Rencana Tindak Darurat

Rencana Tindak Darurat

Sistem peringatan dini datangnya banjir WS Bengawan Solo di masa yang akan datang harus berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu. Dengan penerapan sistem ini, akan dapat memberikan informasi lebih dini bagi Sistem peringatan dini datangnya banjir WS Bengawan Solo di masa yang akan datang harus berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu. Dengan penerapan sistem ini, akan dapat memberikan informasi lebih dini bagi

Sistem tersebut harus dikembangkan secara menyeluruh sehingga dapat meyakinkan bahwa sistem tersebut dapat berfungsi ketika diperlukan dan peringatan dapat disampaikan secara segera dan mudah dimengerti oleh semua anggota masyarakat dalam berbagai kondisi dan tingkat resiko bencana. Komponen inti sistem peringatan dini datangnya banjir harus berpusat pada masyarakat terdiri dari:

a) Penyatuan dari kombinasi elemen-elemen bottom-up dan top-

down ;

b) Keterlibatan masyarakat dalam proses peringatan dini;

c) Pendekatan multi bencana; dan

d) Pembangunan kesadaran masyarakat.

Berdasakan hal tersebut di atas harus ada suatu dukungan politis yang kuat, hukum dan perundang-undangan, tugas dan fungsi masing-masing institusi yang jelas serta sumber daya manusia yang terlatih. Oleh karenanya, sistem peringatan dini perlu dibentuk dan didukung sebagai satu kebijakan, sedangkan kesiapan untuk menanggapi harus diciptakan melekat dalam masyarakat.

Untuk menciptakan sistem peringatan dini datangnnya banjir yang efektif di WS Bengawan Solo, yang berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu masih banyak hal-hal yang perlu dilakukan antara lain: Untuk menciptakan sistem peringatan dini datangnnya banjir yang efektif di WS Bengawan Solo, yang berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu masih banyak hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:

b) Melakukan survei kerentanan masyarakat yang tinggal di lereng bukit yang rawan longsor.

c) Membantu lembaga nasional yang terkait dengan cuaca dengan mengakses data cuaca dan citra satelit internasional/global.

d) Mendukung masyarakat terpencil dengan memasang alat duga muka air elektronis yang sederhana dan sistem siaga untuk memberikan peringatan banjir.

e) Meningkatkan keinginan melakukan penelitian dan pelatihan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi peringatan dini modern.

f) Melaksanakan kajian bagaimana masyarakat meng-akses dan menginterpretasikan

peringatan

dini dan kemudian mengaplikasikannya pada saat proses diseminasi.

g) Mengembangkan, menguji dan menyempurnakan skenario evakuasi untuk berbagai kondisi siaga khususnya di daerah yang padat penduduk.

h) Mengembangkan sistem-sistem berbasis masyarakat untuk menguji anggota masyarakat yang berusia lanjut dan penyandang cacat ketika dilakukan peramalan banjir.

i) Mengembangkan standar dan pedoman untuk berbagai jenis sistem peringatan dini.

Pemerintah Daerah. k) Pengelolaan

kawasan

yang

berpotensi mendorong perkembangan kawasan sekitar dan/atau berpengaruh terhadap perkembangan wilayah Propinsi secara umum.

l) Pengelolaan kawasan perbatasan dalam satu kesatuan arahan

dan kebijakan yang saling bersinergi. m) Mendorong perkembangan/revitalisasi potensi wilayah yang

belum berkembang. n) Penempatan pengelolaan kawasan diprioritaskan dalam

kebijakan utama pembangunan daerah. o) Mendorong tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan

kawasan. p) Peningkatan kontrol terhadap kawasan yang diprioritaskan. q) Mendorong terbentuknya badan pengelolaan kawasan yang

diprioritaskan. Dari paparan diatas pada masa yang akan datang upaya pengendalian banjir tidak bisa hanya difokuskan pada penanganan fisik saja, namun harus disinergikan juga dengan pembangunan non-fisik yang menyediakan ruang lebih luas bagi munculnya keterlibatan atau partisipasi masyarakat, sehingga tercapai suatu sistem pengendalian banjir yang lebih optimal.

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dalam hal ini pendapatan, pendidikan, usia, jumlah anggota keluarga, jarak dan tinggi genangan mempengaruhi kesediaan untuk membayar mitigasi bencana sebagai variabel dependen.

Model yang akan diestimasi ditunjukkan oleh persamaan berikut ini: WTP= +

Keterangan : WTP

: Kesediaan untuk membayar mitigasi banjir

X 1 : Pendapatan yang di terima responden tiap bulan

X 2 : Usia Responden

X 3 : Pendidikan terakhir responden

X 4 : Jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden

X 5 : Persepsi dampak kerusakan

X 6 : Jarak pemukiman dengan sungai bengawan solo

X 7 : Tinggi genangan banjir di daerah responden

:Konstanta

:Koefisien regresi

:Standard error

Dengan menggunakan program Eviews 3.1 data yang telah diolah menghasilkan output sebagai berikut:

Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Berganda Dengan Ordinary Least

Square (OLS)

No

Nama Variabel

Koefisien

t hitung

Prob. 1

Konstan Pendapatan Usia Pedidikan Anggota keluarga Persepsi dampak Jarak Tinggi genangan Intensitas

270810.8 -54.27952 -4627.388 -243795.2

1.096389 -0.221080 -1.366068 -1.482630

R-squared Adjusted R-squared Durbin-Watson stat

F-statistic Prob

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

* : Signifikan pada level 10% **: Signifikan pada level 5%

Persamaan regresi yang diperoleh: log WTP = -2487174+ 0.843608 X 1 + 60113.93X 2 + 360970.9X 3 +

-209753.4X 4 + 270810.8X 5 + -54.2796X 6 +-4627.4X 7 +-24380.2X 8

Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara pendapatan, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, Persepsi dampak kerusakan, jarak, tinggi genangan dan intensitas banjir terhadap kesediaan untuk membayar mitigasi banjir. Langkah selanjutnya dari hasil regresi tersebut dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik.

b. Uji Statistik

1) Uji F

Nilai F hitung yang diperoleh sebesar 25,108 dengan nilai probabilitasnya 0.0000 dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 serta nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat diambil kesimpulan variabel pendapatan, usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, persepsi dampak kerusakan, jarak, tinggi genangan dan intensitas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kesediaan untuk membayar (WTP) mitigasi bencana banjir di eks Karisidenan Surakarta.

2) Uji R 2

Uji R 2 digunakan untuk mengetahui berapa persen (%) variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Besarnya nilai Adjusted R Squared yang diperoleh dari regresi linier sebesar 0.5876 yang artinya sekitar 58,76% variasi Uji R 2 digunakan untuk mengetahui berapa persen (%) variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Besarnya nilai Adjusted R Squared yang diperoleh dari regresi linier sebesar 0.5876 yang artinya sekitar 58,76% variasi

3) Uji t

Uji t adalah uji secara individu semua koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen. Hasil dari uji t. Dalam pengujian ini

menggunakan tingkat signifikan ) 0,05 dan df = 150.:

Untuk menguji tingkat signifikansi regresi secara individu

Dengan menentukan derajat signifikansi di dapat t-tabel dan dengan melihat nilai probabilitas t-statistik (t-hitung) maka:

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak