Hak Asasi Manusia dalam

atau. Deklarasi Perancis ini terinspirasi dari United States’ Declaration of Independence. 46 Deklarasi yang dicetuskan pada awal Revolusi Prancis ini, merupakan bentuk perlawanan terhadap kekuasaan lama yang sewenang-wenang di bawah kepemimpinan Jenderal Lafayette yang terkenal dengan simbol Liberte Kemerdekaan, Egalite persamaan dan Fraternite persaudaraan, yang berkuasa secara absolut. Naskah The French Declaration of The Rights of Manini dimulai dengan pernyataan bahwa “Manusia yang lahir adalah merdeka dan setara dalam hak asasinya”. 47 ”Untuk memajukan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah- masalah internasional dibidang ekonomi, sosial, budaya dan kemanusiaan, dan menggalakan serta meningkatkan penghormatan bagi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi semua orang tanpa pembedaan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama …” Deklarasi ini bertujuan untuk menjamin Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam konstitusi. Sejarah perjuangan Hak Asasi Manusia terus berlanjut hingga abad ke 20 dengan lahirnya The Universal Declarations of Human Rights.

B. Hak Asasi Manusia dalam

The Universal Declarations of Human Rights 1948 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia-DUHAM 1948 Dalam Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa PBB, komitmen untuk memenuhi, melindungi HAM serta menghormati kebebasan pokok manusia secara universal ditegaskan secara berulang-ulang, diantaranya dalam Pasal 1 3: 46 Ibid. 47 Ibid. Komitmen ini kemudian ditindaklanjuti oleh PBB melalui pembentukan instrumen Hak Asasi Manusia HAM Internasional, yaitu: Universal Declaration of Human Rights Resolution 217 A III, 1948, International Convenant on Economic, Social, and Cultural Rights1966 Resolution 2200 A XXI, 1966, International Covenant on Civil and Political Rights1966 Resolution 2200 A XXI, 1966, The Convention on The Elemination of All Forms of Discrimination Against Women Resolution 34180, 1981, dan The Convention on The Rights of The Child Resolution 4425, 1989. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa MU PBB mengumumkan The Universal Declarations of Human Rights Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia DUHAM pada 10 Desember 1948 yang terdiri dari 30 tiga puluh pasal dan ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Javier Perez de Cuellar. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia DUHAM ini diumumkan sebagai suatu standar pencapaian yang berlaku umum untuk semua rakyat dan semua negara. Hak-hak yang disuarakannya disebarkan lewat pengajaran dan pendidikan, serta lewat langkah-langkah progresif, secara nasional dan internasional, guna menjamin pengakuan dan kepatuhan yang bersifat universal dan efektif terhadapnya. 48 DUHAM 1948, sebagai instrumen induk,dijabarkan dalam dua instrumen pokok, yakni, masing-masing,Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, danBudayaKIHESB International Convenant on Economic, Social, and 48 Ian Brownlie, ed., 1971 Basic Documents on Human Rights, Clarendon Press, Oxford, hlm. 93-105 Cultural Rights ICESCR tahun1966 danKovenan Internasional tentang Hak Sipil dan PolitikKIHSPInternational Covenant on Civil and Political RightsICCPRpada 1966. Kedua kovenan ini dirancang oleh Komisi Hak AsasiManusia, badan bawahan Dewan Ekonomi dan Sosial namunpengukuhan dan penerimaannya dilakukan oleh MajelisUmum PBB. 49 Awalnya, DUHAM ditetapkan sebagai norma yang tidak mengikat, atau hanya sebagai common standard of achievement, tetapi lambat laun berkembang menjadi “hukum adat” internasional. 50 J. G Starke menyatakan bahwa deklarasi ini sesungguhnya merupakan tahap pertama dari tiga tahap program yang dirancang untuk menjadi sebuah International Bill of Rights yang didasarkan atas kewajiban-kewajiban yang mengikat negara-negara secara universal dan diperkuat dengan perangkat kerja dewan dan administrasi yang efektif Kedudukan DUHAM sebagai common standard of achievement ditegaskan dalam considerans deklarasi, di antaranya menyebutkan bahwa “deklarasi diproklamirkan sebagai suatu dasar pelaksanaan umum bagi semua bangsa dan semua negara dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat dengan senantiasa .. berusaha .. mempertinggi penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan...” 51 49 Eko Riyadi, at.al., op.cit., hlm. 47. 50 A.Gunawan Setiardja, 1993, Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila, Kanisius, Yogyakarta, hlm. 85. 51 J.G Starke, Pengantar Hukum Internasional, . Tiga tahapan tersebut adalah: a. Sebuah deklarasi yang menetapkan bermacam-macam hak manusia yang seharusnya dihormati. b. Serangkaian ketentuan covenant yang mengikat negara-negara untuk menghormati hak-hak yang telah ditetapkan tersebut, dan c. Langkah-langkah dan perangkat kerja untuk pelaksanaannya. Dua puluh satu pasal pertama dalam deklarasi ini menampilkan hak-hak yang sama dengan yang terdapat dalam Bill of Rights yang termakhtub di dalam Konstitusi Amerika Serikat sebagaimana yang telah diperbarui saat ini. Hak-hak sipil dan politik ini meliputi hak asasi atas perlindungan yang sama dan tidak pandang bulu, perlindungan hukum dalam proses peradilan, privasi dan integritas pribadi, serta partisipasi politik. Namun pasal 22 sampai dengan pasal 27 menciptakan kebiasaan baru, dimana pasal-pasal ini mengemukakan hak atas tunjangan ekonomi dan sosial seperti jaminan sosial, suatu standar bagi ke hidupan yang layak, dan pendidikan. Hak-hak ini menegaskan bahwa sesungguhnya semua orang mempunyai hak atas pelayanan-pelayanan kesejahteraan dari negara. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia DUHAM ini mengandung makna ganda, baik ke luar antar negara-bangsa maupun ke dalam intra negara-bangsa, berlaku bagi semua bangsa dan pemerintahan di negaranya masing-masing. Makna keluar adalah berupa komitmen untuk saling menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan antarnegara, agar tidak terjerumus lagi dalam malapetaka peperangan yang dapat menghancurkan nilai- nilai kemanusiaan. Sedangkan makna ke dalam, mengandung pengertian bahwa DUHAM harus senantiasa menjadi kriteria objektif oleh rakyat dari masing- masing negara dalam menilai setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahnya. 52 Bagi anggota-anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, saat ini DUHAM bersifat mengikat, sebab sudah menjadi ius cogens. Dengan demikian, setiap pelanggaran atau penyimpangan dari DUHAM di suatu negara anggota PBB, bukan semata-mata menjadi masala intern rakyat dari negara yang bersangkutan, melainkan juga merupakan masalah bagi rakyat dan pemerintahan negara-negara anggota PBB lainnya. Mereka absah mempersoalkan dan mengadukan pemerintah pelanggar HAM di suatu negara ke Komisi Tinggi HAM PBB atau lembaga- lembaga HAM internasional lainnya untuk mengutuk, bahkan menjatuhkan sanksi internasional terhadap pemerintah yang bersangkutan. 53 Manfred Nowak menyebut bahwa prinsip Hak Asasi Manusia ada empat, yaitu universal universality, tak terbagi indivisibility, saling bergantung interdependent, dan saling terkait interrelated. Rhona K. M. Smith menambahkan prinsip lainnya, yaitu kesetaraan equality dan non-diskriminasi non-discrimination. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa prinsip tak terbagi indivisibility, saling bergantung interdependent, dan saling terkait interrelated merupakan prinsip turunan dari prinsip universal universality.

C. Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia HAM