E. Uji Organoleptik
Dari hasil uji organoleptik menunjukkan kemasan dan tumpukan tidak berpengaruh terhadap proses memperpanjang kesegaran bunga krisan potong,
dengan dapat dipertahankannya warna kuning, kesegaran mahkota, kelurusan mahkota dan penampakan keseluruhan. Hal ini diduga terjadi disebabkan oleh
kesulitan panelis dalam memberi skor setiap pengamatan visual dengan baik dan teliti karena sebagian panelis belum terbiasa melakukan organoleptik
untuk pengamatan bunga potong. Pengamatan visual bunga potong juga dipengaruhi emosi panelis pada saat pengamatan. Secara umum bunga potong
dinilai atas dasar rasa keindahan oleh karena itu pengujian organoleptik bunga potong krisan menghendaki adanya kondisi emosi yang baik pada saat
melakukan pengamatan.
Gambar 10. Uji organoleptik perlakuan terhadap skor hedonik kesegaran mahkota.
Gambar 11. Uji organoleptik perlakuan terhadap skor hedonik kelurusan tangkai.
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
5,00
H0 H2
H4 H6
WAKTU HARI KE
S E
G ARAN M
AHKO T
A A10
A20 B10
B20 C10
C20 D10
D20
1,50 2,00
2,50 3,00
3,50 4,00
4,50
H0 H2
H4 H6
WAKTU HARI KE
L URUS
AN T ANG
KAI A10
A20 B10
B20 C10
C20 D10
D20
Gambar 12. Uji organoleptik perlakuan terhadap skor hedonik warna.
Gambar 13. Uji organoleptik perlakuan terhadap skor hedonik Penampakan keseluruhan.
Secara umum, berdasarkan uji organoleptik selama masa pajangan panelis masih dapat menerima kondisi bunga krisan sampai hari ke-2 untuk
semua perlakuan. Dimulai hari ke-4 panelis menunjukkan penolakan terhadap semua perlakuan. Penolakan tersebut disebabkan warna bunga memudar dan
terdapat warna kecoklatan pada bagian pinggir mahkota bunga. Munculnya warna kecoklatan tersebut memberi kesan mahkota terbakar.
Pada bunga krisan, daun adalah bagian yang paling kritis karena mudah layu serta mudah mengalami bercak-bercak kecoklatan atau
kekuningan. Singleton, 1972 dalam Aryani 2002 menyatakan bahwa perubahan warna pada mahkota ataupun pada daun bunga krisan menjadi
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
H0 H2
H4 H6
WAKTU HARI W
ARNA A10
A20 B10
B20 C10
C20 D10
D20
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
H0 H2
H4 H6
WAKTU HARI P
E NA
M P
AK AN KE
S E
L UR
UH A
A10 A20
B10 B20
C10 C20
D10 D20
coklat atau kehitaman mungkin disebabkan karena oksidasi flavon, leucoantosianin
, adanya fenol dan akumulasi tannin pada sel tanaman. Faktor lain yang menentukan perubahan warna adalah terjadinya perubahan pH
vakuola. Peningkatan pH dapat disebabkan karena terjadinya pemecahan
protein dan pelepasan ammonia dalam sel tanaman.
Karbohidrat merupakan senyawa utama untuk aktivitas metabolisme bunga selama masa pajangan. Jika cadangan karbohidrat dalam jaringan
menipis maka terjadi hidrolisis protein menjadi polipeptida dan asam amino sehingga terjadi peningkatan ammonia. Hal ini terjadi untuk memenuhi
kebutuhan energi yang digunakan untuk proses metabolisme. Namun demikian, proses ini menyebabkan terbentuknya produk oksidatif yang dapat
mengakibatkan munculnya perubahan warna pada jaringan sel bunga.
F. Hubungan uji organoleptik warna dengan komponen warna