2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Umum Perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam
Perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam, secara keseluruhan merupakan bagian dari Selat Malaka yang terletak diantara Sabang, Pulo Aceh,
Pulo Nasi. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah utara berbatasan dengan Semenanjung Malaka. Arah pergerakan angin di
perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam dipengaruhi oleh 2 siklus angin muson, yaitu muson timur pada bulan Juni–Agustus, muson barat bulan
Desember–Februari, dan 2 siklus pancaroba yaitu pancaroba awal tahun pada bulan April–Mei, pancaroba akhir tahun bulan Oktober–Desember. SPL di
perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam berkisar antara 28.00–33.00
o
C. Sebaran suhu hampir merata di seluruh perairan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, hanya pada daerah-daerah yang memiliki muara sungai yang besar sebaran suhunya bervariasi. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan suhu
antara air tawar dan air laut BRR NAD-Nias, 2007.
2.2 Klasifikasi Ikan Cakalang dan Tongkol
Klasifikasi ikan cakalang menurut Linberg FAO,1991 adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata
Super class : Gnathostomata Class : Teleostemi
Sub class : Actinopterygii Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Scombroidei Family : Scombridae
Sub family : Scombrinae Tribe : Thunnini
Genus : Katsuwonus Species : pelamis
Gambar 2 Ikan cakalang Katsuwonus pelamis.
Tubuh cakalang berbentuk torpedo fusiform, memanjang dan bulat, memiliki tapis insang gill raker 53-62 buah. Terdapat dua sirip dorsal yang
terpisah, sirip yang pertama mempunyai 14-16 jari-jari keras sedangkan sirip kedua diikuti oleh 7-8 finle. Sirip dada pendek dan pada sirip perut diikuti oleh 7-8
finlet. Terdapat sebuah rigi-rigi yang lebih kecil pada masing-masing sisi dan sirip
ekor. Ciri lain cakalang pada bagian punggung berwarna biru agak violet hingga dada, sedangkan perut berwarna keputihan hingga kuning muda. Terdapat 4-9
garis-garis berwarna hitam yang memanjang pada bagian samping badan. Mempunyai 12-16 duri lemah pada sirip punggung kedua, serta mempunyai 7-9
finlet pada bagian perut Departemen Pertanian 1993 Gambar 2.
Ukuran panjang ikan cakalang umumnya bervariasi menurut wilayah perairan. Collette dan Nauen 1983 melaporkan bahwa ukuran fork length
maksimum ikan cakalang dapat mencapai hingga 108 cm dengan berat 32,5- 34,5 kg dengan ukuran yang umum tertangkap 40-80 cm dengan berat 8-10 kg.
Cakalang termasuk ikan perenang cepat dan mempunyai sifat makan yang rakus. Ikan jenis ini sering hidup bergerombol dan secara bersamaan melakukan
ruaya di sekitar pulau maupun jarak jauh. Ikan cakalang mencari makan berdasarkan penglihatan yang rakus terhadap mangsanya. Ikan cakalang luar
biasa rakus pada pagi hari, kemudian menurun pada tengah hari dan meningkat pada waktu senja Ayodhyoa, 1981.
Lebih jauh Matsumoto 1974 mengemukakan bahwa ikan cakalang mulai memijah ketika panjang sekitar 40 cm. Setiap kali memijah cakalang dapat
menghasilkan 1.000.000 – 2.000.000 telur. Fekunditas meningkat dengan meningkatnya ukuran tetapi sangat bervariasi, jumlah telur permusim pada ikan
betina dengan ukuran fork length 41-48 cm antara 8.000 – 2.000.000 telur. Cakalang memijah sepanjang tahun di perairan khatulistiwa, antara musim
semi sampai awal musim gugur di daerah sub tropis, dan waktu pemijahan akan semakin pendek dengan semakin jauh dari khatulistiwa. Pemijahan cakalang
sangat dipengaruhi oleh perairan panas, sebagian besar larva cakalang ditemukan di perairan dengan suhu di atas 24,00
o
C Matsumoto, 1974. Musim pemijahan cakalang ditentukan berdasarkan tingkat kematangan gonad dan
ditemukannya larva di perairan tersebut. Perbedaan ukuran cakalang pertama kali matang gonad dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, suhu perairan, letak
lintang dan bujur serta kecepatan pertumbuhan Nikolsky, 1963.
Klasifikasi ikan tongkol menurut Saanin 1984 adalah sebagai berikut : Phylum : Chordata
Subphylum : Vetebrata Class : Fisces
Sub class : Teleostei Ordo : Percomorphi
Sub Ordo : Scombroidea Family : Scombridae
Genus : Euthynnus Species : Euthynnus affinis
Gambar 3 Ikan tongkol Euthynnus affinis. Ciri-ciri morfologis ikan tongkol Euthynnus affinis, adalah sebagai berikut :
1. Bentuk badan memanjang seperti cerutu atau torpedo. 2. Memiliki dua sirip punggung, yaitu sirip punggung pertana berjari-jari keras
15 dan sirip punggung kedua berjari-jari lemah 13, diikuti 8-10 jari-jari sirip tambahang. Sirip dubur berjari-jari lemah 14, diikuti 6-8 jari-jari tambahang
dan terdapat dua lidahcuping interpelvic process diantara sirip perutnya. 3. Badan tanpa sisik, kecuali pada bagian korselet dan bagian rusuknya.
4. Pada batang ekornya, terdapat satu lunas kuat yang diapit dua lunas kecil. 5. Ukuran dapat mencapai panjang 100 cm, tetapi umumnya antara 50-60 cm.
6. Tubuh bagian atas berwarna biru kehitaman serta berwarna putih dan perak dibagian bawahnya.
7. Terdapat ban-ban hitam yang menyerong dan bergelombang, pada bagian atas garis rusuknya, serta noktah-noktah hitam diantara sirip dada dan perut.
Tongkol ini, tergolong ikan pelagis besar perenang cepat dengan daerah penyebaran terutama di Samudera Indonesia, Indonesia Timur, Selat Benggala,
Teluk Siam, Laut Cina Selatan, Philipina dan perairan Utara Australia Direktorat Jenderal Perikanan, 1979.
2.3 Tingkah Laku Serta Penyebaran Ikan Cakalang dan Tongkol