan ide konten acara adalah lembaga survei, konsultan media serta pemerintah yang menjalin kerjasama dengan KPI.

1. Lembaga survei yang melakukan riset dan pengembangan dalam bidang televisi dan radio. Saat ini di Indonesia sendiri hanya terdapat satu lembaga survei yang melakukan perhitungan rating konten acara, yaitu Nielsen. Minimnya lembaga survei yang beroperasi

BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 31 BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 31

2. Lembaga yang dinilai sebagai pakar di bidang konten penyiaran yang dipercaya sebagai penasihat terkati tren konten penyiaran di masa mendatang. Akan tetapi, stasiun televisi dan radio yang menggunakan konsultan tidak lantas sepenuhnya memercayakan ide konten acara kepada pihak ketiga. Perlu dilakukan brainstorming serta persetujuan lebih lanjut dari program director serta pimpinan terkait untuk dapat menentukan konten apa yang akan diproduksi.

3. Pemerintah menjalin kerjasama dengan KPI. Peran pemerintah mulai terlibat ketika acara televisi atau radio yang akan dibuat bertujuan untuk digunakan sebagai salah satu media yang memfasilitasi isu yang diangkat oleh pemerintahan. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam mengawasi konten acara televisi dan radio yang dinilai pantas untuk diproduksi oleh para tim produser. Hal tersebut dicerminkan dalam bentuk undang- undang dan peraturan resmi pemerintah lainnya terkait dengan kegiatan penyiaran dan pemrograman.

A.2 Proses Produksi Proses produksi dari subsektor televisi dan radio merupakan proses di mana naskah sementara yang telah disetujui akan diterjemahkan dalam bentuk konten audio visual ataupun audio.

Gambar 2 - 5 Rantai Nilai Produksi Subsektor Televisi dan Radio

32 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

Tahapan produksi suatu acara televisi dan radio terbagi menjadi tiga sub proses besar, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

Praproduksi Proses praproduksi meliputi persiapan yang dilakukan sebelum proses produksi dilakukan. Pada industri televisi, praproduksi merupakan kegiatan yang meliputi pembuatan storyboard suatu konten acara apabila terdapat beberapa adegan yang sulit dijelaskan dalam naskah (contohnya konten animasi). Penyesuaian naskah, konstruksi set dan lokasi, properti, kostum, proses casting, budgeting serta manajemen teknis juga termasuk dalam proses praproduksi konten televisi.

Foto Radio Mixing Board Sumber: http://cfcr.ca/join_us/become_a_host

Sedangkan pada industri radio, pra produksi itu sendiri meliputi pembuatan naskah atau

panduan konten untuk penyiar, pemilihan penyiar, serta pembuatan bumper 13 , jingle 14 , stinger 15 , dan playlist.

Produksi Proses produksi dilakukan sebagai tahapan pembuatan konten acara televisi atau radio itu sendiri. Kegiatan utama yang dilakukan pada ini adalah syuting acara televisi ataupun melakukan siaran radio. Ada dua jenis keluaran pada proses produksi ini, diantaranya acara siaran langsung serta siaran rekaman. Untuk siaran langsung, selanjutnya tidak akan melalui tahapan rantai nilai distribusi, melainkan langsung memasuki tahapan rantai nilai presentasi kepada penonton ataupun pendengar. Sedangkan untuk konten acara rekaman dapat didistribusikan dalam bursa konten acara ataupun langsung disiarkan di stasiun televisi setelah melalui proses pasca produksi.

(13) Berdasarkan Wikipedia, bumper merupakan sebuah pengumuman singkat yang umumnya berdurasi tidak lebih dari 15 detik yang ditempatkan di antara jeda program dan iklan pada siaran radio (14) Berdasarkan Wikipedia, jingle merupakan musik pendek yang digunakan untuk membuat iklan ataupun tujuan komersil lainnya dalam industri radio (15) Berdasarkan artikel The Medialink Broadcasting Glossary, stinger merupakan musik singkat yang digunakan untuk memberikan jeda antara dua program yang berbeda dalam siaran radio

BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 33

Pascaproduksi Kegiatan pascaproduksi merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan setelah produksi khusus untuk acara siaran rekaman.Acara-acara yang sifatnya rekaman, sebelum dipresentasikan kepada publik, harus melalui proses editing dan penyuntingan akhir terlebih dahulu. Untuk acara rekaman yang diproduksi oleh rumah produksi independen, beberapa akan melalui proses distribusi berupa bursa konten acara. Sedangkan untuk acara siaran rekaman yang tidak ditayangkan secara langsung, hasil akhir yang berupa master copy acara rekaman akan disimpan untuk selanjutnya direstorasi kembali oleh operator saat jam tayang atau jam siaran acara tiba.

Pada rantai nilai produksi, terdapat perbedaan pada aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Aktor-aktor yang terlibat pada rantai nilai produksi di industri televisi itu sendiri meliputi tim produksi (sutradara, produser, scriptwriter, dan lain-lain), tim artistik, tim teknis, serta tim editor. Sedangkan pada industri radio, aktor-aktor yang terlibat dalam rantai nilai produksi adalah:

• Sound designer. • Produser. • Program director. • Program supervisor. • Operator.

