secara keseluruhan dari industri besar dan sedang yang telah diolah oleh Badan Pusat Statistik, tidak dibedakan menurut jenis atau bentuk jamu maupun kegunaan jamu.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Teori-Teori 2.1.1 Pengertian Industri
Industri diartikan sebagai sekumpulan perusahaan yang serupa atau sekelompok produk yang berkaitan erat Lipsey, et al., 1996. Dumairy 1995 menjelaskan bahwa industri memiliki dua arti.
Pertama, industri adalah himpunan perusahaan sejenis. Dalam konteks ini, industri jamu sama artinya dengan himpunan atau kelompok perusahaan penghasil obat-obatan tradisional. Kedua, industri dapat juga
diartikan sebagai suatu sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.
2.1.2 Daya Saing
Daya saing sering diidentikkan dengan produktifitas tingkat output yang dihasilkan untuk setiap unit input yang digunakan. Peningkatan produktifitas meliputi, peningkatan jumlah input fisik modal dan
tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi total faktor produktifitas.
Menurut Michael E. Porter ada empat faktor utama yang menentukan daya saing suatu industri yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan, kondisi industri pendukung dan terkait serta kondisi struktur, persaingan
dan strategi industri. Dan ada dua faktor yang mempengaruhi interaksi antara keempat faktor tersebut yaitu faktor kesempatan dan faktor pemerintah.
1. Kondisi Faktor Sumberdaya
Posisi suatu bangsa berdasarkan sumberdaya yang dimiliki yang merupakan faktor produksi yang diperlukan untuk bersaing dalam industri tertentu. Faktor produksi tersebut digolongkan ke dalam lima
kelompok yaitu: a.
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia yang mempengaruhi daya saing industri nasional terdiri dari jumlah tenaga kerja yang tersedia, kemampuan manajerial dan keterampilan yang dimiliki, biaya tenaga kerja yang berlaku
tingkat upah, etika kerja termasuk moral. b.
Sumberdaya Fisik atau Alam
Sumberdaya fisik atau sumberdaya alam yang mempengaruhi daya saing industri nasional mencakup biaya, aksebilitas, mutu dan ukuran lahan lokasi, ketersediaan air, mineral dan energi serta sumberdaya
pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan termasuk sumberdaya perairan laut lainnya, dan sumberdaya peternakan, serta sumberdaya alam lainnya, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat
diperbaharui. Begitu juga kondisi cuaca dan iklim, luas wilayah geografis, kondisi topografis, dan lain-lain. c.
Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sumberdaya IPTEK mencakup ketersediaan pengetahuan pasar, pengetahuan teknis, dan pengetahuan ilmiah yang menunjang dan diperlukan dalam memproduksi barang dan jasa. Begitu juga
ketersediaan sumber-sumber pengetahuan dan teknologi, seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga statistik, literatur bisnis dan ilmiah, basis data, laporan penelitian, asosiasi
pengusaha, asosiasi perdagangan, dan sumber pengetahuan dan teknologi lainnya. d.
Sumberdaya Infrastruktur
Sumberdaya infrastruktur yang mempengaruhi daya saing nasional terdiri dari ketersediaan jenis, mutu, dan biaya penggunaan infrastruktur yang mempengaruhi persaingan, termasuk sistem transportasi,
komunikasi, pos dan giro, pembayaran dan transfer dana, air bersih, energi listrik, dan lain-lain. 2. Kondisi Permintaan
Kondisi permintaan dalam negeri merupakan faktor penentu daya saing industri, terutama mutu permintaan domestik. Mutu permintaan domestik merupakan sasaran pembelajaran perusahaan-perusahaan domestik
untuk bersaing dipasar global. Mutu permintaan persaingan yang ketat di dalam negeri memberikan tantangan bagi setiap perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya sebagai tanggapan terhadap mutu
persaingan di pasar domestik. Ada tiga faktor kondisi permintaan yang mempengaruhi daya saing industri nasional yaitu:
a Komposisi Permintaan Domestik
Karateristik permintaan domestik sangat mempengaruhi daya saing industri nasional. Karakteristik tersebut meliputi:
♦ Struktur segmen permintaan merupakan faktor penentu daya saing industri nasional. Pada umumnya perusahaan-perusahaan lebih mudah memperoleh daya saing pada struktur segmen
permintaan yang lebih luas dibanding dengan struktur segmen yang sempit ♦ Pengalaman dan selera pembeli yang tinggi akan meningkatkan tekanan kepada produsen untuk
menghasilkan produk yang bermutu dan memenuhi standar yang tinggi yang mencakup standar mutu produk, product features, dan pelayanan.
♦ Antipasi kebutuhan pembeli dari perusahaan dalam negeri merupakan pembelajaran untuk memperoleh keunggulan daya saing global.
b Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan
Jumlah atau besarnya permintaan domestik mempengaruhi tingkat persaingan dalam negeri, terutama disebabkan oleh jumlah pembeli bebas, tingkat pertumbuhan permintaan domestik, timbulnya
permintaan baru, dan kejenuhan permintaan lebih awal sebagai akibat perusahaan domestik melakukan penetrasi pasar lebih awal.
c Internasionalisasi Permintaan Domestik
Pembeli lokal yang merupakan pembeli dari luar negeri akan mendorong daya saing industri nasional, karena dapat membawa produk tersebut ke luar negeri. Konsumen yang memiliki mobilitas
internasional tinggi dan sering mengunjungi suatu negara juga dapat mendorong meningkatnya daya saing produk negeri yang dikunjungi tersebut.
3. Industri Pendukung dan Industri Terkait