I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada kebutuhan untuk kelangsungan hidup secara fisik saja, tetapi juga perlu berhubungan dengan
lingkungannya. Krisan merupakan bunga potong yang mempunyai bentuk fisik yang menarik, salah satu alat yang digunakan untuk memberikan
keindahan lingkungan, keperluan upacara keagamaan dan menyatakan perasaan kepada orang lain, seperti suka, duka dan terima kasih. Bunga dan
tanaman hias banyak digunakan untuk bahan dekorasi ruang, menghiasi lobi hotel, kantor, restoran serta rumah tinggal.
Sebuah penelitian telah dilakukan untuk konsumen bunga potong di Surabaya. Konsumen yang dituju adalah yang mengkonsumsi bunga potong
kualitas ekspor seperti gerbera, krisan, carnation, mawar dan baby breath. Hasilnya adalah konsumen dapat dibedakan menjadi dua besar yaitu,
konsumen bunga potong kualitas impor dan bunga potong kualitas lokal. Pembedaan konsumen ini disebabkan karena memang ada kekhasan
konsumen menurut tipe bunga yang dijual Soekartawi, 1996. Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah produksi bunga potong krisan di
sejumlah kabupaten kota produsen bunga krisan utama di Jawa Barat. Kemudian pada Tabel 2 dapat dilihat data produksi bunga potong krisan dan
bunga potong lainnya di Indonesia. Tabel 1. Data Statistik bunga krisan di wilayah Jawa Barat
Kabupaten kota Jumlah Produksi tangkai
Th 2000 Th 2002
Th 2004 Th 2006
Bogor 425.637 1.125.060 567.400 3.645.870
Sukabumi 618.000 1.017.560 579.900 1.943.100
Cianjur 5.010.510
4.033.150 9.614.220 5.920.008 Bandung 1.342.330 17.304.000 12.611.000 34.440.542
Garut 34.052 26.054
707 1.062
Kota Bogor 2.550 2.000 6.760 33.978
Sumber : Departemen Pertanian Jawa Barat 2007.
Tabel 2. Data Statistik bunga potong di Indonesia
Bunga Jumlah Produksi ton
Th 2001 Th
2002 Th 2003 Th
2004 Th 2005
Anggrek 4.450.787 4.995.735 6.904.109 8.127.528 7.902.403 Mawar 4.448.199 10.876.948
7.114.382 14.416.172 14.512.619 Krisan 7.387.737
25.804.630 27.406.464
29.503.257 47.465.795
Gladiol 84.951.741 55.708.137
50.766.656 57.983.747
60.719.517
Sumber : Badan Pusat Statistik 2006.
Menurut BPS tahun 2005, pada perdagangan international tanaman hias, krisan merupakan komoditas bunga potong andalan yang penting. Pada tahun
2003, perdagangan komoditas ini di Indonesia mengalami surplus sekitar US 1 juta. Ekspor komoditas non anggrek ini ke negara-negara tujuan seperti
Hongkong, Jepang, Singapura dan Malaysia pun mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, dan proyeksi ekspor pada tahun 2007
diperkirakan mencapai US 15 juta. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan perekonomiannya,
akan meningkatkan pula kebutuhan bunga potong, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Lazimnya bunga dinikmati karena keindahan yang ditampilkan oleh
mahkota bunganya. Keindahan tersebut tergantung dari kesegaran bunga, namun proses respirasi dan transpirasi akan mempercepat proses kerusakan
bunga di samping faktor-faktor lain seperti luka, memar karena penanganan pasca panen yang kurang baik.
Meskipun mutu bunga potong tergantung pada kondisi bunga pada saat panen, pengemasan bunga potong merupakan salah satu aspek penting karena
dengan pengemasan yang tepat diharapkan bunga potong sampai ke tangan konsumen dalam kondisi baik.
Pengkajian kemasan bunga potong dilakukan dari waktu ke waktu. Faktor- faktor yang menjadi latar belakang pengkajian kemasan antara lain, masih
adanya kekurangan-kekurangan pada metode pengemasan yang telah dipakai baik dari segi estetika, ekonomi, maupun kemampuan kemasan melindungi
produk. Pengkajian kemasan antara lain dilakukan pada pengemasan yang masih memiliki kelemahan seperti pencontongan, pengemasan primer, dan
pengemasan sekunder pengepakan.
Perubahan tingkat kemekaran bunga potong selama penyimpanan dan distribusi menyebabkan kertas contong kemasan primer pada bunga
menerima gaya tarik yang lebih besar sehingga kertas semakin menegang. Jika streples
yang dipasang untuk membentuk contong tersebut terlalu berdekatan, maka kekuatan contong menjadi berkurang sehingga contong mudah lepas
Rokhmawati, 1999. Perbaikan-perbaikan dalam pengemasan memberikan peran yang besar
terhadap pemasaran produk segar hortikultura yang lebih efisien. Para konsumen sekarang menerima barang-barang dalam keadaan yang lebih segar
dan kerusakan yang lebih sedikit, dengan potensi ketahanan yang lebih lama, dan daya tarik dan kemudahan yang lebih besar daripada sebelumnya karena
kemajuan-kemajuan dalam pengemasan. Pengemasan modern memberi sumbangan terhadap perbaikan penanganan bahan antara petani produsen
dengan konsumen Pantastico, 1986. Kemasan transportasidistribusi adalah kemasan yang ditujukan terutama
untuk melindungi produk yang dikemas selama pengangkutan dari produsen sampai ke konsumen. Komoditas hortikultura pada umumnya
ditransportasikan dalam bentuk segar, karena kerusakan akibat transportasi menjadi cukup tinggi 32 - 47 Darmawati, 2005 dalam Rochmadi 2006.
B. Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menentukan kemasan yang sesuai untuk pengangkutan bunga krisan.
Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Menentukan pengaruh kemasan primer dan tumpukan terhadap parameter
mutu bunga potong krisan setelah transportasi 2. Menentukan perubahan mutu krisan setelah transportasi, dan
3. Menentukan kemasan primer yang sesuai untuk transportasi bunga krisan.
II. TINJAUAN PUSTAKA A.