Patofisiologi Konstipasi Karakteristik Konstipasi

25 6 Kebiasaan memakai pencahar Pencahar menyebabkan terjadinya ketergantungan pada kolon yang menyebabkan penurunan reflex gastrokolik dan duodenolik Guyton dkk, 2007. 7 Tindakan pembedahan Adanya efek anastesi pada tindakan pembedahan dapat menurunkan tonus otot dan menurunkan peristaltik usus Mubarak, 2005. 8 Mengabaikan isyarat untuk defekasi Reflek defekasi disebabkan oleh karena defekasi yang sifatnya mendadak dan berkurang selama beberapa menit dan akan timbul lagi setelah beberapa jam. Usaha untuk memulai reflek defekasi yang disengaja tidak akan efektif seperti reflek defekasi alami, sehingga tinja kemungkinan akan lebih lama kontak dengan mukosa usus yang menyebabkanfeses semakin lama keras dan membuat feses semakin sulit untuk dikeluarkan Guyton dkk, 2007 9 Penyakit Seseorang yang mengalami Stroke akan mengalami kesulitan pasase feses hal ini berhubungan dengan penurunan fungsi dari fungsi otot pelvis Folden et al, 2002.

4.3. Patofisiologi Konstipasi

Konstipasi dapat terjadi sebagai akibat menurunnya motilitas kolon atau retensi feses di dalam kolon terbawah atau rektum. Pada kasus tertentu, karena air direabsorbsi di dalam kolon, feses yang lebih lama berada di dalam kolon mengalami reabsorbsi air terbesar dan menjadi kotoran yang keras kemudian Universitas Sumatera Utara 26 kotoran menjadi lebih sulit dikeluarkan dari anus Long, 1996. Dorongan untuk defekasi secara normal dirangsang oleh distensi rektal, melalui empat tahap kerja yaitu: rengsangan reflex penyakit rektoanal, relaksasi otot sfingter internal, relaksasi sfingter eksternal dan otot dalam region pelvic, serta peningkatan tekanan intra abdomen. Adanya gangguan salah satu dari empat proses ini dapat menimbulkan masalah konstipasi Smeltzer Bare, 2007.

4.4. Karakteristik Konstipasi

Menurut Akmal dkk 2010, karakteristik konstipasi dibagi menjadi dua, yaitu: 1 Karakteristik Mayor, antara lain: a. Feses keras dan berbentuk seperti pil obat b. Defekasi kurang dari tiga kali per minggu 2 Karakteristik Minor, antara lain: a. Penurunan bising usus b. Perasaan penuh pada rektal c. Perasaan tekanan pada rectum d. Mengejan dan nyeri pada saat defekasi e. Impaksi yang dapat diraba f. Perasaan pengosongan yang tidak adekuat Adapun untuk sembelit kronis obstipasi , gejalanya tidak terlalu berbeda hanya sedikit lebih parah, diantaranya: a. Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas. b. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil. Universitas Sumatera Utara 27 c. Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu. d. Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat. Menurut NANDA dalam Herdman, 2012, beberapa karakteristik konstipasi antara lain: 1 Nyeri abdomen 2 Ketidaknyamanan di perut disertai dengan ketegangan perut yang dapat diraba 3 Ketidaknyamanan di perut tanpa disertai dengan ketegangan perut 4 Anorexia 5 Terdapat darah pada feses 6 Perubahan pada pola defekasi 7 Penurunan frekuensi defekasi 8 Feses kering 9 Perut kembung 10 Perut Kembung 11 Perasaan penuh pada rectum 12 Perasaan terdapat adanya tekanan di rectum 13 Nausea 14 Feses yang keras dan berbentuk 15 Teraba adanya massa di perut 16 Nyeri pada rectum 17 Penurunan peristaltik usus 18 Peningkatan tekanan abdominal Universitas Sumatera Utara 28 Kriteria konstipasi menurut FGIDs Functional Gastrointestinal Disorders : Song et al, 2013 1. Sindrom Iritasi Usus Sindrom iritasi usus merupakan kelainan fungsional usus kronis berulang dengan nyeri atau rasa tidak nyaman abdomen berkaitan dengan defekasi atau perubahan kebiasaan buang air besar setidaknya selama 3 bulan yaitu: a. Nyeri abdomen merupakan nyeri dirasakan di abdomen dapat berasal dari dalam abdomen, dinding abdomen, atau merupakan nyeri alih dari suatu sumber di luar abdomen, pada tulang belakang atau thorak. b. Penurunan bising usus Frekuensi bising usus di bawah rentang normal kurang dari 5 kali per menit. Frekuensi normal bising usus berada pada rentang 5-35 kali per menit, tidak terdengar bunyi vaskuler disekitar aorta, ginjal, iliaka atau femoral, apabila terdapat desiran mungkin suatu aneurisma. 2. Konstipasi Fungsional Konstipasi fungsional merupakan usus dalam kondisi yang sehat tetapi tidak berfungsi dengan baik. Konstipasi fungsional disebabkan waktu perjalanan yang lambat dari feses yang ditandai dengan: Frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, feses bergumpal, mengedan, rasa tidak puas dan rasa terhalang saat bab. 3. Mual dan Muntah 4. Perut kembung Universitas Sumatera Utara 29 Kriteria konstipasi akibat immobilisasi pada pasien stroke menurut ROC Receiver Operating Characteristic yang terdiri dari : Chan et al, 2005 1. Penurunan Fungsi usus Dampak konstipasi akan menyebabkan penurunan pada fungsi usus seperti: frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, penurunan bising usus, perasaan tidak tuntas saat bab, mengedan dan rasa tertahan saat ingin buang air besar 2. Feses dan Anus Feses akan keras, feses bergumpal, warna feses lebih gelap dari pada biasanya, feses yang keluar lebih sedikit, saat buang air besar terasa nyeri pada anus dan rasa terbakar pada anus 3. Abdomen Distensi abdomen, nyeri abdomen, perut terasa tidak nyaman, perut terasa penuh dan begah, perut terasa nyeri, perut kembung, perut kram, mual dan muntah serta penurunan nafsu makan karena perut terasa begah. 4. Penggunaan obat Menggunakan obat-obatan untuk merangsang supaya ada keinginan untuk buang air besar seperti menggunakan obat suplemen yang mengandung serat, menggunakan suppositories, menggunakan laxative dan obat yang lainnya. 5. Kepuasaan saat BAB Merasa tidak nyaman karena konstipasi dan merasa tidak puas ketika selesai buang air besar. Universitas Sumatera Utara 30

4.5. Pengukuran Penilaian Konstipasi