Definisi dan Sejarah Hak Asasi Manusia

BAB II ASPEK HISTORIS DAN YURIDIS HAK ASASI MANUSIA

A. Definisi dan Sejarah Hak Asasi Manusia

Secara etimologis, Hak Asasi Manusia HAM merupakan terjemahan dari “droits de l’home” dalam bahasa Perancis, dan menselijke rechten dalam bahasa Belanda. Hak Asasi Manusia HAM di dalam bahasa inggris dikenal dengan empat istilah yaitu a human rights; b fundamental rights; c citizens’ rights; dan d collective rights. Human rights dianggap sebagai terminologi yang paling memadai dan paling komprehensif dan terminologi ini dapat menampung aspek internasional dan aspek nasional dari Hak Asasi Manusia. 24 Awalnya istilah Hak Asasi Manusia HAM berasal dari kata “natural rights” hak alamiah yang biasa digunakan pada masa pencerahan enlightenment. Istilah ini kemudian mendapat penolakan karena konsepsinya yang menyatakan bahwa hak ini tidak perlu mendapat pengakuan dari pemerintah atau hukum. Istilah “natural rights” lantas digantikan dengan istilah “the rights of man”. Istilah ini juga dinilai tidak tepat karena bisa menimbulkan persepsi diskriminasi gender terkait dengan arti dari kata “man” manusia pria. Istilah “human rights” Hak Asasi Manusia HAM digunakan oleh Eleanor Roosevelt 24 Eko Riyadi, at.al., 2012, Vulnerable Groups: Kajian dan Mekanisme Perlindungannya, Yogyakarta, PUSHAM UII, hlm. 9. anggota Komisi HAM PBB ketika ia membantu pembuatan rancangan Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB. Istilah terakhir ini dipergunakan hingga kini. 25 Human rights sendiri diturunkan dari konsep natural rights, yaitu hak yang ditempatkan Tuhan dalam diri setiap manusia. Merujuk padanatural rights berlaku prinsip “setiap manusia sama di hadapan Tuhan”. Wataknya yang religius ini berubah menjadi sekuler dalam human rights yang mengenal prinsip “setiap manusia sama di hadapan hukum.” 26 Sedangkan terminologi fundamental rights disebut demikian karena dia menjadi dasar dari semua hukum yang lebih rendah. Fundamental rights hanya lebih mengacu pada aspek nasional. 27 25 Jelly Leviza, 2014, Bahan Kuliah Hukum dan HAM, Universitas Sumatera Utara, Medan, hlm. 16 26 Marianus Kleden, 2008, Hak Asasi Manusia dalam Masyarakat Komunal, Lamalera, Yogyakarta, hlm. 69. 27 Eko Riyadi, op.cit. Istilah citizens’ rights diketemukan di dalam Declaration des droits de l’Homme et du Citoyen tahun 1789 di Prancis. Penyebutan citizens’ rights masih dianggap memungkinkan sepanjang hak yang dimaksud adalah seperti kebebasan berbicara, berorganisasi dan berkumpul, termasuk kebebasan untuk bergerak melewati batas negara. Hari ini, hanya tinggal sedikit dari hak-hak politik yang bisa disebut sebagai citizens’ rights seperti hak untuk memilih dan dipilih. Terminologi yang keempat adalah collective rights yang diketemukan dalam African Charter on Human and Peoples’ Rights tahun 1981. Piagam ini memberikan pembedaan yang cukup tegas antara individual rights dan collective rights. Di antara empat terminologi tersebut, human rights yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘Hak Asasi Manusia’ dianggap sebagai terminologi yang paling komprehensif dan memadai serta dalam praktik paling banyak digunakan. 28 Tidaklah mudah untuk menemukan definisi yang mendetail mengenai Hak Asasi Manusia di dalam instrumen internasional dan buku-buku internasional. Instrumen dan buku tersebut biasanya hanya memberikan karakter, prinsip dan bagaimana memahami Hak Asasi Manusia. Rhona K.M. Smith mengutip Vienna Declaration and Programme of Action 1993 untuk mengkerangka Hak Asasi Manusia, yaitu “Human rights and fundamental freedoms are the birthright of all human being; their protection and promotion is the first responsibility of government”. 29 Sedangkan R. Kirk memberi definisi “human rights as signifying all privileges and immunities prossessed by human beings in a civil social order.” 