Pengukuran Aktivitas Enzim Kitosanase Yoon et al., 2000 Pengukuran Konsentrasi Protein Bradford, 1976

23 Ea = energi aktivasi kkalgmol. K R = tetapan gas 1.987 kalgmol. K A = faktor frekuensi

d. Pengaruh pH Terhadap Stabilitas Enzim

Pengujian pengaruh pH terhadap stabilitas enzim murni dilakukan dengan cara memanaskan enzim dalam buffer universal pH 6 tanpa substrat pada 70 C selama 0, 0.5, 1, 1.5, dan 2 jam.

11. Pengukuran Aktivitas Enzim Kitosanase Yoon et al., 2000

Prinsip pengukuran aktivitas enzim kitosanase didasarkan pada perhitungan gula pereduksi yang diproduksi dalam hidrolisis soluble chitosan dengan metode Schales modifikasi dan glukosamin digunakan sebagai standar Imoto dan Yagashita, 1971. Tabel 3 . Pengukuran aktivitas enzim kitosanase Bahan Sampel µl Kontrol µl Blanko µl 0.05 M buffer fosfat pH 6 100 100 - Soluble chitosan 100 100 - Enzim kitosanase 100 - - Inkubasi pada 70 C selama 30 menit Freeze selama 15 menit Campuran 200 133 - Enzim kitosanase - 67 - Air bebas ion 800 800 1000 Pereaksi Schales 1000 1000 1000 Didihkan selama 15 menit Sentrifugasi pada 4 C selama 10 menit dengan kecepatan 8000 rpm Ukur absorbansi pada panjang gelombang 420 nm Nilai absorbansi dari sampel, kontrol, dan blanko dimasukkan ke dalam kurva standar glukosamin sehingga dapat ditentukan jumlah glukosamin yang terkandung di dalam sampel. Selanjutnya, jumlah glukosamin tersebut dimasukkan ke dalam rumus untuk menentukan unit 24 aktivitas enzim. Satu unit aktivitas enzim kitosanase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang memproduksi 1 µmol gula pereduksi glukosamin per menit pada kondisi tertentu. Aktivitas spesifik enzim ditentukan dengan cara membagi unit aktivitas enzim dengan konsentrasi protein. Tingkat kemurnian diperoleh dengan membagi aktivitas spesifik enzim pada satu tahap dengan aktivitas spesifik enzim pada tahap sebelumnya. Unit aktivitas enzim = 300 x Glc x 1 x 1000 x 1 .....4 Uml 200 BM 100 30 Keterangan : 300 = volume sampel hasil reaksi enzimatis µl 200 = volume sampel untuk reaksi Schales µl Glc = jumlah glukosamin sampel µgml BM = berat molekul glukosamin, yaitu 215.6 grammol 1000 = faktor konversi dari µl ke ml 100 = volume larutan enzim atau larutan soluble chitosan µl 30 = waktu inkubasi menit

12. Pengukuran Konsentrasi Protein Bradford, 1976

Sampel protein sebanyak 100 µl ditambah dengan 2 ml Bradford reagent . Campuran tersebut divorteks dan didiamkan pada suhu ruang selama 5 menit. Protein akan diikat oleh Coomassie Briliant Blue G-250 yang terdapat pada Bradford reagent membentuk kompleks berwarna biru. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 595 nm. Konsentrasi protein sampel dihitung berdasarkan kurva standar BSA. 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Produksi Enzim Kitosanase

Semua mikroorganisme memerlukan nutrien dasar sebagai sumber karbon, nitrogen, dan faktor esensial pertumbuhan mineral dan vitamin untuk menopang pertumbuhannya. Nutrien dasar tersebut di samping menyediakan energi juga digunakan untuk pembentukan konstituen seluler. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimum, media pertumbuhan yang digunakan harus mengandung nutrien dasar tersebut Wang et al., 1979. Isolat Bacillus licheniformis MB-2 disegarkan terlebih dahulu agar mencapai kondisi optimalnya. Isolat tersebut ditumbuhkan pada media thermus padat dan diinkubasi pada inkubator suhu 55 C. Inkubasi dalam suhu ruang dilakukan selama ± 30 menit sebelum dimasukkan ke dalam inkubator suhu 55 C agar isolat tidak mengalami thermal shock akibat perubahan suhu drastis. Media thermus padat yang digunakan terdiri atas 1.0 koloidal kitosan, 0.7 K 2 HPO 4 , 0.3 KH 2 PO 4 , 0.5 MgSO 4 , 0.25 ekstrak khamir, 0.25 casiton, 1.5 bacto agar, dan 0.4 gelrite Chasanah, 2004. Koloidal kitosan digunakan sebagai substrat induser untuk memproduksi enzim kitosanase. Hal ini karena sebagian besar mikroorganisme memproduksi enzim tersebut secara induktif. K 2 HPO 4 dan KH 2 PO 4 digunakan sebagai sumber fosfor yang diperlukan dalam sintesis asam nukleat, fosfolipid, dan ATP. MgSO 4 digunakan sebagai kofaktor enzim dan pertumbuhan. Ekstrak khamir dan casiton digunakan sebagai sumber nitrogen untuk produksi enzim kitosanase Stanbury dan Whitaker, 1984. Isolat Bacillus licheniformis MB-2 ditumbuhkan pada waktu optimumnya, yaitu 5 hari. Selama waktu tersebut dihasilkan enzim dengan aktivitas tertinggi. Waktu yang terlalu singkat akan menghasilkan enzim yang tidak optimal akibat mikroba belum beradaptasi dengan lingkungannya. Waktu yang terlalu lama akan menyebabkan enzim mengalami inhibisi akibat menumpuknya produk reaksi enzim dengan substrat. Jumlah mikroba yang semakin meningkat dari hari ke hari akan membutuhkan nutrien yang semakin