BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1 Kurikulum
2.1.1.1 Hakikat Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Latin yang kata dasarnya adalah currere, secara harafiah berarti lapangan perlombaan lari. Dalam lapangan pendidikan
pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, serta bagaimana cara untuk
menguasai bahan agar dapat mencapai gelar. Akibat dari berbagai perkembangan, terutama perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, konsep kurikulum
menerobos pada dimensi waktu dan tempat. Artinya, kurikulum mengambil bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar tidak hanya berbatas waktu sekarang saja,
tetapi juga memperhatikan bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan yang akan datang Dakir, 2010:3. Kurikulum merupakan
program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau pelatihan untuk mewujudkan visi dan misi lembaganya Idi, 2013: 308.
Jadi kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan
dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
12
2.1.1.2 Pengembangan Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan
dan hasil pendidikan Sukmadinata, 2012: 38. Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan komponen-komponen kurikulum yang
membentuk sistem kurikulum itu sendiri, yaitu komponen tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik, media, lingkungan, sumber belajar, dan lain-lain Idi,
2013: 208. Dari pendapat para ahli maka pengembangan kurikulum adalah
mengembangkan komponen-kompenen kurikulum menjadi sistem kesatuan kurikulum itu sendiri. Komponen-komponen tersebut mencakup komponen
tujuan, metode, peserta didik, bahan, pendidik, media, lingkungan, sumber belajar, dan sebagainya.
Dakir 2010:100-1-4 pengembangan kurikulum dibagi menjadi: a.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional Pengembangan kurikulum tingkat Nasional pada taraf nasional pokja
kurikulum biasanya mengembangkan berbagai komponen kurikulum penunjang, yang dijadikan dasar pelaksanaan untuk lembaga-lembaga
pendidikan terkait. b.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Lokal Salah satu sasaran pengembangan kurikulum tingkat Lokal adalah penyusunan
kurikulum muatan lokal. Sedangkan kegiatannya dapat bberupa penataran,
seminar, KKG, dan kegiatan lainnya yang menunjang mendukung profesi kependidikan.
c. Pengembangan Kurikulum Tingkat Sekolah
Untuk pendidikan tinggi terutama pada pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi program pendidikan, penelitian, dan pengabdian, pada masyarakat.
Untuk pendidikan tingkat menengah ke bawah, sekolah dapat mengembangkan kurikulum yang bersifat ekstrakurikuler.
d. Pengembangan Kurikulum Tingkat Kelas
Pengembangan kurikulum tingkat kelas ini tergantung pada inisiatif guru. Meskipun kurikulum yang tertulis sangat bagus tetapi kalau guru tidak inisiatif
hasilnya tidak memuaskan.
2.1.1.3 Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum