12. Anak dengan hasil kuisioner menunjukkan gangguan kualitas hidup yang berat akan ditindaklanjuti dengan konseling ke ahli psikologi anak.
3.9. Alur Penelitian
3.10. Identifikasi Variabel Variabel bebas
Skala
Lama menjalani fisioterapi kategorikal
Variabel tergantung Skala
Kualitas hidup numerik
Populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria inklusi
Anak yang mendapat terapi fisik
≥ 10 bulan Anak yang mendapat
terapi fisik 10 bulan
Penilaian kualitas hidup dengan CP QOL-child
Universitas Sumatera Utara
3.11. Definisi Operasional
a. Palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik, gangguan bersifat tidak
progresif dan tidak episodik.
14
b. Gross Motor Function Classification System GMFCS adalah klasifikasi fungsional berdasarkan kemampuan untuk bergerak dengan lebih
menekankan pada duduk, berpindah tempat, dan terbagi dalam 5 tingkatan gangguan motorik:
20
• GMFCS usia 4-6 tahun Tingkat I: Anak duduk di kursi tanpa bantuan penyangga tangan. Anak
bangkit dari lantai atau kursi untuk berdiri tanpa alat bantu. Anak dapat berjalan di dalam dan di luar ruangan, dan menaiki tangga. Anak
mempunyai kemampuan untuk berlari dan melompat. Tingkat II: Anak duduk dengan kedua tangan bebas untuk memegang
benda. Anak bangkit dari lantai atau kursi untuk berdiri sering membutuhkan permukaan yang stabil untuk dapat menarik atau
mendorong dengan tangan mereka. Anak berjalan tidak membutuhkan alat bantu penyangga tangan di dalam ruang dan untuk jarak yang dekat
di luar ruang. Anak dapat menaiki tangga dengan berpegangan pada pinggiran tangga, tapi tidak dapat berlari atau melompat.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat III: Anak duduk di kursi biasa namun membutuhkan penyangga panggul dan badan untuk memaksimalkan fungsi lengannya. Anak
bangkit meninggalkan kursi duduk dengan menggunakan permukaan yang stabil untuk menarik atau mendorong dengan lengannya. Anak
berjalan dengan bantuan penyangga tangan dan menaiki tangga dengan bantuan orang dewasa. Anak sering digendong pada perjalanan jauh atau
pada medan yang tidak rata. Tingkat IV: Anak duduk di kursi namun membutuhkan susunan duduk
adaptif untuk mengontrol badan dan memaksimalkan fungsi tangan. Anak bangkit meninggalkan kursi duduk dengan bantuan orang dewasa atau
pada permukaan yang stabil untuk menarik dan mendorong dengan lengannya. Anak dapat berjalan baik pada jarak dekat dengan walker dan
pengawasan orang tua tetapi mempunyai kesulitan untuk mengubah dan mempertahankan keseimbangan pada permukaan yang tidak rata. Anak
digendong dalam masyarakat. Anak dapat bergerak sendiri dengan menggunakan kursi roda listrik.
Tingkat V: Gangguan fisik membatasi kontrol gerakan dan kemampuan mempertahankan antigravitasi kepala dan bentuk tubuh. Seluruh fungsi
motorik terbatas. Keterbatasan fungsi dalam duduk dan berdiri yang tidak sepenuhnya dapat dikompensasi dengan menggunakan alat bantu. Pada
tingkat V anak tidak mempunyai kemampuan bergerak sendiri dan selalu
Universitas Sumatera Utara
digendong. Beberapa anak dapat bergerak sendiri dengan menggunakan kursi roda listrik dengan adaptasi yang luas.
• GMFCS usia 6-12 tahun Tingkat I: Anak berjalan di rumah, sekolah, di luar ruangan, dan di dalam
masyarakat. Anak dapat berjalan menaiki dan menuruni trotoar tanpa penyangga badan dan menaiki tangga tanpa berpegangan pada pinggir
tangga. Anak dapat melakukan kemampuan motorik kasar seperti berlari dan melompat, namun kecepatan, keseimbangan, dan koordinasi
terbatas. Anak dapat berpatisipasi dalam aktivitas fisik dan olahraga bergantung pada pilihan sendiri dan faktor lingkungan.
Tingkat II: Anak berjalan pada sebagian besar tempat. Anak mengalami kesulitan berjalan jauh dan keseimbangan di tempat yang tidak rata,
tempat mendaki, tempat ramai, tempat tertutup, atau ketika membawa benda. Anak naik dan turun tangga dengan berpegangan pada pinggir
tangga atau dengan bantuan penyangga badan jika tidak ada pinggir tangga. Di luar ruangan dan dalam masyarakat anak dapat berjalan
dengan penyangga badan, alat mobilitas penyangga tangan, atau alat mobilitas beroda ketika pergi jarak jauh. Anak hanya memiliki kemampuan
motorik kasar minimal seperti berlari dan melompat. Keterbatasan dalam
Universitas Sumatera Utara
ketrampilan motorik mungkin memerlukan adaptasi agar dapat berpartisipasi pada kegiatan fisik dan olahraga.
Tingkat III: Anak berjalan dengan menggunakan alat mobilitas penyangga tangan di dalam ruangan. Ketika duduk, anak mungkin membutuhkan
sabuk pengaman untuk keselarasan panggul dan keseimbangan. Perpindahan dari duduk untuk berdiri atau dari lantai untuk berdiri
memerlukan bantuan fisik dari orang lain atau dukungan tempat. Ketika pergi jarak jauh, anak menggunakan beberapa bentuk mobilitas beroda.
