Defenisi Konstipasi Faktor Resiko Terjadinya Konstipasi

23 d. Kanker hepar, nyeri abdomen yang sangat sakit , tumpul, dan pada kuadran atas kanan, nyeri bersifat terus menerus, mengganggu tidur dan bertambah

4. Konstipasi

4.1. Defenisi Konstipasi

Konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses tinja dalam usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut Akmal, dkk, 2010. Konstipasi berarti pelannya pergerakan tinja melalui usus besar dan sering disebabkan oleh sejumlah besar tinja yang kering dan keras pada kolon desenden yang menumpuk karena absorpsi cairan yang berlebihan Guyton dkk, 2007.

4.2. Faktor Resiko Terjadinya Konstipasi

Beberapa faktor resiko terjadinya konstipasi antara lain : 1 Usia Pada lansia, masalah konstipasi terjadi lebih sering daripada individu yang lebih muda, hal ini disebabkan pada lansia peristaltic usus menurun. Peristaltik usus yang menurun pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain penurunan aktivitas, ketidak cukupan masukan cairan, efek samping pengobatan dan kurang perhatian terhadap isyarat defekasi. Pada lansia juga mengalami penurunan sekresi mucus di usus besar dan penurunan elastisitas dinding rektal Smeltzer Bare, 2007. Universitas Sumatera Utara 24 2 Aktivitas Penurunan aktivitas fisik regular dapat menurunkan tonusitas otot yang diperlukan untuk mengeluarkan feses. Penurunan aktivitas fisik juga dapat menurunkan sirkulasi pada sistem pencernaan sehingga peristaltic usus akan menurun Carpenito, 1995. Aktivitas yang kurang akan menyebabkan penurunan pada tonus otot dimana hal ini akan menyebabkan penurunan fungsi otot abdominal dan otot pelvis, sehingga akan memperlama pasase feses Djojoningrat, 2006. 3 Intake Cairan Kecukupan masukan cairan sedikitnya 2 liter sehari diperlukan untuk mempertahankan pola usus dan mempertahankan konsistensi feses, apabila intake cairan kurang maka konsistensi feses akan keras Carpenito, 1995. 4 Intake rendah serat Serat yang tidak dicerna akan menyerap air, membantu menembah massa feses dan melunakkan feses sehingga mempercepat pasase intestinal. Keseimbangan diit tinggi serat diperlukan untuk menstimulasi peristaltik usus, selain itu serat juga mempengaruhi konsistensi dari feses dimana diit tinggi serat menjadikan feses menjadi lunak. Makan makanan yang rendah serat dapat menurunkan peristaltik usus, sehingga memperlambat pasase feses Djojoningrat, 2006. 5 Gangguan otak, trauma rektal dan anus Beberapa kondisi medis seperti gangguan otak dan trauma rektal atau anus dapat menyebabkan abnormalitas dan sfingter anal. Universitas Sumatera Utara 25 6 Kebiasaan memakai pencahar Pencahar menyebabkan terjadinya ketergantungan pada kolon yang menyebabkan penurunan reflex gastrokolik dan duodenolik Guyton dkk, 2007. 7 Tindakan pembedahan Adanya efek anastesi pada tindakan pembedahan dapat menurunkan tonus otot dan menurunkan peristaltik usus Mubarak, 2005. 8 Mengabaikan isyarat untuk defekasi Reflek defekasi disebabkan oleh karena defekasi yang sifatnya mendadak dan berkurang selama beberapa menit dan akan timbul lagi setelah beberapa jam. Usaha untuk memulai reflek defekasi yang disengaja tidak akan efektif seperti reflek defekasi alami, sehingga tinja kemungkinan akan lebih lama kontak dengan mukosa usus yang menyebabkanfeses semakin lama keras dan membuat feses semakin sulit untuk dikeluarkan Guyton dkk, 2007 9 Penyakit Seseorang yang mengalami Stroke akan mengalami kesulitan pasase feses hal ini berhubungan dengan penurunan fungsi dari fungsi otot pelvis Folden et al, 2002.

4.3. Patofisiologi Konstipasi