Industri Terkait ♦ Industri Pemasok Bahan Baku

ekspor ke Malaysia, Timur Tengah dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya atau negara yang banyak dijumpai TKI. Seperti jamu leo, yang kini megincar pasar ekspor di Belanda. Jamu leo tinggal menunggu ijin pemerintah umtuk bisa mengekspor minyak telon untuk konsumen di Belanda. Dengan merambah pasarnya ke Belanda, keuntungan yang di dapat akan bertambah. Pertumbuhan rata-rata produk jamu leo berkisar 20- 30 persen tiap tahun. Produsen jamu lainnya, seperti nyonya meneer yang merambah pasar di Korea Selatan, Filipina dan Taiwan Masuknya jamu Indonesia ke pasar-pasar potensial tersebut memang cukup menggembirakan, karena meyakinkan sebuah negara untuk memberikan ijin masuk jamu tidaklah mudah, sebab citra negatif yang berkembang selama ini, jamu tradisional Indonesia memiliki kandungan zat kimia. Selain itu jamu tradisional juga berpotensi untuk di ekspor ke negara tujuan ekspor, menurut data Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat bahan alam Indonesia GP Jamu, yaitu Filipina, Hongkong, Arab Saudi, Timur Tengah, Rusia dan Cile. Permintaan ekspor jamu Indonesia baru dapat dipenuhi oleh pengusaha jamu yang cukup besar. Nilai ekspor jamu Indonesia hanya sekitar 2 -16 persen dari total produksi di dalam negeri, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah persentase ekspor jamu Indonesia di bawah ini: Tabel 5.2 Persentase Nilai Ekspor Terhadap Nilai Produksi Nilai Ekspor Nilai Produksi Persentase Ekspor Tahun 42692452500 2,77426E+11 15,38878477 2000 32531537500 3,34938E+11 9,712700406 2001 38127095000 1,86407E+12 2,045369441 2002 50195222500 3,09205E+11 16,23363533 2003 81394052500 7,47017E+11 10,89587143 2004 Sumber: BPS,2004 3. Industri Terkait dan Industri Pendukung

a. Industri Terkait ♦ Industri Pemasok Bahan Baku

Kekayaan alam Indonesia yang besar akan mendukung berkembangnya industri biofarmaka di Indonesia. Biofarmaka merupakan tanaman obat-obatan yang dapat diolah menjadi obat. Sedangkan biofarmaka yang sudah kering sering disebut dengan simplisia di mana simplisia tersebut merupakan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri jamu. Bahan baku yang dibutuhkan oleh industri jamu dapat di peroleh dari budidaya yang dilakukan oleh pabrik atau perusahaan jamu tersebut, seperti perusahaan jamu Sidomuncul, Nyonya Meneer, yang mempunyai kebun atau ladang untuk pembudidayaan tanaman bahan baku produksi pabriknya. Selain itu bahan baku tersebut diperoleh dari petani biofarmaka melalui pemasok pengumpul yang berasal dari Wonogiri, Purwokerto, Purworejo, Ambarawa, dan Jawa Timur. Bentuk bahan baku tersebut dapat berupa daun maupun rimpang. Proses pembelian dapat dilakukan setiap panen raya, yaitu sekitar bulan Juli - Agustus setiap tahun. Tetapi pembelian dapat juga dilakukan setiap bulan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi segala resiko yang mungkin terjadi apabila stok bahan baku disimpan dalam jumlah besar untuk kebutuhan produksi satu tahun. Resiko yang mungkin terjadi adalah resiko kehilangan, resiko kerusakan ataupun resiko peningkatan kadar air. Pada umumnya pasokan bahan baku tersebut lancar sehingga tidak mengganggu proses produksi. Untuk mengembangkan indsutri jamu memacu pengembangan agribisnis berbasis fitofarmaka di tingkat petani, sangatlah penting peningkatan kemampuan petani dalam hal budidaya tanaman obat. Disamping hal budidaya, segi pasca panen dan pemasaran juga perlu ditingkatkan dalam upaya memacu pengembangan industri obat tradisional dan kosmetika Indonesia. Jenis bahan baku yang digunakan serta manfaatnya dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini. ♦ Industri Pemasaran Penjualan produk industri jamu tradisional dilakukan oleh pengusaha sendiri ataupun melalui agen penjualan. Jalur pemasaran produk jamu tradisional dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 5.1 Alur Pemasaran Produk Jamu Hasil produksi yaitu produk jamu dapat dijual melalui agen penjualan, melalui pedagang pengumpul, ataupun langsung dijual ke konsumen rumah tangga atau konsumen langsung. Seperti yang terjadi pada para Pengusaha jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang melakukan kemitraan dengan pengepul dan agen penjualan walaupun tidak diikat dalam suatu perjanjian tertulis. Jenis kemitraan ini berbentuk dagang umum. Manfaat yang didapat dari adanya kemitraan ini adalah adanya kemudahan proses penjualan karena sudah rutin dilaksanakan, peningkatan omzet atau volume produksi, pengembangan usaha, serta publikasi yang jelas dan menambah pelanggan. Selain itu, industri jasa periklanan juga sangat membantu dan berpengaruh pada penjualan produk jamu perusahaan jamu tertentu misalnya perusahaan sidomuncul yang menggunakan media periklanan di media masa seperti televisi , radio dan media cetak seperti di koran dan majalah-majalah dalam pendistribusian produk jamu. Pendistribusian produk jamu juga harus didukung oleh sistem transportasi yang memadai sehingga distribusi juga berjalan lancar, para konsumen yang berada diluar kawasan pabrik dapat memperoleh hasil industri tersebut secara mudah.

b. Industri Pendukung ♦ Lembaga Penelitian dan Pengembangan