mahkotanya. Umumnya pengiriman dilakukan dengan cara kering yang kondisi lingkungannya tidak diatur oleh suhu dan kelembabannya.
Pengemasan bunga dikerjakan dengan dibungkus daun pisang, karung plastik, kertas semen, sedangkan keranjang bambu, dus kadang-kadang dilapisi dahulu
dengan plastik Soekartawi, 1996.
E. Kertas
Kertas sendiri dibuat dari serat selulosa yang terbiasa berasal dari serat kayu yang ditambah dengan beberapa bahan tambahan yang sengaja
ditambahkan untuk mendapatkan sifat dan karakteristik tertentu dari kertas yang akan terbentuk. Kertas memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda sesuai
dengan jenisnya. Sehingga pemakaian kertas di dalam pengemasan harus diperhatikan agar sesuai dengan tujuannya. Sifat-sifat fisik tersebut
diantaranya adalah ketahanan tarik atau kekuatan tarik, daya tahan terhadap gesekan, ketahanan sobek, daya regang, ketahanan retak, daya serap air,
permeabilitas, dan beberapa sifat fisik lainnya Hambali, 1990. Bahan kemasan yang digunakan untuk pengemasan primer pada awalnya
adalah kertas buram. Karena kertas buram menghasilkan penampakkan bunga yang jelek maka diganti kertas putih polos 60 gram, akan tetapi bahan ini tidak
mudah dibentuk menjadi contong maka memerlukan waktu lama sehingga tidak efisien lalu kertas untuk contong diganti dengan kertas HVS 70 gram.
Pada saat ini di PT. Alam Indah Bunga Nusantara AIBN untuk pengemasan primer digunakan kertas HVS 70 gram berukuran 10 cm x 20 cm
Rokhmawati, 1999.
F. Transportasi
Pekerjaan pengangkutan yaitu membawa bunga dari kebun ke rumah tempat penampungan diperlukan kehati-hatian agar bunga tidak rusak. Dalam
pekerjaan pengangkutan ini, faktor perlakuan mulai dari kebun tempat bunga itu dipanen sampai lokasi gudang tempat penampungan perlu hati-hati sekali,
karena mahkota bunga potong mudah rusak atau mudah terluka bila terkena gesekan atau goncangan keras. Pekerjaan ini terlihat sederhana tetapi jika
tidak hati-hati persentase kerusakan bunga dapat tinggi sekali Soekartawi, 1996.
Pengangkutan dapat dilakukan lewat darat, laut, dan udara. Pengangkutan melalui darat merupakan pengangkutan yang paling penting dan akan tetap
merupakan sarana utama pengangkutan di negara-negara berkembang di daerah tropika Pantastico, 1986. Waktu yang diperlukan selama
pengangkutan melalui jalan raya lebih pendek dibandingkan bila menggunakan kereta api, meskipun biaya pengangkutannya lebih tinggi
Pantastico, 1986. Pengangkutan buah-buahan dengan jalan darat pada umumya
menggunakan truk dan pick up tanpa pendinginan. Untuk pengangkutan jarak jauh dalam suatu pulau, yang lebih dari 5 jam sebaiknya menggunkan kereta
api dengan gerbong pendingin. Sedangkan pengangkutan kurang dari 5 jam dapat melalui jalan raya tanpa truk pendingin Purwadaria, 1992.
Pada uji transportasi bunga krisan potong dalam kemasan kotak karton dikirim pagi hari dari PT. AIBN melalui perusahaan kargo di Jakarta diangkut
dengan kereta api sampai di Surabaya pagi hari berikutnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh BALITHI Balai Penelitian Tanaman Hias
yang bekerjasama dengan PT. AIBN, daya tahan simpan bunga dengan waktu pengiriman 1 hari ke Surabaya lebih pendek dari pada bunga yang mengalami
pengiriman 2 hari. Hal tersebut terjadi karena dengan waktu 1 hari di kota Surabaya memiliki RH rendah dan suhu tinggi, serta kualitas air rendaman
rendah. Sedangkan penyimpanan pada bunga dengan waktu pengiriman 2 hari di PT. AIBN memiliki RH tinggi dan kualitas air lebih baik Rokhmawati,
1999. Transportasi bunga potong untuk keperluan ekspor biasanya menggunakan
kemasan sekunder karton dengan penyusunan khusus dalam pesawat terbang. Pesawat terbang dapat mengirimkan komoditi lebih efektif dan efisien.
Uji transportasi bunga potong dengan pengiriman selama 2 hari dilakukan dengan mengirim bunga kembali ke PT. AIBN segera setelah tiba di Surabaya
tanpa disimpan terlebih dahulu. Kondisi pada daun layu tetapi warna tetap hijau dan bagian bunga juga layu dan warna masih tetap. Bunga hanya
bertahan selama 5 sampai 7 hari setelah pengiriman Rokhmawati, 1999.
G. Simulasi Transportasi Hasil Pertanian