tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mendongeng dan mengajak anak untuk berliburrekreasi.
Menurut Soetjiningsih 1995, anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Bermain bukan membuang-buang waktu,
juga bukan berarti membuat anak menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Untuk bermain anak diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur
dan taraf perkembangannya. Ganjaran dan hukuman yang wajar merupakan salah satu faktor psikososial. Ganjaran dan hukuman yang diberikan kepada anak harus diberikan secara objektif
disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut, bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga anak tahu mana yang baik dan yang tidak
baik yang akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak kemudian hari.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Perangin-angin 2006 pada anak umur 0 -24 bulan di Kelurahan Gundaling I Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo menunjukkan juga bahwa
68,75 yang rangsangan psikososialnya baik sedangkan yang tidak baik 31,25.
5.1.3. Praktek KebersihanHigiene dan Sanitasi Lingkungan
Hasil penelitian menunjukkan pola asuh menurut praktek kebersihanhigiene dan sanitasi lingkungan baik di Kecamatan Pollung, sebahagian besar berada pada kategori baik yaitu 55,2
sedangkan pada kategori sedang sebesar 44,8. Berdasarkan hasil observasi, di Kecamatan Pollung, sebagian besar lingkungan tempat tinggal responden bersih, dapat dilihat dari
perkarangan rumah yang tidak terdapat banyak sampah yang berserakan dan bebas dari kotoran ternak yang berkeliaran di sekitar rumah.
Universitas Sumatera Utara
Hanya sebagian kecil saja rumah yang tidak memiliki ventilasi, jamban dan tempat sampah di dalam rumahnya. Dalam hal higiene, ibu jarang memandikan anaknya. Anak mandi
hanya 1 kali sehari dan bahkan ada anak yang jarang mandi. Hal ini disebabkan karena suhu lingkungan yang dingin yang dapat membuat anak menggigil saat mandi. Ibu juga jarang
memperhatikan kebersihan kuku anak. Namun anak selalu dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum makan dan membersihkan giginya.
5.1.4. Praktek Kesehatan
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pola asuh ibu berdasarkan perawatan kesehatan lebih banyak pada kategori baik yaitu sebesar 86,5, sedangkan pada kategori kurang sebesar
13,5. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu selalu memperhatikan kesehatan dan kebersihan anak serta kebersihan lingkungan. Dari hasil penelitian ditemukan sebagian besar ibu
sudah mempunyai tingkat pendidikan menengah ke atas SLTA yaitu sebanyak 69,8, ibu yang sering berkunjung ke posyandu sudah bisa mendapatkan dan mengolah informasi kesehatan
yang dibagikan tenaga kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku ibu yang langsung membawa anaknya ke pelayanan kesehatan bila anak sakit dan ibu selalu menganjurkan anak untuk mandi,
mencuci tangan setelah BAB, menggunakan alas kaki saat bermain di luar rumah, dan lingkungan disekitar rumah juga terlihat bersih. Hal ini juga didukung karena cukup tersedianya
pelayanan kesehatan di Kecamatan Pollung yaitu 1 puskesmas, 15 poskesdes dan 25 posyandu. Masyarakat dapat lebih mudah menjangkau pelayanan kesehatan karena disetiap desa sudah
terdapat poskesdes. Soetjiningsih 1995 mengemukakan bahwa kesehatan anak harus mendapat perhatian
dari para orang tua yaitu dengan segera membawa anaknya yang sakit ketempat pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan yang terdekat. Masa balita sangat rentan terhadap penyakit seperti : flu, diare atau penyakit infeksi lainnya. Salah satu faktor yang mempermudah anak balita terserang penyakit
adalah keadaan lingkungan. Menurut Sulistijani 2001 menyatakan bahwa lingkungan yang sehat perlu diupayakan
dan dibiasakan tetapi tidak dilakukan sekaligus, harus perlahan-lahan dan terus menerus. Lingkungan sehat terkait dengan keadaan bersih, rapi dan teratur. Oleh karena itu, anak perlu
dilatih untuk mengembangkan sifat-sifat sehat seperti mandi, cuci tangan sebelum makan dan menyikat gigi.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sihombing 2005 di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal pada anak batita menunjukkan juga bahwa 72,04 yang praktek
kesehatannya berada pada kategori baik sedangkan praktek kesehatan pada kategori tidak baik 27,96.
5.2. Status Gizi Anak Balita