Penelitian Terdahulu

B. Penelitian Terdahulu

Ozdemir (2000) penelitian ini mencoba meneliti tentang hubungan antara persepsi terhadap risiko dan WTP untuk melakukan mitigasi. Metode pengumpuan data yang digunakan oleh Ozdemir untuk mengestimasikan fungsi di atas adalah dengan survey. Hasil penelitianya menunjukkan antara lain: persepsi dampak berpengaruh terhadap WTP, variable derajat risk aversion tidak berpengaruh terhadapa WTP, sikap berjaga-jaga berpengaruh positif, kepemilikan anak juga berpengaruh positif, sementara gender, usia, dan pengalaman terkena dampak ternyata tidak berpengaruh terhadap WTP.

CVM. Studi ini menemukan bahwa faktor individu (pendapatan, pendidikan, informasi, dan keterikatan masyarakat), kualitas air faktor daerah (lokasi perumahan dan kedekatan dengan sungai) memiliki dampak positif pada kemauan untuk membayar dan faktor daerah lebih kuat dari faktor individu dalam memprediksi kemauan untuk membayar kualitas air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang hilir memiliki perhatian yang lebih besar untuk perlindungan lingkungan sehingga memiliki WTP yang lebih rendah untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas air. sebaliknya, ornag yang hidup di hulu yang memiliki masalah lingkungan yang lebih rendah memiliki WTP yang lebih tinggi untuk kualitas air.

Saptutyningsih dan Suryanto (2009) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis SIG. Tingkat kerawanan wilayah banjir tertinggi di DIY adalah Kabupaten Kulonprogo khususnya di Kecamatan Temon, Kecamatan Wates, dan Kecamatan Panjatan. Kecamatan Temon tingkat kerentanan tertinggi adalah pada sawah irigasi, Kecamatan Wates tingkat kerentanan tertinggi adalah tegalan dan kebun, serta Kecamatan Panjatan tingkat kerentanan tertinggi pada tegalan dan kebun. Analisis pada tingkat kepadatan penduduk dan pemukiman dapat diperhatikan bahwa di Kecamatan Wates paling rentan. Dalam penelitian terdapat variabel karakteristik properti dan tanah, lingkungan, Risiko banjir, kesadaran masyarakat, dan sosial ekonomi. Penelitian menunjukkan bahwa semua koefisien-koefisien secara signifikan berbeda. Hasil dari penelitian Saptutyningsih dan Suryanto (2009) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis SIG. Tingkat kerawanan wilayah banjir tertinggi di DIY adalah Kabupaten Kulonprogo khususnya di Kecamatan Temon, Kecamatan Wates, dan Kecamatan Panjatan. Kecamatan Temon tingkat kerentanan tertinggi adalah pada sawah irigasi, Kecamatan Wates tingkat kerentanan tertinggi adalah tegalan dan kebun, serta Kecamatan Panjatan tingkat kerentanan tertinggi pada tegalan dan kebun. Analisis pada tingkat kepadatan penduduk dan pemukiman dapat diperhatikan bahwa di Kecamatan Wates paling rentan. Dalam penelitian terdapat variabel karakteristik properti dan tanah, lingkungan, Risiko banjir, kesadaran masyarakat, dan sosial ekonomi. Penelitian menunjukkan bahwa semua koefisien-koefisien secara signifikan berbeda. Hasil dari penelitian

mencapai

jumlah

Rp. 2,175.00. Berdasarkan ukuran rendah MWTP tidak ada pengaruhnya terhadap variabel sosial

mensosialisasikan pada masyarakat tentang kesadaran risiko bencana. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap risiko bencana banjir, sehingga dampak yang disebabkan oleh bencana banjir dapat diminimalkan di masa depan.

Kaen (2007) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis CVM. Hasil dari penelitan ini dimana variabel pendidikan dan tingkat pendapatan menunjukan hasil yang signifikan terhadap WTP untuk pajak lingkungan. Penelitian ini menjelaskan bahwa besarnya WTP per tahun rata-rata US$ 6.70.

Kurniawan, dkk.(2009) penelitian ini menggunakan analisa pendukung spasial dalam Sistem Informasi Geografi (SIG), sedangkan untuk menghitung Valuasi ekonomi menggunakan pendekatan Willingness to Pay (WTP) dan Travel Cost Method (TCM) untuk mengetahui manfaat barang dan jasa yang dihasilkan. Hasil penelitian ini secara ekonomi, KKMP memiliki nilai (value) yang cukup signifikan bagi kepentingan pemerintahan daerah dan masyarakat sekitarnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan air, biaya dikeluarkan masyarakat sekitar KKMP, jumlah produksi, harga bahan baku PDAM, luas sawah dan Kurniawan, dkk.(2009) penelitian ini menggunakan analisa pendukung spasial dalam Sistem Informasi Geografi (SIG), sedangkan untuk menghitung Valuasi ekonomi menggunakan pendekatan Willingness to Pay (WTP) dan Travel Cost Method (TCM) untuk mengetahui manfaat barang dan jasa yang dihasilkan. Hasil penelitian ini secara ekonomi, KKMP memiliki nilai (value) yang cukup signifikan bagi kepentingan pemerintahan daerah dan masyarakat sekitarnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan air, biaya dikeluarkan masyarakat sekitar KKMP, jumlah produksi, harga bahan baku PDAM, luas sawah dan