yang tepat atau peningkatan asupan makanan selama hamil, 2 pemberian ASI dan makanan pendamping pada anak, 3 rangsangan psikososial terhadap anak dan
dukungan untuk perkembangan mereka, 4 persiapan dan penyimpanan makanan, 5 praktek kebersihanhigiene dan sanitasi lingkungan, dan 6 perawatan balita
dalam keadaan sakit meliputi praktek kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan. Pemberian ASI dan makanan pendamping pada anak serta
persiapan dan penyimpanan makanan tercakup dalam praktek pemberian makanan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hafrida 2004 di Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan, menunjukkan bahwa ada kecenderungan dengan
semakin baiknya pola asuh anak, maka proporsi gizi baik pada anak semakin besar.
Tetapi sebaliknya di negara Timur seperti di Indonesia, keluarga besar masih lazim dianut dan peran ibu seringkali dipengang oleh beberapa orang lainnya
seperti nenek, keluarga dekat lain dan bukan pembantu. Tetapi ternyata anak yang dididik dalam keluarga besar tersebut dapat tumbuh dengan kepribadian yang baik.
Jadi yang lebih penting nilainya adalah suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga Nadesul,1995
2.1.1. Praktek Pemberian Makan
Ada 2 tujuan pengaturan makanan untuk bayi dan anak balita :
Universitas Sumatera Utara
1. Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan hidup, yaitu untuk pemeliharaan dan atau pemulihan serta peningkatan kesehatan, pertumbuhan,
perkembangan fisik dan psikomotor, serta melakukan aktivitas fisik. 2. Untuk mendidik kebiasaan makan yang baik.
Makanan untuk bayi dan anak balita yang baik harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :
1. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan umur. 2. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan
yang tersedia setempat, kebiasaan makanan, dan selera terhadap makan. 3. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan
keadaan faal bayianak. 4. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.
Pertumbuhan anak usia 1-3 tahun sangat rentan terhadap penyakit gizi dan penyakit infeksi. Syarat makanan yang harus diberikan adalah makanan yang
mudah dicerna dan tidak merangsang tidak pedas dengan jadwal pemberian makan yang sama yaitu 3 kali makanan utama pagi, siang, malam dan 2 kali
makanan selingan diantaranya 2 kali makanan utama. Pola hidangan yang dianjurkan adalah makanan seimbang yang terdiri atas sumber zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur.
Universitas Sumatera Utara
Bedasarkan hasil penelitian Sarasani 2005 menyatakan bahwa anak yang mempunyai praktek pemberian makan yang baik lebih banyak ditemukan anak
dengan status gizi baik.
Berdasarkan penelitian Perangin-angin 2006, bahwa terdapat hubungan antara praktek pemberian makan dengan status gizi anak. Dimana dari 36 orang
yang mempunyai status gizi baik terdapat 26 orang 83,87 dengan praktek pemberian makan yang baik dan 10 orang 58,82 dengan praktek pemberian
makan yang tidak baik. Sedangkan dari 8 orang responden yang mempunyai status gizi kurang terdapat 2 orang 6,45 dengan praktek pemberian makan yang baik
dan 6 orang 35,29 dengan praktek pemberian makan yang tidak baik.
Pada anak usia 1-3 tahun anak bersifat konsumen pasif. Makanannya tergantung pada apa yang disediakan ibu. Gigi geligi susu telah tumbuh, tetapi
belum dapat digunakan untuk mengunyah makanan yang terlalu keras. Namun anak hendaknya sudah diarahkan untuk mengikuti pola makanan orang dewasa
As’ad, 2002
Pada saat mempersiapkan makanan, kebersihan makanan perlu mendapat perhatian khusus. Makanan yang kurang bersih dan sudah tercemar dapat
menyebabkan diare atau cacingan pada anak. Begitu juga dengan si pembuat
Universitas Sumatera Utara
makanan dan peralatan yang dipakai seperti sendok, mangkok, gelas, piring dan sebagainya sangat menetukan bersih tidaknya makanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Simpan makanan dalam keadaan bersih, hindari pencemaran dari debu dan binatang.
b. Alat makan dan memasak harus bersih. c. Ibu atau anggota keluarga yang memberikan makanan harus mencuci tangan
dengan sabun sebelum memberikan makan. d. Makanan selingan sebaiknya dibuat sendiri.
2.1.2. Rangsangan Psikososial