Anak dapat naik dan turun tangga dengan berpegangan pada pinggir tangga dengan pengawasan atau penyangga badan. Keterbatasan
berjalan mungkin memerlukan adaptasi agar dapat berpartisipasi pada kegiatan fisik dan olahraga termasuk mendorong sendiri kursi roda
manual atau kursi roda listrik. Tingkat IV: Anak menggunakan metode mobilitas yang membutuhkan
penyangga badan atau mobilitas listrik pada berbagai situasi. Anak memerlukan duduk adaptif untuk mengontrol tubuh dan panggul, dan
penyangga badan pada sebagian besar perpindahan. Di rumah anak menggunakan mobilitas lantai berguling, merayap, merangkak, berjalan
jarak pendek dengan penyangga badan atau menggunakan mobilitas listrik. Bila diposisikan anak memerlukan walker penyangga tubuh di
rumah atau di sekolah. Di sekolah, di luar ruangan, dan dalam masyarakat anak dibawa dengan kursi roda manual atau listrik.
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan dalam pergerakan memerlukan adaptasi agar dapat berpartisipasi pada kegiatan fisik dan olahraga termasuk penyangga
badan dan atau mobilitas listrik. Tingkat V: Anak dibawa dengan kursi roda manual dalam berbagai situasi.
Anak memiliki keterbatasan dalam kemampuan mempertahankan antigravitasi kepala dan postur tubuh, dan mengontrol pergerakan lengan
dan kaki. Bantuan teknologi diperlukan untuk memperbaiki kesejajaran kepala, duduk, berdiri, dan atau bergerak, namun keterbatasan tidak
sepenuhnya dapat dikompensasi dengan peralatan. Perpindahan memerlukan bantuan fisik lengkap dari orang dewasa. Di rumah anak
mungkin dapat bergerak jarak pendek di lantai atau digendong orang dewasa. Anak mungkin dapat bergerak sendiri menggunakan mobilitas
listrik dengan adaptasi yang luas untuk duduk dan mengontrol jalan. Keterbatasan mobilitas memerlukan adaptasi agar dapat berpartisipasi
pada kegiatan fisik dan olah raga termasuk penyangga tubuh dan menggunakan mobilitas listrik.
c. Spastisitas dikarakteristikkan dengan peningkatan tonus otot berupa fleksi pasif disepanjang kelompok otot suatu sendi.
18
d. Diskinesia adalah gerakan abnormal yang bertambah berat saat akan memulai pergerakan. Dapat berupa koreoatetosis dan distonia.
Koreoatetosis adalah gerakan yang tidak disadari dan tidak bertujuan.
Universitas Sumatera Utara
Distonia adalah perubahan abnormal tonus otot secara keseluruhan yang dipicu oleh pergerakan.
21
e. Diplegi adalah keterlibatan motorik terutama pada ekstremitas bawah bilateral.
15
f. Hemiplegi adalah keterlibatan ekstremitas atas dan bawah unilateral.
15
g. Kuadriplegi tetraplegi adalah disfungsi keempat ekstremitas.
15
h. Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi subjektif individu terhadap kedudukannya dalam kehidupan,
meliputi berbagai komponen kehidupan seperti sistem nilai dan budaya di tempat tinggalnya dalam hubungannya
dengan tujuan, harapan, norma dan perhatian yang dimiliki. Dinilai dengan
menggunakan CP QOL-child.
10,12
i. CP QOL-child adalah kuisioner yang digunakan untuk menilai kualitas hidup anak palsi serebral, dirancang untuk anak umur 4-12 tahun. Ada 7
aspek kehidupan yang dinilai yaitu: 1 kemampuan sosial dan penerimaan, 2 partisipasi dan kesehatan fisik, 3 status fungsional, 4
emosi, 5 nyeri dan dampak kecacatan, 6 akses ke tempat pelayanan kesehatan, 7 kesehatan keluarga.
10,11,22
Masing-masing pertanyaan mempunyai 9 tingkatan, mulai dari 1 sangat tidak bahagia sampai 9
sangat bahagia kecuali untuk pertanyaan ke 47 yang terdiri dari 5 kriteria. Selanjutnya tiap tingkatan diberi nilai 0-100 dengan perincian 1=0; 2=12,5;
3=25; 4=37,5; 5=50; 6=62,5; 7=75; 8=87,5; 9=100. Untuk pertanyaan ke 47 mempunyai perincian 1=0; 2=25; 3=50; 4=75; 5=100. Nilai dari seluruh
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan dijumlahkan dan diambil nilai rata-ratanya. Kemudian dibandingkan nilai rata-rata antara kedua kelompok.
j. Fungsi fisik adalah setiap pergerakan tubuh yang menghasilkan peningkatan output energi.
9
k. Partisipasi adalah keterlibatan dalam situasi kehidupan dan merupakan interaksi antara individu dengan kesehatan fisik, sosial dan lingkungan.
36
l. Fungsi sosial adalah upaya untuk membentuk dan mempertahankan hubungan sosial yang diperkuat oleh faktor lingkungan dan interaksi
positif.
29
m. Status fungsional adalah kapasitas anak untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
29
n. Terapi fisik adalah bentuk pengobatan dengan latihan dan peralatan khusus agar anak dapat memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan kemampuan fisiknya. Disebut juga fisioterapi.
31
o. Penyakit neurodegeneratif adalah penyakit akibat kerusakan neuron dan serabut mielin, yang bermanifestasi berupa gangguan motorik ataksia
dan mempengaruhi ingatan demensia.
2
p. Penyakit psikiatri adalah penyakit gangguan mental yang meliputi kelainan afektif, kognisi, dan persepsi.
2
q. Obat-obatan anti spastisitas adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi kekakuan dan ketegangan otot pada palsi serebral seperti
baclofen, botulinum toxin A.
37
Universitas Sumatera Utara
3.12. Pengolahan dan Analisa Data