Idealnya, untuk seluruh draft naskah serta ide acara yang digagas pada tahapan kreasi merupakan ide-ide yang telah disetujui untuk masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu produksi.Akan tetapi adanya konlik kepentingan dari pemilikdari segi bisnis dan politis yang bertentangan dengan ide kreatif, membuat hasil keluaran dari produksi tidak sesuai dengan konsep awal yang telah ditentukan. Hal ini diakibatkan oleh adanya penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan pada saat proses produksi dilakukan.

Kesulitan lain yang dihadapi sebagian besar pelaku industri televisi dan radio adalah peralatan penyiaran dan pemrograman yang memiliki harga cukup tinggi dan ketersediaannya yang sulit. Akibatnya pengadaan alat-alat keperluaran siaran harus dilakukan melalui distributor luar negeri. Hal ini berimbas pada pajak barang impor yang melambung tinggi karena alat-alat tersebut dikategorikan sebagai barang mewah. Bagi para pelaku industri lokal yang memiliki modal terbatas, tentunya hal ini menjadi persoalan yang serius.Solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh beberapa stasiun televisi lokal adalah dengan membeli hak siar konten acara dari rumah produksi independen.

Rumah produksi independen pada rantai nilai produksi tentunya juga berperan sebagai aktor utama, selain daripada seluruh tim yang ada dalam stasiun televisi dan radio itu sendiri. Adapun beberapa contoh rumah produksi independen yang terdapat di Indonesia adalah sebagai berikut:

• REVO Films (PT. Hadi Cinema Putra). • Bola Dunia. • MD Entertainment.

• Dwingkara Citra Suara (Elang Perkasa • NET Films.

Film).

• Sinemart dan Lenza Film. • Indika Era Mandiri. • Rapi Films.

• Intercine Film. • AVICOM.

• Karnos Film. • Miles Production.

34 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

• Millenium Visitama Film. • PT GMM Films Indonesia. • Multivision Plus.

• PT Visi Lintas Film. • Pearson TELEVISI.

• PT Triwarsana.

• Persari Film. • PT Genta Buana Paramita. • Prima Entertainment.

• PT Shandika Widya Cinema. • Soraya Intercine Film.

Lembaga pemerintahan yang berperan utama dalam rantai nilai produksi konten acara televisi dan radio ini bertugas mengawasi dan mengevaluasi jalannya proses produksi acara agar tetap sejalan dengan Undang-undang Penyiaran yang berlaku di Indonesia. Berikut ini jenis-jenis lembaga pemerintahan yang terlibat dalam rantai produksi subsektor televisi dan radio di Indonesia:

• Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. • Lembaga Sensor Film Indonesia.

Setiap stasiun televisi dan radio biasanya memiliki nilai proporsi tertentu akan jumlah acara in- house production dan acara-acara yang sudah dibeli hak siarnya. Hal ini disebabkan oleh jumlah dana yang dibutuhkan untuk produksi siaran in-house lebih tinggi jika dibandingkan dengan ilm atau serial dari rumah produksi lain. Sumber dana utama untuk proses produksi dan manajemen stasiun televisi dan radio itu sendiri adalah melalui iklan. Semakin tinggi jumlah penonton suatu acara, maka akan semakin banyak pula perusahaan yang tertarik untuk mengiklankan produknya di sela-sela acara tersebut. Untuk itu pada proses produksi, penentuan proporsi jumlah iklan serta urutannya juga ditentukan.

Adapun beberapa kegiatan pendukung pada proses produksi yang membantu kelancaran produksi acara hingga tahapan distribusi. Kegiatan-kegiatan pada aktivitas pendukung tersebut adalah manajemen lokasi danproperti, manajemen pemasok perangkat teknis siaran, pembuatan musik pendukung acara, serta pembuatan iklan.

1. Manajemen lokasi dan properti merupakan aktivitas pendukung yang meliputi pengelolaan lokasi yang akan digunakan untuk proses produksi, serta pengelolaan properti yang akan digunakan sebagai pendukung jalannya proses produksi.

2. Manajemen pemasok perangkat teknis siaran adalah aktivitas pendukung yang sangat penting dalam tahapan persiapan proses produksi. Perangkat teknis siaran yang digunakan diatur dalam Undang-undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 sehingga standar alat penyiaran yang digunakan oleh industri televisi maupun radio menjadi baik.

3. Pembuatan musik pendukung merupakan aktivitas yang meliputi proses rekaman musik dan pengemasannya yang digunakan sebagai pendukung pada satu adegan tertentu dalam sebuah program acara. Pembuatan musik pendukung ini tentunya erat kaitannya dengan industri musik.

4. Pembuatan iklan adalah proses pengemasan suatu bentuk komersil dari produk ataupun jasa tertentu hingga menjadi sebuah konten singkat yang bersifat persuasif bagi penonton ataupun pendengarnya. Iklan biasanya disisipkan di antara segmen atau adegan suatu program acara televisi maupun radio.

