Faktor Pembentuk Konsep Diri

2.2.2 Faktor Pembentuk Konsep Diri

Pembentukan konsep diri pada manusia sesungguhnya melalui proses yang panjang dan terus-menerus sejak lahir hingga dewasa. Proses itu dimulai dari pola asuh orang tua, bentukan bahasa yang digunakan, imitasi, permainan peran, sehingga mulai muncul identitas diri yang diterimanya yang menghubungkan dirinya dengan kehidupan sosial yang sedang berlangsung dalam keluarga dan kelompok-kelompok lain, dan akhirnya dalam komunitas itu secara keseluruhan Hasbiansyah, 1997 Konsep diri terbentuk oleh kesadaran akan diri dengan melakukan penilaian langsung terhadap dirinya sendiri, juga terbentuk karena kesadaran akan kehadiran orang lain yang menilainya atau diduga menilainya. Komentar orang lain tentang seseorang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang menilai dirinya. Komentar atau perlakuan orang lain tersebut dapat digunakannya untuk memperkuat, melegitimasi, atau mengubah persepsi tentang dirinya. Tidak semua orang lain memiliki pengaruh yang sama terhadap seseorang, ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengannya. George Herbert Mead Rakhmat, 1993 menyebutnya significant others. Significant others meliputi orang tua, saudara-saudara, famili, dan sebagainya, yang mempengaruhi perilaku, pikiran, dan perasaan seseorang secara intens. Semakin luas pergaulan, semakin banyak pula ia mengumpulkan penilaian orang lain tentang dirinya. Seluruh penilaian dari significant others dan lain-lainnya itu kemudian dihimpun menjadi satu kesatuan penilaian. Keseluruhan pandangan orang lain tersebut dinamakan generalized others. Selain identitas unik yang sering disebut dengan konsep diri personal, juga ada aspek sosial dari diri yang kita bagi dengan orang lain Brewer Gardner, 1996 dalam Baron, 2004. Bagian dari siapa kita dan bagaimana kita berpikir tentang diri kita sendiri ditentukan oleh identitas kolektif yang disebut sebagai diri sosial social self. Diri sosial, juga terdiri dari dua komponen: 1 berasal dari hubungan interpersonal dan 2 berasal dari keanggotaan pada kelompok yang lebih besar dan kurang pribadi seperti ras, etnis, dan budaya. Berdasarkan hasil penelitian dalam mempelajari tiga kelompok pra remaja, remaja awal, dan remaja akhir, konsep diri sosial menjadi semakin terdiferensiasi dan didefinisikan dengan baik seiring dengan bertambahnya usia. Menurut Pikunas dalam Mudaris dan Mardiyati, 2004, pada pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, teman sebaya peer group, dan kelompok acuan reference group mulai memegang peranan penting dalam menggantikan kedudukan orang tuanya, sebagai pembentuk utama konsep diri anak. Anak mulai mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok seusia mereka dan mengadopsi tingkah laku kelompok sebayanya dari jenis kelamin yang sama dengan dirinya. Pada akhir masa anak-anak keadaan konsep diri anak akan stabil. Puspasari 2007 merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu: a Pengaruh keterbatasan ekonomi Pada lingkungan dengan keterbatasan ekonomi akan menghasilkan permasalahan perkembangan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan aktualisasi diri. Kesulitan hidup secara finansial maupun ekonomi, akan menghasilkan konsep diri yang rendah. Salah satu contohnya adalah dimana beberapa anak menunjukkan tanda-tanda depresi akibat pada usia mereka adanya tuntutan untuk mencari nafkah keluarga. b Pengaruh kelas sosial Contohnya adalah pada ras-ras tertentu terdapat karakteristik konsep diri yang unik satu sama lain. Ras kulit hitam yang dianggap kaum minoritas cenderung untuk bersifat defensif terhadap kritik, agresif dan mempunyai nilai konsep diri yang rendah. c Pengaruh usia terhadap konsep diri. Pada beberapa individu, konsep diri dapat meningkat atau menurun sesuai kondisi atau pengalaman dari individu itu sendiri. Konsep diri menurut Puspasari 2007 dapat dilihat dari aspek-aspek berikut ini: • Konsep diri skala kemampuan fisik Konsep diri skala kemampuan fisik didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mendeskripsikan dirinya dalam melakukan kegiatan yang bersifat menguji kemampuan fisik. • Konsep diri skala penampilan fisik Konsep diri yang berkaitan dengan penampilan fisik merupakan deskripsi seseorang terhadap penampilan fisiknya. Proses deskripsi bisa dilakukan dengan membandingkan diri sendiri, penilaian yang dilakukan dengan membandingkan diri dengan orang lain, ataupun penilaian yang berasal dari penilaian orang lain mengenai diri kita. • Konsep diri skala hubungan dengan lawan jenis Konsep diri yang menyangkut deskripsi diri yang berkaitan dengan proses sosial dengan lawan jenis. • Konsep diri skala hubungan dengan teman yang berjenis kelamin sama Deskripsi diri remaja yang terbentuk sebagai akibat proses dengan teman yang memiliki jenis kelamin yang sama. • Konsep diri hubungan dengan orang tua Gambaran mengenai bagaimana anak mendeskripsikan dirinya terhadap hubungan antara anak dengan orang tuanya sendiri. • Konsep diri terhadap sikap jujur dan percaya Konsep diri yang berkaitan dengan bagaimana seorang anak mendeskripsikan dirinya terhadap sikap jujur dan percaya terhadap orang lain. ketidakjujuran akan menyebabkan seseorang salah memahami deskripsi diri yang ada pada dirinya, sedangkan anak yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap hubungannya dengan orang lain akan memiliki keterbukaan dalam mengungkapkan deskripsi dirinya. Seorang anak yang menghadapi tekanan cenderung untuk mempertahankan diri dengan cara berbohong ataupun lari dari masalah. • Konsep diri kestabilan emosi Konsep diri yang berkitan dengan proses pengendalian emosi pada diri individu. Individu yang cenderung sulit untuk mengendalikan emosinya akan mudah marah, selalu merasa khawatir dan terancam ataupun mudah resah. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang dapat mengendalikan emosinya umumnya jarang menunjukkan emosi negatif kepada orang lain ataupun terlalu terbawa emosi pada kegiatan sehari-harinya. • Konsep diri akademis umum Alat ukur ini mencoba untuk melihat konsep diri seseorang terhadap kemampuan akademisnya. Pada anak dengan usia sekolah, konsep diri akan kemampuan akademis atau keberhasilan dirinya di sekolah dapat digunakan untuk mengembangkan konsep diri yang dimiliki. • Konsep diri umum Konsep diri umum merupakan generalisasi pemahaman konsep diri, tanpa spesifik melihat deskripsi apa yang dilihat secara khusus. Konsep diri ini digunakan untuk melihat kemampuan menghargai diri sendiri dan membangun rasa percaya diri.

2.3 Kerangka Pemikiran