Hakikat Belajar KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar

Rusman 2013:85 menjelaskan bahwa belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian tersebut perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Sedangkan Slameto 2010:2 menyatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Skinner dalam Sutikno, 2013:3 mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Tokoh lain Witherington dalam Rusman, 2013:85 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkunganya yang membentuk kepribadian, perilaku individu dan perubahan 13 tingkah laku yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Sutikno 2013:7 menyatakan bahwa prinsip belajar adalah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa dapat berhasil dalam belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar dapat menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar. Adapun prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran adalah 1 kesiapan mengajar; 2 perhatian; 3 motivasi; 4 keaktifan siswa; 5 mengalami sendiri; 6 pengulangan materi pelajaran menantang; 7 balikan dan penguatan; 8 perbedaan individu. Hamdani, 2011: 22 Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar merupakan petunjuk atau pedoman bagi siswa dalam belajar yang meliputi kesiapan mengajar, perhatian, motivasi, keaktifan siswa, mengalami sendiri, pengulangan materi pelajaran menantang, balikan dan penguatan serta perbedaan individu. Gagne dalam Rifa ’i Anni, 2012:68-69 berpendapat bahwa belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Unsur-unsur belajar adalah sebagai berikut: 1. Peserta Didik Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Peserta didik memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan; otak yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. 2. Rangsangan stimulus Peristiwa yang merangsang peserta didik disebut stimulus. Banyak stimulus yang berada di lingkungan seseorang. Agar peserta didik mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati. 3. Memori Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. 4. Respon Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus dapat mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didikan diamati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja performance. Jadi, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar harus mengandung empat unsur diantaranya yaitu: peserta didik, rangsangan, memori dan respon. Peserta didik merupakan peserta yang melakukan kegiatan belajar, rangsangan merupakan suatu stimulus untuk mempengaruhi peserta didik agar fokus dalam belajar, memori merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik dari kegiatan belajar, dan respon merupakan perubahan perilaku dari memori yang telah didapat dalam kegiatan belajar. Ke empat unsur belajar tersebut harus saling kait mengait, agar proses belajar mengajar berjalan dengan efektif.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT DI KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 34 271

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKINTELAN 03 SEMARANG

1 9 213

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04 SEMARANG

0 38 380

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI NGALIYAN 01 SEMARANG

1 5 372

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01 SEMARANG

0 14 324

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA CROSSWORD PUZZLE PADA SISWAKELAS IV SDN PLALANGAN 04 SEMARANG

1 20 276