Industri Pendukung ♦ Lembaga Penelitian dan Pengembangan Struktur Industri

Gambar 5.1 Alur Pemasaran Produk Jamu Hasil produksi yaitu produk jamu dapat dijual melalui agen penjualan, melalui pedagang pengumpul, ataupun langsung dijual ke konsumen rumah tangga atau konsumen langsung. Seperti yang terjadi pada para Pengusaha jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang melakukan kemitraan dengan pengepul dan agen penjualan walaupun tidak diikat dalam suatu perjanjian tertulis. Jenis kemitraan ini berbentuk dagang umum. Manfaat yang didapat dari adanya kemitraan ini adalah adanya kemudahan proses penjualan karena sudah rutin dilaksanakan, peningkatan omzet atau volume produksi, pengembangan usaha, serta publikasi yang jelas dan menambah pelanggan. Selain itu, industri jasa periklanan juga sangat membantu dan berpengaruh pada penjualan produk jamu perusahaan jamu tertentu misalnya perusahaan sidomuncul yang menggunakan media periklanan di media masa seperti televisi , radio dan media cetak seperti di koran dan majalah-majalah dalam pendistribusian produk jamu. Pendistribusian produk jamu juga harus didukung oleh sistem transportasi yang memadai sehingga distribusi juga berjalan lancar, para konsumen yang berada diluar kawasan pabrik dapat memperoleh hasil industri tersebut secara mudah.

b. Industri Pendukung ♦ Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Lembaga pemerintah seperti LIPI membantu dalam masalah menganalisis spesies tanaman obat yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri jamu. Sedangkan untuk pengembangan jamu menjadi obat fitofarmaka yang membutuhkan penelitian dan uji klinis dengan menggunakan dana yang sangat besar industri jamu memperoleh bantuan dari lembaga pemerintah seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM yang juga melakukan berbagai penelitian pengembangan produk fitofarmaka. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT khususnya pusat farmasi dan medika juga turut membantu penelitian tentang tanaman obat-obatan. Pengembangan industri obat-obatan merupakan salah satu dari enam program kerja dari Kementrian Riset dan Teknologi KRT yang tertuang dalam enam bidang bidang Risteknas. Sampai saat ini BPPT telah menyelesaikan dua jenis obat yang berbasis bahan baku alami dengan indikasi kuat sebagai fitoestrogen yang berfungsi untuk membantu penyesuaian tubuh dan mengurangi gejala karena perubahan hormonal drastis pada masa manopause, dan antikolesterol. ♦ Lembaga Keuangan Lembaga keuangan sangat dibutuhkan untuk masalah keuangan perusahaan. Kebanyakan perusahaan jamu adalah perusahan kecil yang kurang menarik para investor untuk melakukan investasi. Bantuan keuangan dari pemerintah dalam bentuk kredit juga tidak berjalan lancar untuk mengembangkan industri kecil jamu yang ada di pedesaan. Sedangkan perusahaan jamu yang termasuk besar biasanya adalah perusahaan keluarga, tidak ada kepemilikan saham asing di dalamnya. Lembaga keuangan seperti bank, dengan pemberian kredit dapat membantu perusahaan kecil dan perusahaan besar jamu untuk proses pengembangan perusahaannya. Kebutuhan dana untuk industri jamu tradisional terdiri dari modal investasi dan modal kerja yang diperoleh dari kredit perbankan dan dana sendiri.

4. Persaingan, Struktur dan Strategi Perusahaan

a. Struktur Industri

Untuk mengetahui struktur pasar suatu industri dapat digunakan metode CR4. Dengan metode CR4, dapat diketahui bahwa jumlah pangsa pasar keempat perusahaan jamu terbesar di industri jamu adalah sebesar 76 persen sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk industri jamu di Indonesia adalah oligopoli ketat. Bentuk pasar oligopoli ketat akan berdampak pada mudahnya empat perusahaan besar untuk menentukan harga produk di pasar dan akan dapat menimbulkan permasalahan bagi perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan jamu yang baru masuk. Selain itu bentuk pasar oligopoli akan membentuk adanya kolusi atau kerjasama antar beberapa perusahaan jamu untuk dapat menentukan harga yang ditetapkan. Analisis CR4, mulai tahun 1984-2004 dapat dilihat pada tabel 5.4 yang menunjukan nilai CR4 industri jamu setiap tahunnya sangat besar, hal tersebut sangat berbeda dengan industri farmasi yang konsentrasi pasarnya lebih longgar. Tabel 5.4 Nilai CR4 Industri Jamu Di Indonesia Nilai Output Nilai output 4 besar CR4 Tahun 12168543 9908584 0,814279 1984 22041123 17289820 0,784435 1985 36398988 31339065 0,860987 1986 32102331 25857285 0,805464 1987 35797810 28210281 0,788045 1988 43073266 33994346 0,789221 1989 49540813 38721746 0,781613 1990 76066659 60886163 0,800432 1991 81624579 65760286 0,805643 1992 94171328 75643781 0,803257 1993 107692878 84151074 0,781399 1994 198710155 148304270 0,746335 1995 175650263 132418982 0,753879 1996 247119994 196486484 0,795106 1997 172957422 121603891 0,703086 1998 213992663 148225669 0,692667 1999 281853878 180110779 0,639022 2000 340721986 201767166 0,592175 2001 1878516510 1665548457 0,88663 2002 312909378 223415363 0,713994 2003 780978248 602917027 0,772002 2004 Nilai Rata-rata 0,76

b. Persaingan