30 Instrumen internasional Hak Asasi Manusia juga tidak memberikan definisi detail tentang Hak Asasi Manusia. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia misalnya secara langsung menyebutkan dalam Pasal 1 yaitu “All human being are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act toward one another in a spirit of brotherhood” Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. 31 28 Ibid. 29 Rhona K. M. Smith, 2014, Textbook on International Human Rights, sixth edition, oxford university press, Oxford, New York, hlm. 1. 30 A. Masyhur Effendi, 1980, Tempat Hak-Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasional Nasional, Alumni, Bandung, hlm. 20. 31 Eko Riyadi,at.al., op.cit., hlm. 11. Adapun pengertian Hak Asasi Manusia menurut Darji Darmodiharjo adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 32 Hak asasi ini menjadi dasar dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang lain. A. Masyhur Effendi menyatakan Hak Asasi Manusia adalah hak milik bersama umat manusia yang diberikan oleh Tuhan untuk selama hidup. 33 32 A. Masyhur Effendi, op.cit. 33 Ibid. Hak Asasi Manusia adalah hak yang diberikan Tuhan atau manifestasi hak istimewa manusia, sehingga harus berada pada manusia. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir dengan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya dan kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak-hak tersebut. Inilah sifat universal dari hak-hak tersebut. Selain bersifat universal, hak-hak itu juga tidak dapat dicabut inalienable. Artinya seburuk apapun perlakuan yang telah dialami oleh seseorang atau betapapun bengisnya perlakuan seseorang, ia tidak akan berhenti menjadi manusia dan karena itu tetap memiliki hak-hak tersebut. Dengan kata lain, hak-hak itu melekat pada dirinya sebagai makhluk insani. Dari pengertian di atas kemudan lahirlah paham persamaan kedudukan dan hak antara umat manusia berdasarkan prinsip keadilan, persamaan, yang memberikan pengakuan bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan jenis kelamin, ketidaksempurnaan fisik, ras suku, agama dan status sosial. 34 34 Udiyo Basuki, “Perlindungan HAM dalam Negara Hukum Indonesia:Studi Ratifikasi Konvensi Hak-hak Disabilitas Convention on The Rights of Persons with Disabilities”, didownload dari Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia HAM disebutkan mengenai pengertian Hak Asasi Manusia, bahwa : “Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut ditegaskan bahwa adanya kewajiban dari setiap individu untuk menghormati hak asasi orang lain. Kewajiban tersebut dengan tegas dituangkan dalam undang-undang sebagai seperangkat kewajiban sehingga apabila tidak dilaksanakan maka tidak mungkin akan terlaksana dan tegaknya perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Undang- undang ini memandang kewajiban dasar manusia merupakan sisi lain dari Hak Asasi Manusia. Tanpa menjalankan kewajiban dasar manusia, adalah tidak mungkin terlaksana dan tegaknya Hak Asasi Manusia, sehingga dalam pelaksanaannya, hak asasi seseorang harus dibatasi oleh kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain. http:www.aifis- digilib.orguploads134613465004revisi_no_02._perlindungan_hak_asasi_manusia_penulis_udi yo_basuki.pdf, pada 05 Maret 2015 pukul 13.30 Persoalan yang kemudian timbul ialah manusia sebagai makhluk sosial dan politik zoon politicon man is a social and political being hidup dalam satu masyarakat dan negara, membawa konsekuensi lebih lanjut tentang adanya satu golongan manusia yang disebut pemimpin penguasa, dan golongan lain yang disebut rakyat. Kemudian timbul persoalan tentang Hak Asasi Manusia, lebih- lebih bagi penguasa dengan legalitas hukum yang dimiliki, menafsirkan Hak Asasi Manusia secara subyektif. 