Sebaran Klorofil-a Secara Temporal dan Spasial

Tadjuddah, 2005 bahwa suhu air laut terutama di lapisan permukaan sangat tergantung pada jumlah bahang yang diterima dari sinar matahari. Hal ini terkait dengan munculnya musim peralihan pada bulan September dan Oktober tersebut Gambar 12. Penentuan kisaran SPL pada daerah penelitian dengan menggunakan hasil citra satelit Aqua MODIS level 3 masih memiliki kelemahan. Luasan sapuan sensor MODIS yang besar mangakibatkan kisaran SPL yang didapat masih dalam daerah yang luas resolusi rendah sehingga masih banyak terdapat flag yang harus dihilangkan. Disamping itu, satelit Aqua MODIS mengelilingi bumi pada sore hari sehingga data SPL pada saat untuk menentukan suatu daerah penangkapan ikan masih kurang akurat karena kegiatan penangkapan ikan tidak hanya dilakukan pada sore hari. Namun demikian, perubahan suhu mingguan di perairan tropis tidak terlalu signifikan.

5.2 Sebaran Klorofil-a Secara Temporal dan Spasial

Hasil pengamatan terhadap citra klorofil-a ditemukan bahwa secara umum rata-rata klorofil-a terendah terjadi pada bulan Mei 2007 dan tertinggi pada bulan Maret 2007. Rendahnya klorofil-a pada bulan Mei diduga adanya pengaruh musim peralihan barat-timur menuju ke musim timur Mei-Juni, sedangkan pada bulan Mei merupakan akhir musim peralihan barat-timur dimana intensitas penyinaran pada permukaan perairan berlangsung sangat kuat. Menurut Nontji 1993 menyatakan bahwa pada musim peralihan barat-timur arus dan angin pada musim sebelumnya masih cukup kuat. Sebaran klorofil-a pada musim barat Desember, Januari dan Februari secara visual terlihat lebih tinggi dan lebih dominan berada pada daerah Selat Benggala dan Laot Aceh, dan klorofil-a terendah terlihat pada daerah Selat Malaka. Hal ini disebabkan karena masih berpengaruhnya klorofil-a pada musim peralihan timur-barat yang cenderung lebih rendah. Sebaran klorofil-a secara spasial cenderung bergerak dari pesisir Kota Banda Aceh menyusup ke Selat Benggala bahkan sampai ke Selat Malaka Citra bulan Desember-Januari 2007 Gambar 13 A dan B. Tingginya klorofil-a pada bulan Maret 2007 dibanding bulan-bulan yang lain diduga disebabkan oleh faktor musim dimana pada bulan ini sudah memasuki muson barat-timur. Mulai menguatnya tiupan angin pada saat tersebut memungkinkan terjadinya turbulensi dari bawah lapisan permukaan dimana konsentrasi klorofil-a lebih tinggi karena proses sinking penenggelaman sampai ke lapisan termoklin. Parson et al. 1984 yang diacu dalam Syahdan 2005 menyatakan bahwa distribusi vertikal klorofil-a di laut pada umumnya berbeda menurut waktu, dimana suatu saat ditemukan maksimum di dekat permukaan, namun di lain waktu mungkin lebih terkosentrasi di bagian bawah eufotik. Hal ini didukung oleh kenyataan yang didapatkan oleh Setiapermana et al 1992 di Lautan Hindia bagian timur dan Arinardi 1995 di Teluk Jakarta yang menunjukkan adanya perbedaan distribusi klorofil-a pada musim yang berbeda. Dari pengamatan sebaran klorofil-a di perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam diperoleh bahwa rata-rata konsentrasi klorofil-a tertinggi dijumpai pada musim muson timur barat tahun 2006 dan muson barat-timur tahun 2007, sedangkan rata-rata konsentrasi klorofil-a terendah dijumpai pada musim muson barat-timur tahun 2006 dan muson timur barat tahun 2007 Tabel 4. Rata-rata konsentrasi klorofil-a di perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan musim tahun 2006 dan 2007 adalah pada musim barat 0,29 mgm 3 dan 0,37 mgm 3 , musim barat-timur 0,25 mgm 3 dan 0,41 mgm 3 , musim timur 0,27 mgm 3 dan 0,36 mgm 3 dan musim timur barat 0,32 mgm 3 dan 0,26 mgm 3 Tabel 4. Gabric dan Parslow 1989 yang diacu dalam Syahdan 2005 mengemukakan bahwa laju produktifitas primer di lingkungan ditentukan oleh faktor fisik. Faktor fisik utama yang mengontrol produksi fitoplankton di perairan eutropik adalah percampuran vertikal, penetrasi cahaya di dalam kolom air dan laju tenggelam sel fitoplankton. Percampuran vertikal massa air sangat berperan dalam menyuburkan kolom perairan yaitu dengan mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke lapisan permukaan. Dengan meningkatnya nutrien pada lapisan permukaan dan dibantu dengan penetrasi cahaya matahari yang cukup di dalam kolom perairan dapat meningkatkan laju produktifitas primer melalui aktifitas fotosintesis fitoplankton.

5.3 Variabilitas CPUE Ikan Cakalang dan Tongkol