Gambaran Umum Obyek Penelitian
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Kondisi Umum Sungai Bengawan Solo
a. Kondisi Geografis
Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah sungai ± 12% dari seluruh wilayah Pulau Jawa pada posisi 110 o 18’ BT sampai 112 o 45’ BT dan 6 o 49’LS sampai 8 o 08’ LS. Wilayah sungai merupakan suatu wilayah yang bentuk dan sifat alamnya merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai yang melalui wilayah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari hujan dan sumber-sumber air lainnya yang penyimpanan dan pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum alam sekeliling berdasarkan keseimbangan daerah tersebut merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai.
b. Luas Sungai Bengawan Solo
Luas total wilayah sungai (WS) Bengawan Solo ± 19.778 km 2 , terdiri dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Bengawan Solo dengan luas ± 16.100 km 2 , DAS Kali Grindulu dan Luas total wilayah sungai (WS) Bengawan Solo ± 19.778 km 2 , terdiri dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Bengawan Solo dengan luas ± 16.100 km 2 , DAS Kali Grindulu dan
km 2 dan ± 3.755 km 2 . Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung berbentuk kerucut yakni Gunung Merapi (± 2.914 m), Gunung Merbabu (± 3.142 m) dan Gunung Lawu (± 3.265 m), sedangkan luas Sub DAS Bengawan Solo Hilir adalah ±
6.273 km 2 . Secara administratif WS Bengawan Solo mencakup 17 (tujuh belas) kabupaten dan 3 (tiga) kota, yaitu: Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen,Blora, Rembang, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban. Lamongan, Gresik dan Pacitan. Kota yang dilalui sungai Bengawan Solo adalah Surakarta, Madiun dan Surabaya.
c. Kondisi Meteorologi Sungai Bengawan Solo
Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo merupakan daerah yang beriklim tropis, dimana musim kemarau terjadi sekitar bulan Mei – Oktober sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Nopember – April, dengan kelem-baban rata-rata 80%, suhu bulanan rata-rata 26,7°C, lama penyinaran rata-rata bulanan 6,3 jam, kecepatan angin rata- rata bulanan 1,2 m/det . (Departemen Pekerjaan Umum, 2008)
Sungai Bengawan Solo dan tiga wilayah sekitarnya, i) Sub Wilayah Kali Lamong, ii) Kawasan Pantai Utara dan iii) Sub Wilayah Kali Grindulu dan Kali Lorog. Wilayah Sungai Bengawan Solo dibagi menjadi dua bagian wilayah utama, yaitu Wilayah Sungai Bengawan Solo Hulu dan Wilayah Sungai Bengawan Solo Hilir, pada pertemuan dengan Kali Madiun. Wilayah atasnya terbagi menjadi dua sub bagian wilayah : Sub SWS Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun dengan
luas masing-masing 6.072 km 2 dan 3.755 km 2 , oleh gunung Lawu. Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung berbentuk kerucut, yakni gunung Merapi (2,914 m), gunung Merbabu (3,142 m) dan gunung Lawu (3,265 m). Anak-anak sungainya banyak membawa material sedimen dari hasil erosi pada lereng-lerengnya, sehingga mengakibatkan sedimentasi yang tinggi di Bengawan Solo.
Wilayah Sungai Bengawan Solo Hilir mempunyai DPS seluas 6.273 km 2 dan panjang alur sungai kira-kira 300 km mulai dari pertemuan dengan Kali Madiun. Sungainya membentuk alur yang lebar dengan kemiringan kecil/landai, melalui dataran aluvial dan menjadi daerah yang sering digenangi banjir. Didekat muara, wilayahnya berawa dan luas, disebut Rawa Jabung dan Bengawan Jero. Sebelah selatan Sub SWS Kali Madiun terdapat Sub SWS Kali
Grindulu dan Kali Lorog dengan luas 1.520 km 2 . Wilayahnya dikelilingi oleh pegunungan Sewu dan Samudera Indonesia.
kemiringan yang besar dengan arus yang cepat.
Sebelah utara Sub WS Bengawan Solo Hilir terletak Kawasan Pantai Utara, dengan sekumpulan sungai-sungai kecil mengalir dalam wilayah sungai yang kecil di antara bukit-bukit di Rembang dan pantai
utara Pulau Jawa. Kawasan ini mempunyai luas sekitar 1.440 km 2 .
e. Kondisi Geologi Sungai Bengawan Solo
Ada 6 (enam) zone geo-morfologi memanjang dari Timur-Barat, sejajar dengan garis pantai pulau Jawa yaitu: Zona Semarang- Rembang, Rembang, Randublatung, Kendeng, Solo dan Pegunungan di selatan. Dimana 6 zona membentuk secara berselang zona tertekan dan zona terangkat, disebabkan oleh aktivitas tektonik. Zona-zona Semarang-Rembang, Randublatung dan Solo (daerah rendah) terbentuk oleh batuan dasar yang terdepresi, dan tertutup endapan muda. Gunung api tunggal terdapat di zona-zona Semarang-Rembang dan Solo. Zona Rembang dan Kendeng (perbukitan) terbentuk oleh terangkatnya batuan dasar pada masa Tertier (30-2 juta tahun yang lalu), sehingga, pada zona-zona tersebut tersebar batuan sangat lunak dan tertutup material lepas tipis.
Pegunungan di sebelah selatan membentuk topografi yang curam oleh terangkatnya batuan dasar pada masa Tertier. Batuan dasar pada di wilayah ini relatif keras dan keadaan bukit-bukit yang bergelombang terbentuk oleh erosi dalam jangka lama pada batuan dasar tersebut.
2. Kondisi Umum Wilayah Penelitian
Penelitian yang berjudul Analisis Kesediaan membayar (willingness to pay) mitigasi banjir di Eks Karisidenan Surakarta ini wilayah penelitianya mencakup 9 kecamatan yakni Masaran, Sidoharjo, kebakkramat, Mojolaban, Tawangsari, Bayat, Gantiwarno, Cawas dan Juwiring.
a. Kecamatan Masaran
1) Kondisi Geografis
a) Batas Wilayah
Sebelah Utara : Kec. Plupuh Sebelah Timur : Kec. Sidoharjo Sebelah Selatan : Kec. Kedawung Sebelah Barat : Kec. Kebakkramat
b) Luas Wilayah
Tabel 4.1 Luas Wilayah Masaran
Sawah
3030 km 2
Bukan Sawah
1374 km 2
Total : 4404 km 2 Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012
Kecamatan Kebakkramat ini memiliki wilayah seluas 4404 km 2 terdiri dari sawah 3030 km 2 dan luas bukan sawah seluas 1374
km 2 .
c) Pembagian Administratif
Jumlah RT
455 RT
Jumlah KK
20.374 KK
Jumlah Penduduk :
66.400 Jiwa
2) Data luas genangan akibat banjir