35 Sejarah pemikiran Hak Asasi Manusia HAM sebagaimana disebut terdahulu bersumber dari teori hak alamiah natural rights theory. Teori alamiah mengenai hak itu bermula dari teori hukum alamiah natural law theory. Dalam perkembangannya melawan kekuasaan muncul Gerakan pembaharuan Renaissance yang mengharapkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi yang menghormati orang perorang. Gerakan pembaharuan diteruskan oleh aliran hukum alam yang dipelopori oleh Thomas Aquinas.Dalam teori hukum alamiahnya, Thomas Aquinas berpijak pada pandangan thomistik yang mempotulasi hukum alamiah sebagai bagian dari hukum Tuhan yang sempurna dan dapat diketahui melalui penggunaan nalar manusia. Hal ini menimbulkan reaksi masyarakat yang kemudian berkembang, dan menjadi awal pemikiran mengenai Hak Asasi Manusia. 36 35 A. Masyhur Effendi, op.cit., hlm. 21 Artinya, bukan hanya kekuasaan Raja saja yang dibatasi oleh aturan-aturan ilahi, tetapi semua manusia dianugerahi identitas indvidual yang unik; yang terpisah dari negara di mana ia 36 Diakses dari: http:pusham.uii.ac.idham7_Chapter1.pdf. pada 05 Maret 2015 pukul 15.48 memiliki hak alamiah yang menyatakan bahwa setiap individu adalah makhluk otonom. 37 Hugo de Groot, yang merupakan seorang ahli hukum Belanda yang dinobatkan sebagai “Bapak Hukum Internasional”, atau yang lebih dikenal dengan nama Latinnya, Grotius, mengembangkan lebih lanjut teori hukum alam Aquinas dengan memutus asal-usulnya yang teistik dan membuatnya menjadi produk pemikiran sekuler yang rasional. Perkembangan selanjutnya, salah seorang kaum terpelajar pasca-Renaisans, John Locke, mengajukan pemikiran mengenai teori hak-hak alamiah. Gagasan Locke mengenai hak-hak alamiah inilah yang melandasi munculnya revolusi hak dalam revolusi yang terjadi di Inggris, Amerika Serikat dan Perancis pada abad ke-17 dan ke-18. 38 a. Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215. Magna Charta yang memiliki 63 pasal, lahir sebagai bentuk protes keras dari kalangan bangsawan kepada Raja Jhon Lackland 1199-1216, yang memberikan jaminan perlindungan hak-hak bagi kaum bangsawan dan kalangan gereja. Hak Asasi Manusia HAM di Inggris dapat dilihat dari adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan, yaitu: 39 Isi dari Magna Charta adalah sebagai berikut : 37 Retno Kusniati, “Sejarah Perlindungan Hak Hak Asasi Manusia dalam Kaitannya dengan Konsepsi Negara Hukum”, didownload dari http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=11882val=873, pada 05 Maret 2015 pukul 15.30, hlm. 5 38 Op.cit. 39 Jelly Leviza, op.cit., hlm.20 - Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris. - Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak sebagai berikut : - Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk. - Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah. - Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya. - Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya. b. Petition of Rights, berisi petisi yang diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628. Petisi Hak tersebut mengatur bahwa penetapan pajak dan hak-hak istimewa harus seizin parlemen, tidak ada orang yang boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah. 40 d. Glorius Revolutionmenghasilkan Bill of Rights yang ditandatangani oleh Raja Willem III pada tahun 1689. Saat itu kekuasaan kerajaan beralih ke parlemen. Bill of rights memuat tentang penetapan pajak, pembuatan 40 Ibid. undang-undang dan tentara harus seizin parlemen; parlemen berhak mengubah keputusan raja dan pemilihan parlemen berlaku bebas. 