A.3 Proses Distribusi Tahapan distribusi khusus dilakukan pada konten televisi baik yang sifatnya rekaman ataupun siaran langsung yang direkam. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk memasarkan konten

BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 35 BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 35

Gambar 2 - 6 Rantai Nilai Distribusi Subsektor Televisi dan Radio

Terdapat tiga jenis bentuk sindikasi program televisi dan radio 16 , diantaranya adalah:

1. First-run syndication merupakan jenis sindikasi yang dilakukan untuk konten-konten yang belum pernah disiarkan sebelumnya dan hanya diproduksi khusus untuk didistribusikan pada bursa konten acara.

2. Of-network syndication merupakan bentuk bursa konten acara yang ditujukan khusus untuk konten-konten acara yang sebelumnya pernah disiarkan sehingga bursa konten ditujukan sebagai bentuk penyiaran ulang dari konten acara tersebut.

3. Public broadcasting syndication merupakan bentuk bursa konten yang dilakukan untuk suatu segmen konten acara untuk dapat disiarkan di sebuah konten acara stasiun televisi atau radio lain.

Salah satu contoh lembaga yang sukses dalam memfasilitasi bentuk sindikasi konten acara televisi di Amerika adalah he Program Exchange yang dibentuk pertama kali dengan nama Program Syndication Services Inc. di tahun 1973.

Di Indonesia sendiri, kegiatan bursa konten acara televisi dan radio dinilai belum begitu marak perkembangannya. Rumah-rumah produksi independen yang menghasilkan konten acara lebih banyak menjual hak siarnya secara langsung kepada stasiun-stasiun televisi yang dirasa akan tertarik untuk menayangkan konten yang ditawarkannya. Hal ini tentunya membuat para rumah produksi independen berskala kecil menjadi kesulitan dalam menjalin koneksi untuk dapat memasarkan kontennya ke para pemain besar media di Indonesia. Akibatnya, konten yang dihasilkan hanya mampu menembus jaringan pasar lokal saja.

(16) http://en.wikipedia.org/wiki/Broadcast_syndication, diakses pada 21 Juli 2014 36 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Televisi dan Radio Nasional 2015-2019

A.4 Proses Penyiaran Tahapan akhir dalam rantai nilai utama sektor televisi dan radio adalah tahap penyiaran. Pada tahapan ini, seluruh program acara yang telah dibuat pada proses produksi disiarkan kepada publik melalui presenter. Pelaku utama yang berperan sebagai presenter adalah media penyiaran konten televisi dan radio.

Gambar 2 - 7 Rantai Nilai Penyiaran Subsektor Televisi dan Radio

Presenter pada proses penyiaran terbagi menjadi berbagai macam jenis sesuai dengan format distribusi ataupun format acara itu sendiri. Untuk acara siaran langsung yang telah selesai diproduksi, selanjutnyaakan dipresentasikan melalui stasiun televisi atau radio, serta IP based platform secara serentak. Sedangkan untuk acara rekaman akandisimpan terlebih dahulu pada

BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 37 BAB 2: Ekosistem & Ruang Lingkup Industri Televisi dan Radio Indonesia 37

Rantai nilai penyiaran merupakan bentuk penyajian stasiun televisi dan radio akan acara-acaranya sebagai salah satu usaha pembentukan citra produknya di mata masyarakat. Pada rantai nilai presentasi, aktor utama yang terlibat meliputi perusahaan televisi kabel, stasiun televisi dan radio, serta jaringan internet. Berikut ini daftar nama perusahaan televisi kabel yang menyiarkan acara dari stasiun-stasiun televisi lokal di Indonesia:

• PT. MNC Sky Vision (Indovision dan Top TV, Oke Vision), kabel dan satelit. • PT. Indosat Mega Media (IM2/IndosatM2 (IM2 PayTV)), kabel. • PT. Link Net (First Media), kabel dan satelit. • PT. Mentari Multimedia (M2V Mobile TV), terrestrial. • PT. Indonesia Media Televisi (BigTV), kabel dan satelit • PT. Indonusa Telemedia (TelkomVision), kabel dan satelit • PT. Indonusa Telemedia (Yes TV), satelit. • PT. Nusantara Vision (OkeVision), satelit. • PT. Karyamegah Adijaya (Aora), satelit. • PT. Cipta Skynindo (Skynindo), satelit. • PT. Telekomunikasi Indonesia (Groovia TV), IPTV.

Pada rantai nilai penyiaran, aktor dari bidang pemerintahan yang paling berperan dalam kegiatan penyiaran serta pengawasan acara-acara televisi dan radio tentunya adalah Komisi Penyiaran Indonesia. Untuk televisi, siaran acara dari beberapa stasiun televisi swasta dan milik pemerintah dapat dinikmati secara gratis dan serentak se-Indonesia. Sedangkan untuk acara radio, karena keterbatasan frekuensi siaran, masing-masing wilayah akan memiliki jenis siaran radio yang berbeda-beda.