Bahan dan Alat Metode Penelitian Pengamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian TPPHP, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian antara bulan Maret – Mei 2007.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga krisan potong Chrysanthemum indicum tipe standar dengan kemekaran 75 persen, panjang tangkai ±76 cm yang diperoleh dari PT. Alam Indah Bumi Nusantara AIBN desa Kawung Luwuk, Sukaresmi, Cipanas. Bahan lain yang dipergunakan adalah kardus karton untuk kemasan sekunder, kemudian kertas HVS 70 gram, kertas koran, plastik LDPE dan HDPE sebagai bahan kemasan primer. Desain kemasan primer dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Bentuk dan ukuran kemasan penelitian 1 kemasan plastik dan 2 kertas. 2. Alat Peralatan yang dipakai terdiri dari : meja getar dengan kompresor, refractometer Minolta untuk mengukur warna, mistar dengan ketelitian 1 mm untuk mengukur panjang tangkai, jangka sorong dengan ketelitian 0.1 mm untuk mengukur diameter mahkota, busur untuk mengukur bentneck. 10 cm 20 cm 10 cm 60º 1 2

C. Metode Penelitian

1.Bunga dikemas ke dalam empat jenis kemasan primer yaitu kertas HVS 70 gram, kertas koran, plastik HDPE, dan plastik LDPE dengan kardus karton sebagai kemasan sekunder. 2.Bunga yang telah dikemas disusun secara selang-seling, masing-masing kardus jumlahnya 10 tangkai 2 tumpuk dan 20 tangkai 4 tumpuk bunga untuk setiap perlakuan kemasan primer. 3.Kesepuluh kemasan karton tersebut diatur pada meja getar. Penggetarannya diarahkan pada arah vertikal dengan frekuensi rata-rata 3.465 Hz dan amplitudo rata-rata 3.8 cm. Penggetaran dilakukan selama 4 jam. 4.Setelah penggetaran selama 4 jam kemudian dihitung jumlah kerusakan fisik pada setiap kemasan. Selain itu, dari setiap kemasan diambil 3 sampel untuk diukur diameter mahkota, panjang tangkai, dan warna. Serta diteliti bent neck , kelayuan dan gugur mahkota bunganya. Sampel diukur dari hari ke-0, ke-2, ke-4 dan ke-6 setelah transportasi. 5.Setiap hari, setelah penggetaran, bunga disimpan dalam suhu ruang 29°C, RH 60-80. Secara ringkas, metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

D. Pengamatan

Pengamatan dan pengujian mutu bunga potong menurut SNI 1998, meliputi : - Parameter fisik : diameter mahkota, kelayuan, gugurnya mahkota, bentneck, dan warna - Uji organoleptik meliputi penampakan bunga keseluruhan warna, kelurusan tangkai, kesegaran mahkota, dan penampakan keseluruhan. 1. Pengukuran diameter mahkota bunga Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap perlakuan diambil rata-ratanya. Pengamatan diameter mahkota tangkai dimaksudkan untuk melihat apakah terjadinya pertambahan diameter mahkota bunga yang berbeda karena perlakuan kemasan dan tumpukan setelah transportasi. 2. Kelayuan Kelayuan diamati secara visual mulai setelah transportasi dan dilanjutkan setiap 2 hari. Kelayuan ditandai dengan mulainya menggulung mahkota kearah luar dan dikatakan layu apabila mahkota benar-benar sudah jatuh kebawah karena sama sekali tidak ada ketegaran mahkota. Persamaan yang digunakan untuk perhitungan kelayuan adalah : 100 sampel Total kelayuan mengalami yang bunga Total Kelayuan x = 3. Mahkota gugur Mahkota gugur diamati secara visual mulai setelah transportasi dan dilanjutkan setiap 2 hari. Persamaan yang digunakan untuk perhitungan mahkota gugur adalah : Mahkota gugur = x100 sampel total rontok yang bunga mahkota Total 4. Bent neck Bent neck adalah terjadinya pembengkokan pada leher tangkai, pengamatan ini diamati secara visual. Berdasarkan syarat mutu bunga krisan potong terhadap keadaan tangkai bunga, maka lehr tangkai bunga yang masuk mutu adalah leher tangkai yang kuat dan lurus. Bent neck diamati mulai dari sebelum perlakuan dilanjutkan setiap hari setelah perlakuan. Persamaan yang digunakan untuk perhitungan persentase bent neck adalah : 100 sampel Total mengalami yang bunga Total x bent neck Bent neck = 5. Warna Penampakan pada bunga krisan potong yang diamati adalah warna petal mahkota bunga. Dalam penentuan warna, penelitian ini menggunakan cromameter Minolta tipe CR-200. Pada chromameter ini digunakan sistem x, y, z untuk menentukan kecerahan value , saturasi chroma dan warna itu sendiri hue. Gambar 3. Diagram alir proses penelitian. Bunga krisan potong Penyeragaman ukuran panjang tangkai ± 76 cm Pengemasan primer : A = Plastik LDPE B = Plastik HDPE C = HVS 70 gr D = Koran E = kontrol, tanpa pembungkus Jumlah 20 tangkai kemasan Pengetaran di atas meja getar Frekuensi = 3.465Hz dan Amplitudo = 3.8 cm l 4 j Pengamatan : Parameter fisik dan organoleptik pada hari ke-0, ke-2, ke-4, ke-6 penyimpanan 29ºC, RH 60-80 Jumlah 10 tangkai kemasan 6. Uji Organoleptik Pengujian organoleptik merupakan persepsi konsumen terhadap bunga yang diuji yang dilakukan secara visual. Bunga yang diuji adalah keseluruhan perlakuan yang terdiri dari 3 tangkai bunga per vas pajangan dan masing-masing 3 ulangan yang diperagakan kepada 10 panelis. Panelis yang dipergunakan adalah panelis semi terlatih dengan 70 panelis adalah perempuan yang menyukai bunga. Uji yang digunakan adalah uji hedonik dengan parameter mutu kisaran 1 sampai 5, berurutan dari 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 netral, 4 suka dan 5 sangat suka.

E. Kesetaraan Simulasi Pengangkutan