41 Perkembangan usaha perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia HAM di Amerika Serikat dimulai dengan adanya United States’ Declaration of Independence pada 1776 yang disusun Thomas Jefferson, yang menandai kemerdekaan Amerika Serikat. Deklarasi kemerdekaan ini diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, yang secara garis besar berisi asas pengakuan persamaan manusia, dengan alasan Tuhan telah menciptakan manusia dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dirampas, antara lain: hak untuk hiduprights of life, hak kebebasanliberty, dan hak untuk mengejar kebahagiaan the pursuit of Happiness. 42 “We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable Rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness.” Berikut adalah kutipan dari United States’ Declaration of Independence : 43 Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan Hak-Hak Asasi Manusia dalam konstitusinya. Thomas Paine mengatakan bahwa Revolusi Amerika ini bukanlah semata untuk bangsa Amerika Serikat sendiri, melainkan senantiasa 41 Ibid. 42 Woro Winandi, Modul Hukum HAM dan Demokrasi, didownload dari http:worowinandi.dosen.narotama.ac.idbahan-ajar , pada 03 Maret 2015 pukul 21.00, hlm. 12. 43 Wikipedia, United States Declaration of Independence, diakses dari http:en.wikipedia.orgwikiUnited_States_Declaration_of_Independence, pada 5 Maret 2015 pukul 17.05 untuk seluruh umat manusia . 44 Bill of Rights Hak-hak tersebut lebih lanjut dikodifikasi dalam Sepuluh Amandemen Konstitusi pada tahun 1791, yang selanjutnya diperluas dari masa ke masa untuk dapat diterapkan secara menyeluruh melalui putusan yudisial dan undang-undang, serta mencerminkan norma-norma masyarakat yang terus berkembang, dimana Bill of Rights mengartikulasikan berbagai hak untuk dinikmati oleh semua warga negara termasuk kebebasan dan kesetaraan. Bill of Rights memuat tentang kebebasan beragama Amandemen I, berbagai persyaratan yang berkaitan dengan proses hukum dan hak atas pengadilan yang adil Amandemen V, VI, VII, VIII, dan kebebasan pribadi dan harta benda Amandemen IV. 45 Pada tahun 1789 di Perancis, dikeluarkan pernyataan tentang hak-hak manusia dan warga negara Declaration des droits de L’homme et du citoyen Hal ini juga disampaikan oleh Presiden Amerika, Presiden Flanklin D. Roosevelt, dalam amanat yang diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941, yang dikenal sebagai Four Freedom, yaitu : - Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran freedom of speech and expression. - Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya freedom of religion. - Kebebasan dari rasa takut freedom from fear. - Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan freedom from want. 44 H.J. Morgenthau, 2010, “Politik Antar Bangsa”, hlm.296. 45 Rhona K. M. Smith, Textbook on International Human Rights, sixth edition, oxford university press, Oxford, New York, 2014, hlm. 6 atau. Deklarasi Perancis ini terinspirasi dari United States’ Declaration of Independence. 46 Deklarasi yang dicetuskan pada awal Revolusi Prancis ini, merupakan bentuk perlawanan terhadap kekuasaan lama yang sewenang-wenang di bawah kepemimpinan Jenderal Lafayette yang terkenal dengan simbol Liberte Kemerdekaan, Egalite persamaan dan Fraternite persaudaraan, yang berkuasa secara absolut. Naskah The French Declaration of The Rights of Manini dimulai dengan pernyataan bahwa “Manusia yang lahir adalah merdeka dan setara dalam hak asasinya”. 47 ”Untuk memajukan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah- masalah internasional dibidang ekonomi, sosial, budaya dan kemanusiaan, dan menggalakan serta meningkatkan penghormatan bagi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi semua orang tanpa pembedaan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama …” Deklarasi ini bertujuan untuk menjamin Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam konstitusi. Sejarah perjuangan Hak Asasi Manusia terus berlanjut hingga abad ke 20 dengan lahirnya The Universal Declarations of