19
meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal Potter Perry, 2005.
7. Perubahan Perilaku
Mobilisasi menyebabkan respons emosional, intelektual, sensori, dan sosiokultural. Perubahan status emosional biasa terjadi bertahap. Bagaimanapun
juga lansia lebih rentan terhadap perubahan-perubahan tersebut, sehingga perawat harus mengobservasi lebih dini. Perubahan emosional paling umum adalah
depresi, perubahan perilaku, perubahan siklus tidur-bangun, dan gangguan koping
3. Perubahan Fisiologis Sistem Gastrointestinal
3.1. Defenisi Sistem Gastrointestinal
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makananpencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan
penyakit kerongkongan eshopagus, lambung gaster, usus halus intestinum, usus besar colon, hati liver, saluran empedu traktus biliaris dan pankreas
Sujono Hadi, 2002.
3.2. Klasifikasi Sistem Gastrointestinal
Klasifikasi gastrointestinal dibagi menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti gangguan nafsu makan, mual muntah dan Gastronitestinal bawah yaitu
konstipasi, diare. Penyakit gangguan gastrointestinal yang termasuk yaitu Gangguan esofagus, gangguan lambung dan usus, neoplasma intestinal dan proses
inflamasi, trauma abdomen, gangguan hepatik dan billiaris Candranata, 2000.
Universitas Sumatera Utara
20
3.3. Patofisiologi Sistem Gastrointestinal
Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah dimana makanan dipecah kedalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan enzim-
enzim pencernaan. Makan, atau bahkan melihat, mencium, atau mencicip makanan dapat menyebabkan refleks salivasi. Saliva adalah sekresi pertama yang
kontak dengan makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui kelenjar saliva pada kecepatan kira-kira 1,5 L setiap hari. Saliva juga mengandung mukus yang
membantu melumasi makanan saat dikunyah, sehingga memudahkan menelan. Dua pusat dalam inti retikularis medula oblongata adalah zona pencetus
kemoreseptif yaitu uremia, emesis yang diinduksi oleh obat, emesis karena radiasi dan pusat yang terintegrasi. Jaras eferen muncul dari hampir semua tempat tubuh.
Jaras vagal adalah sangat penting, tetapi vagotomi tidak menghilangkan muntah . jaras eferen empatik yang memperantarai muntah berkaitan dengan distensi
abdomen. Muntah terjadi bila kedua jaras eferen somatik dan viseral menyebabkan
penutupan glotis, kontraksi diagfragma mempunyai pilorus dan relaksi lambung diikuti oleh kontraksi peristaltik yang berjalan dari lambung tengah keujung
insisura dengan kontraksi abdmen, diagfragma, dan interkosta, muntah berkaitan dengan tanda dan gejala cetusan otonom. Seamua ada kaitan dengan gangguan
traktus gastrointestinalis, terutama obstruksi, dengan obstruksi tinngi akut menyebabkan muntah dini. Kekacauan otonom, obat-obatan gangguan
psikogenik, dan penelanan bahan-bahan yang berbahaya merupakan menyebab lain yang sering.
Universitas Sumatera Utara
21
Faktor-faktor yang mengurangi pasokan darah dan penghantar oksigen ke medula renjatan, oklusi vaskular, peningkatan tekanan intrakranial. Dapat
menginduksi emesis. Obat-obat emetik menghasilkan efeknya melalui stimulasi sentral langsung atau dengan iritasi mukosa lambung. Pola muntah mendadak,
sering kali proyektil tanpa didahului mual, sangat kuat menunjukkan penyebab sentral. Konsekuensi muntah metabolik, dengan muntah hebat terjadi
hipovolemia, hipokalemia, dan alkalosis metabolik serta deplesi natrium total Chandranata, 2000.
3.4. Manifestasi Klinis